PRINSIP KESEIMBANGAN DALAM ISLAM
update 02-07-2014
update 02-07-2014
Bila kita pelajari Al Qur’an secara
seksama, dapat kita simpulkan bahwa Wahyu Islami yang diajarkan oleh Rosulullah
Muhammad SAW menampilkan adanya suatu keseimbangan antara kehidupan duniawi dan
kehidupan ukhrowi (akherat).
Kata
Rosulullah : Yang paling baik dalam segala hal adalah yang
dipertengahan.
Bila kita terlalu berlebihan
mengejar kesenangan duniawi, maka kita akan terperosok menjadi manusia yang
serakah, sebaiknya bila kita terlalu mengejar akhirat maka kita akan bisa
menjadi manusia apatis yang tidak peduli lagi kepada keadaan di sekitar kita. Padahal menurut ajaran Islam iman dan amal
saleh harus seimbang dan tali silaturahmi harus tetap dijaga. Sebagai manusia kita pun harus senantiasa
mensyukuri karunia Allah yang tiada terbatas, tak bisa terhitung lagi.
Dan carilah dengan apa yang
dianugerahkan Allah untuk kebahagiaan akhirat, dan janganlah
kamu lupakan bagianmu dari kenikmatan duniawi
dan berbuatlah kebaikan sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi, sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berbuat kerusakkan ( AL QASHASH 28 : 77 )
Berjuanglah untuk duniamu
seolah-olah engkau akan hidup selamanya dan persiapkanlah untuk akhiratmu
seolah-olah engkau akan mati besok ( HADITS ).
Ditimpakan kepada mereka kehinaan
dimanapun mereka berada, kecuali bila mereka menjaga hubungan dengan Allah dan
hubungan dengan sesama manusia
(ALI IMRAN 3 : 112).
Dia memberimu pendengaran,
penglihatan dan hati ( fuad ) agar
kamu bersyukur
( AN NAHL 16 : 78 ).
Dia-lah yang telah menciptakan bagi
kamu sekalian, pendengaran, penglihatan dan hati (
fuad ). Namun sedikit saja kamu bersyukur ( AL MU’MINUN 23 : 78 )
Mereka mempunyai hati
( qolbu ) yang dengan itu
mereka memahami ( merasakan ) atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka
mendengar, karena sesungguhnya bukan matanya yang buta, tapi hatinya ( AL HAJJ
22 : 46 )
Dari ayat-ayat diatas jelas bahwa
qolbu untuk proses pembelajaran, sedangkan untuk bersyukur kepada Allah,
berkomunikasi dengan Allah, adalah fuad, hati yang bersih. Dalam dada ada qolbu, dalam qolbu ada fuad,
dalam fuad ada syagofa, dalam syagofa ada sir, di dalam sir ada Aku … ( Hadits qudsi )
Allah menciptakan manusia sebagai
makhluk yang paling sempurna, karena mempunyai mata, telinga, hati dan ruh. Tuhan memberikan kebebasan kepada manusia
untuk memilih jalan kehidupannya masing-masing.
Jalan kebaikan atau jalan kejahatan, jalan terang ( Sifat Jamal ) atau
jalan gelap ( Sifat Jalal ). Sifat Jamal
atau Sifat Jalal serta semua Sifat-Sifat Allah yang berpasangan dan saling
bertentangan itu berada dalam Ke-Esa-anNYA, semuanya berada dalam ketentuan
kudrat dan irodat-NYA. Sifat baik dan
sifat jahat yang saling bertentangan itu disebutnya nafs. Tanpa nafs manusia tidak punya daya juang
untuk mencapai cita-citanya. Nafsu ini
bisa baik namun lebih cenderung kepada kejahatan. Walaupun Allah sudah memberikan peringatan,
namun bagi manusia yang tidak bersyukur, dia sering membangkang, karena nafsu
jahatnya yang muncul, menghalalkan segala cara. Setiap jalan yang ditempuh mempunyai
konsekwensi sesuai dengan ketentuan hukum-hukum Allah. Misalnya manusia berbuat
kejahatan, konsekwensinya adalah masuk penjara. Mungkin kita berpendapat bahwa
penjara adalah tempat yang buruk seperti neraka, tapi walaupun demikian
ternyata penjara merupakan Kawah Candradimuka, tempat penggemblengan lahir
bathin bagi mereka yang mau berpikir untuk kembali kepada Allah… Oleh karena itu banyak orang yang mendapat
Taufik dan Hidayah Allah di dalam penjara. Itulah ketentuan hukum-hukum Allah Yang Maha
Rahman dan Maha Rahim, dibalik hukuman yang diberikan Allah, selalu ada hikmah
bagi mereka yang mau berpikir. Rahmat dan
ampunan Allah jauh lebih besar dan lebih mendahului dari pada kemurkaan-NYA.
Wahai hamba-hambaku yang telah
melampaui batas terhadap diri sendiri, janganlah kamu berputus asa atas Rahmat
Allah yang akan mengampuni semua dosa, sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang
( AZ-ZUMAR 39 : 53 )
Allah Maha Lembut terhadap
hamba-hambanya ( AS- SYURA 42 : 19 )
Janganlah engkau mengikuti hawa
nafsu, karena ia akan menyesatkanmu dari jalan Allah ( SHAAD 38 : 26 )
Sesungguhnya nafsu itu selalu
menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi Rahmat oleh Tuhan-ku,
sesungguhnya Tuhan-ku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang ( YUSUF 12 : 53 )
Sesungguhnya beruntunglah
orang-orang yang mensucikan jiwaya dan sesungguhnya merugilah orang-orang yang
mengotorinya ( ASY-SYAM 91 : 9-10 )
Siksa-KU akan Aku timpakan kepada
siapa yang Aku kehendaki dan Rahmat-Ku meliputi segala sesuatu ( AL A’RAF 7 : 156
)
Inilah jalan yang lurus menuju
kepada-KU ( AL HIJR 15 : 41 )
Jangan ikuti jalan-jalan lain ( AL
AN’AM 6 : 153 )
Inilah jalanku, aku mengajak kamu
kepada Allah dengan penglihatan yang nyata
( YUSUF 12 : 108 )
Barang siapa membawa amal baik maka
baginya ( pahala ) sepuluh kali lipat
amalnya dan barang siapa berbuat jahat maka dia tidak diberi pembalasan
melainkan simbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dirugikan
( AL AN’AM 6 : 160 )
Barang siapa yang menghendaki pahala
di dunia saja ( maka ia merugi ) karena di sisi Allah ada pahala dunia dan
akhirat dan Allah Maha Mendengar dan Maha Melihat ( AN NISAA 4 : 134 )
Dan Kami tunjukkan kepadanya dua
jalan, akan tetapi dia tidak mau menempuh jalan yang mendaki lagi sukar. Tahukah kamu jalan
yang mendaki
itu ???
( AL BALAD 90 : 10-12 )
Sesungguhnya kamu melalui tingkat
demi tingkat
( AL INSYIQAAQ 84 :19 )
Cahaya di atas cahaya, Tuhan akan
membimbing dengan Cahaya-Nya kepada Cahayanya bagi yang Dia kehendaki ( AN-NUUR 24 : 35 )
Perjalanan hidup manusia bukan
seperti garis lurus, tapi seperti pada saat kita Thawaf, mulai dari satu titik,
kembali ke titik semula. Kita berasal
dari Allah akan kembali kepada Kesucian
Allah disertai Rahmat-NYA yang luar biasa besarnya.
Kita hidup di dunia sebagai tamu Allah
yang hanya sekedar singgah. Kita harus
bisa menempatkan diri, mengerti tata krama, tidak semena-mena bahkan merusak
kelestarian alam. Kita harus mengikuti
peraturan Allah jangan membuat kerusakan serta membuat murka Allah Sebagai Pemilik
Alam Semesta ini.
Hiduplah di dunia ini sebagai
musafir yang hanya sekedar singgah ( HADITS )
PEDOMAN HIDUP UMAT ISLAM
Sebelum wafat Rosulullah SAW berwasiat
:
Aku tinggalkan untuk kamu sekalian dua
perkara ( pusaka ),
tidak akan kamu sekalian tersesat selama kamu sekalian berpegang teguh kepada
keduanya, yaitu Kitabullah ( Al Qur’an ) dan sunah Rosulnya.
Perhatikan Firman Allah :
Sesungguhnya di dalam diri
Rosulullah terdapat suri tauladan yang baik bagi orang-orang yang mengharapkan
Allah dan hari akhirat serta sering mengingat Allah ( AL AHZAB 33 : 21 )
Katakanlah, jika kamu mencintai
Allah maka ikutilah aku ( Muhammad ) , niscaya Allah akan mencintaimu ( ALI
IMRAN 3 : 31 )
Dialah Jibril yang menurunkan Al
Qur’an kedalam kolbu-mu dengan seizin Allah
( AL BAQARAH 2 : 97 ).
Dia memberi petunjuk kepada hatinya
( AT-TAGABUN 64 : 11 )
Sesungguhnya Al Qur’an yang mulia
berada pada kitab yang terpelihara, tidak tersentuh kecuali oleh mereka yang
disucikan ( AL WAQI’AH 56 : 77-78 ).
Kami turunkan ( Al Qur’an ) dengan
kebenaran dan dengan kebenaran dia turun
( AL ISRA 17 : 105 )
Al Qur’an itu Nur
( AS SYURA 42 : 52 )
Al Qur’an dan Sunah Rosul merupakan
pedoman hidup bagi seluruh umat manusia khususnya umat Islam. Al Qur’an sebagai pusaka dari Rosulullah bukan untuk dijadikan barang
antik yang dikeramatkan, namun harus dibaca, dipelajari,
dipahami dan diamalkan untuk mencapai keridhoan Allah. Di dalam Al Qur’an terkandung semua aspek
kehidupan umat manusia. Al Qur’an
menjelaskan dan memutuskan dengan benar apa-apa
yang diperselisihkan oleh umat manusia.
Dengan Kebenaran Al Qur’an diturunkan. Berarti Yang Maha Benar senantiasa
mendampingi Al Qur’an pembawa kebenaran yang diturunkan ke dalam qalbu Muhammad
SAW dan ke dalam qolbu orang-orang yang beriman … Allah senantiasa memberikan
petunjuk dan bimbingan-Nya kepada orang-orang yang hatinya bersih, itulah
mereka yang disucikan Allah, mereka itulah yang bisa menyentuh bahkan menerima
hikmah Al Qur’an, sehingga hatinya terang benderang karena Al Qur’an adalah An-Nuur
dan An-Nuur adalah Allah dan Allah adalah Cahaya langit dan bumi ( AN NUUR
24 : 35 )
Dengan demikian Al Qur’an bukan ciptaan
Muhammad SAW, beliau hanya sebagai perantara. Yang Maha Benar senantiasa
mendampingi Al Qur’an untuk menjaga keaslian dan kelestariannya.
Tiadakah mereka itu merenungkan Al
Qur’an ? Seandainya Al Qur’an itu ( berasal )
dari selain Allah, tentu mereka akan menemukan banyak pertentangan di
dalamnya
( AN NISA 4 : 82 ).
Oleh karena itu, sebagai umat Islam
kita harus bersyukur, karena mempunyai kitab suci Al Qur’an serta suri tauladan
dari Rosulullah sebagai pedoman hidup kita. Seperti kita ketahui bahwa tidak satu ayatpun
di dalam Al Qur’an yang isinya saling bertentangan, akan tetapi justru antara
ayat yang satu dengan ayat lainnya saling menunjang, saling berkaitan dan saling
menjelaskan. Hal ini merupakan salah satu bukti bahwa Al
Qur’an berasal dari Allah, bukan buatan manusia. Silahkan bandingkan dengan kitab lainnya yang
bukan Al Qur’an …
Qolbu adalah ujung paling bawah dari
sumbu komunikasi kepada Allah. Qolbu merupakan pintu masuk ke alam ghoib. Hanya
qolbu yang bisa ma’rifah kepada Allah. Di
dalam qolbu mukmin ada cahaya yang meneranginya. Dalam hal ini mata hati seorang mukmin tentu
tidak buta, nalurinya tajam. Mata hati
yang disebut nurani, berasal dari kata
Nur Aini karena di dalamnya ada Cahaya
Yang Maha Melihat. Oleh karena itu manusia menjadi
saksi atas dirinya sendiri.
Di dalam qolbu mukmin ada Al
Quran yang hakiki.
Firman Allah :
Dialah Jibril yang telah menurunkan
Al Qur’an ke dalam qolbumu atas izin Allah
( AL BAQARAH 2 : 97 )
( Al Qur’an ) ini adalah ayat-ayat yang nyata
di dalam hati orang-orang yang diberi ilmu dan hanya orang-orang durjana yang
mengingkari ayat-ayat Kami
( AL ANKABUT 29 : 49 .)
Dia (Allah)
akan memberi petunjuk kepada Hatinya (
AT-TAGABUN 64 : 11 )
Sesungguhnya
Al Qur’an yang mulia berada pada kitab yang terpelihara dan tidak tersentuh
kecuali oleh mereka yang di sucikan ( AL WAQI’AH 56 : 77-78 )
Sesungguhnya pada yang demikian itu
terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai mata hati ( ALI IMRAN 3 : 13 )
Di dalam diri manusia ada Cahaya
Yang Maha Melihat ( AL QIYAMAH 75 : 14 )
Allah akan membimbing dengan
Cahayanya kepada Cahayanya bagi siapa
yang Dia kehendaki
(AN
NUUR 24 : 35).
Barang siapa yang hatinya dibuka
oleh Allah kepada Islam ( fitrah ), maka dia itu mendapat Nur dari Tuhan-nya (
AZ-ZUMAR 39 : 22 )
Dan Demikianlah Kami wahyukan
kepadamu Muhammad, wahyu dengan perintah Aku, sebelumnya kamu Muhammad tidaklah
kamu mengetahui apa itu Al Qur’an dan apa itu iman, tetapi Aku jadikan Al
Qur’an itu Nur
sebagai petunjuk bagi siapa-siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba
Kami dan sesungguhnya kamu Muhammad diberi petunjuk kepada jalan yang lurus (
ASY-SYURA 42 : 52 )
Inilah Al Qur’an yang tiada
diragukan, suatu petunjuk bagi mereka yang takwa
( AL BAQARAH 2 : 2 ).
Alif-Lam-Ra. Ini adalah ayat-ayat
kitab yang nyata. Aku turunkan Al Qur’an
dalam bahasa Arab agar kamu memahaminya…(
YUSUF 12 : 2 ).
Ha-Mim. Demi kitab yang menerangkan.
Sesungguhnya Kami menjadikan Al Qur’an dalam bahasa Arab agar kamu memahaminya ( AZ-ZUKHRUF 43 : 1-3 )
Tiada Kami mengutus seorang Rosul
kecuali dengan bahasa kaumnya
sendiri untuk memberi penjelasan kepada mereka, lalu Allah menyesatkan siapa
yang Dia kehendaki dan membimbing siapa yang Dia kehendaki ….. ( IBRAHIM 14 : 4
)
Kenapa dalam bahasa Arab ??? Mungkin
karena Rosulullah SAW adalah bangsa Arab bukan bangsa Indonesia. Atau mungkin juga bahasa Arab
tanpa huruf Ain
yaitu bahasa
Rab seperti yang diucapkan Rosulullah :
Ana A’rabun bilaa a’in. Aku adalah Arab tanpa ain. Oleh karena bahasa Al Qur’an adalah bahasa Rab maka keindahannya tiada
seorangpun yang sanggup membuat tandingannya.
Tidak sekedar keindahan bahasanya saja namun juga ada mukjizat didalamnya. Pada
saat ayat-ayat Al Quran itu dibacakan, akan memancarkan getaran yang bisa
menembus hati sanubari orang Arab Quraisy yang mendengarnya saat itu, sehingga
banyak yang masuk Islam. Mukjizat
getaran ayat-ayat Al Quran ini sering dipakai untuk pengobatan ruqyah.
Bahasa Arab merupakan bahasa yang
sangat kaya akan perbendaharaan kata-katanya serta mempunyai makna
yang mudah dicerna
oleh bangsa-bangsa lain, sehingga menarik minat bangsa lain untuk mempelajari dan
memahami Al Qur’an.
Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran
bagimu
( AL BAQARAH 2 : 185 ).
Sesungguhnya telah
kami mudahkan
Al Aqur’an dalam bahasa-mu…
( MARYAM 19 : 97 , AD-DUKHAN 44 : 58
)
Sesungguhnya telah Kami
mudahkan Al Qur’an untuk dipelajari,
maka adakah orang-orang yang mengambil pelajaran ( AL QOMAR 54 : 17, 22, 32, 40
)
Sesungguhnya dalam Al Qur’an itu
terdapat Rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman ( AL
ANKABUT 29 : 50-51 )
Menurut penelitian para ahli, pada
zaman Rosulullah ternyata bahasa Arab bukanlah merupakan suatu bahasa yang baru
tumbuh, akan tetapi merupakan suatu bahasa yang sudah matang dan sudah mencapai
puncak perkembangannya, sehingga mempunyai perbendaharaan kata yang sangat luas.
Sebagai bukti penelitian para ahli
adalah : Pada masa tersebut masyarakat Arab sangat menghargai karya sastra Arab
yang bermutu, baik yang berbentuk prosa maupun yang berbentuk puisi. Karya
sastra tidak mungkin populer bila bahasanya belum berkembang sempurna. Mereka (masyarakat Arab) pada waktu itu
sangat terpesona dengan keindahan gaya
bahasa serta isi kandungan Al Qur’an, sehingga mereka merasa terpanggil untuk
memeluk agama Islam. Selanjutnya mereka yang sudah memeluk Agama Islam
senantiasa berusaha untuk mempertahankan kelestarian bahasa Arab berdasarkan
bahasa yang ada di dalam Al Qur’an tersebut.
Bahasa Arab di dalam Al Qur’an
disebut bahasa Arab Fusha yang dijadikan bahasa Resmi di seluruh negara-negara
Arab termasuk Libanon, Maroko dan lain-lain, serta dipergunakan juga di
Perguruan Tinggi Al Azhar dan di Perguruan Tinggi lainnya.
Sesengguhnya Kami
telah turunkan Adz-dzikr
dan sesungguhnya kami tetap memeliharanya ( AL HIJR 15 : 9 )… berarti Adzikir adalah Al Qur’an…
Aku jadikan Al Qur’an itu Cahaya… An
Nuur ( Asy Syura 42 : 52 )..
Allah adalah Cahaya… An Nuur adalah
Allah… ( An Nuur 24 :
35 )
Bila Surat Al Hijr 15 : 9, Asy Syura
42 : 52 dan Surat An Nuur 24 : 35 kita rangkum dan kita simpulkan maka : Adz-Dzikir
adalah Allah…
Laa ilaaha illallaah adalah statement, pernyataan kita, essensinya
adalah Allah. Bila kita mengucapkan ikrar laa illaha
ilallah tanpa memahami essensinya, sama juga bohong. Wajar
bila ada sesepuh yang mengatakan : Dengan berdzikir Allah..Allah..Allah.. maka
insya Allah, Tuhan akan memperlihatkan Cahayanya… Amin..Amin..Ya Robbal
alamin..
Maha benar Tuhan dengan segala
firmannya… Adz-dzikir adalah Al Qur’an…
Ternyata berdasarkan penelitian para
ahli, memang benar bahwa Al Qur’an itu telah menjaga keutuhannya sendiri,
sehingga siapapun tidak akan bisa merubahnya. Antara lain dari segi gaya bahasanya yang banyak
mengandung kiasan-kiasan (metafora) yang sederhana dan mudah dipahami, sehingga
terasa pas dan indah. Bahkan Al Qur’an sendiri menantang umat manusia untuk membuat
semacam Al Qur’an bila memang manusia mampu :
Katakanlah : Sesungguhnya jika
manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Qur’an ini niscaya
mereka tidak akan dapat membuatnya, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu
yang lain ( AL ISRA 17 ; 88 )
Dan jika kamu sekalian tetap
meragukan Al Qur’an yang Kami wahyukan
kepada hamba Kami ( Muhammad ), buatlah satu surat saja yang semisal Al Qur’an
itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu sekalian
orang-orang yang benar ( AL BAQARAH 2 : 23 )
Di atasnya ada sembilan belas ( AL MUDDATSTSIR 74 : 30 ).
Keistimewaan angka sembilan belas
merupakan bukti lain bahwa Al Qur’an menjaga keutuhannya sendiri antara lain
misalnya mengenai Basmalah serta banyak ayat-ayat lain yang hurufnya berjumlah
19, jumlah seluruh surat
didalam Al Qur’an merupakan kelipatan 6 x 19 = 114. Huruf YA dan SIN pada surah Yasin ada 15 x 19
= 285. Huruf THO dan HA pada surah Thoha
ada 18 x 19 = 342. Bangsa Arab sendiri
menulis jumlah bilangan berdasarkan sistim susunan angka dari mulai dari angka
1 sampai angka 9. Banyak lagi
keistimewaan bilangan di dalam Al Qur’an, misalnya : kata dunia dan akhirat
sama-sama berjumlah 115 kali, kata malaikat dan kata syaitan sama-sama
berjumlah 68, kata hari ada 365 kali, kata bulan tertulis 12 kali, kata hidup
dan mati sama-sama 145 kali, kata musibah dan kata syukur sama-sama 75 kali.
H.
Lukman Sumabrata
selama 15 tahun meneliti dan mengembangkan
Metode Struktur dan Format Al Quran
( MSFQ )
mushaf Utsmani dengan format 18 baris, ternyata sangat luar biasa. Sebagai contoh Penulisan Surat Al Fatihah
selalu dihalaman 2 terdiri dari 7 ayat ditulis dalam 6 baris. Kemudian 4 ayat Surat Al Baqarah di halaman 3
terdiri dari 6 baris. Bila kita lihat
angka-angka tersebut tersusun 6236
adalah jumlah seluruh ayat yang ada di dalam Al Quran. Surat 47 adalah Surat Muhammad sedangkan Surat 74 adalah Surat Al Muddatstsir, Orang Yang Berselimut . Surat Muhammad terdiri dari 38
ayat. Bila angka 3 dan 8 dijumlahkan muncul angka
11. Bila angka 4 dan 7 dijumlahkan muncul angka
11 yang terdiri dari angka 1 dan 1 yang seimbang. Anehnya perjumlahan angka
38+47 = 85. Di dalam Al Quran Surat ke 85 adalah Surat Al
Buruuj, Gugusan Bintang, jumlah ayatnya
22 dimana angka 2
dan 2 juga adalah angka yang seimbang. Hal
ini melambangkan bahwa ajaran Muhammad penuh keseimbangan. Masih banyak contoh-contoh lainnya dari
Sumabrata yang unik dan luar biasa tentang Al Quran mushaf Utsmani yang tidak
dimiliki kitab lain. Jadi kita harus
yakin dan jangan ada keraguan sedikitpun akan kebenaran Al Quran. Karena Al Quran bukan rekayasa Muhammad tapi
benar-benar wahyu dari Allah SWT.
Al Qur’an
sebagai pusaka dari Rosulullah bukan untuk dikeramatkan atau hanya sekedar
dibaca sampai hatam, namun harus dipelajari, dikaji, dipahami dan dihayati kemudian diamalkan sebagai pedoman
hidup untuk mencapai keridhoan Allah.
Bila kita
telah memahami Al Qur’an, harus disebarluaskan, jangan
disembunyikan sebagai amal ibadah kita untuk mencari keridhoan
Allah
Sesungguhnya
Kami jadikan isi neraka jahanam dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakan untuk memahami ( ayat-ayat Allah ), mereka mempunyai mata tidak
dipergunakan untuk melihat ( tanda-tanda kekuasaan Allah ), mereka mempunyai
telinga tidak dipergunakan untuk mendengar ( ayat-ayat Allah ), mereka seperti
binatang ternak bahkan lebih sesat lagi, mereka itulah orang-orang yang lalai (
AL A’RAF 7 : 179 )
Dan
berimanlah kamu kepada apa yang telah Aku turunkan yang membenarkan apa yang
ada padamu, dan janganlah kamu menjadi orang yang pertama kafir kepadanya dan
janganlah kamu menjual
ayat-ayat-Ku dengan harga yang murah dan hanya kepada-Ku lah kamu
bertaqwa ( AL BAQARAH 2 : 41).
Jadi
wajar ya, kalo sekali ceramah bayarannya mahal,
minimal …titik-titik juta gitu lo.
Sesuai ayat : jangan menjual ayat-ayat-Ku
dengan harga yang murah.
Namun mari kita perhatikan ayat-ayat
lainnya :
Sesungguhnya
orang-orang yang menyembunyikan apa yang
telah diturunkan Allah, yaitu Al Kitab dan menjualnya
dengan harga yang murah, mereka itu sebenarnya tidak memakan ke dalam
perutnya melainkan api dan
Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada hari kiamat dan tidak akan
mensucikan mereka dan bagi mereka siksa
yang amat pedih ( AL BAQARAH 2 : 174 )
Upahku tidak lain hanyalah dari Allah belaka, dan aku disuruh supaya aku termasuk
golongan orang-orang yang muslim. ( YUNUS 10 : 72 )
Atau kamu
meminta upah kepada mereka, maka upah
dari Tuhan-mu adalah lebih baik dan Dia pemberi rizki yang
paling baik ( AL MU’MINUN 23 : 72 )
Dan aku
sekali-kali tidak meminta upah kepadamu atas ajakan itu, upahku tidak lain hanya dari Tuhan Semesta Alam ( ASY-SYU’ARA 26 : 180 )
Sesungguhnya
kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhoan Allah, kami
tidak mengharapkan balasan dan tidak pula ( ucapan ) terima kasih dari
kamu ( AL
INSAN 76 : 9 ).
Janganlah
kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari
keridhoan Allah ( AL BAQARAH 2 : 272 )
Dan
orang-orang yang sabar karena
mencari keridhoan dari Tuhan-nya, mendirikan sholat dan menafkahkan rizki yang Kami
berikan kepada mereka secara sembunyi atau terang-terangan serta menukar
kejahatan dengan kebaikan, orang-orang itulah yang mendapat tempat akhir ( yang
baik ) ( AR- RAD 13 : 22 )
Dan keridhoan Allah adalah lebih besar, itu adalah keberuntungan yang besar
( AT
TAUBAH 9 : 72 )
Bila
tujuan hidup kita mencari keridhoan Allah, maka apa yang kita lakukan hanya atas dasar ibadah semata-mata kepada
Allah, tanpa mengharapkan surga… tanpa embel-embel apapun, tanpa pamrih apapun.
Ketaatan yang murni, dasarnya ikhlas… Selama masih ada nafsu maka kita
akan terbelenggu dan sulit untuk mencapai Allah.. Karena nafsu adalah dosa
sirik tersembunyi…
Ikhlas kepada Allah ( semata ) dan tiada
mempersekutukan-Nya ( AL HAJJ 22 : 31 )
Maka
sembahlah Allah dengan memurnikan
( mukhlis ) ketaatan kepada-Nya
Katakanlah
: “sesungguhnya aku diperintahkan supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (
menjalankan ) agama”
(AZ-ZUMAR
39 : 2, 11, 14 )
Mereka tidak diperintahkan melainkan agar
beribadah kepada Allah dengan memurnikan
( mukhlis ) ketaatan kepada-Nya
dalam agama
( AL BAYYINAH 98 : 5 )
… Tuhan
menyuruh menjalankan keadilan, dan luruskanlah wajahmu di setiap sholat dan
sembahlah Allah dengan memurnikan
ketaatan kepada-Nya…
( AL
A’RAF 7 : 29 ).
Sesungguhnya
sholatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam
( AL AN’AM 6 : 162 )
… Hadapkanlah wajahmu kepada agama dengan lurus ( hanif ) dan janganlah
kamu termasuk orang-orang yang
musrik ( YUNUS 10 : 105 )
Al Qur’an pusaka dari Rosulullah adalah kunci pembuka pintu qolbu agar kita bisa masuk dan menyelam kedasarnya. Allah adalah Al Bathin, kita harus menyelam ke
dasar bathin, menyelam kedasar Qolbu, untuk mendapatkan mutiara hikmah dari
Allah. Oleh karena itu qolbu harus bersih.
Kata Rosulullah segala sesuatu ada pembersihnya, pembersih qolbu adalah
dzikir, bahasa gaulnya meditasi. Dzikir
atau meditasi adalah jalan terdekat menuju kepada Allah, demikian kata
Rosulullah. Katupkan bibirmu, tutup
matamu, sumbat telingamu, tertawakan aku, manakala engkau tidak melihat rahasia
Al Haq, demikian kata Jalaluddin Rumi. Oleh karena itu pelajari dan pahamilah Adz-Dzikir. Adz-Dzikir adalah Al Qur’an. Mulailah dengan
membaca tafsirnya, dalam bahasa Indonesia, bukan dalam bahasa Arab…!!! Allah tidak pernah menyusahkan
umatnya. Manusianya sendiri yang
membuat aturan yang kaku dan menyusahkan dirinya sendiri…
Sesungguhnya
telah kami mudahkan Al Aqur’an dalam bahasa-mu…
( MARYAM 19 : 97 , AD-DUKHAN 44 : 58
)
Allah
menimpakan kemurkaan
kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya ( YUNUS 10 : 100 )
Maka
bertanyalah
kepada orang-orang yang berpengetahuan jika kamu tidak mengetahui ( AN NAHL 16
: 43 )
Kata Rosulullah :
Mintalah fatwa pada hatimu sendiri
setelah orang lain memberimu fatwa …
Sekarang abad IPTEK, tidak sulit untuk menambah wawasan keilmuan, hanya
tinggal klik embah Google… Kita ziarah internet, bukan ziarah ke kuburan… Kemudian jangan lupa bertanya kepada hati
nurani kita…!!!
Mohon izin dikopi untuk bahan bacaan. terima kasih.
BalasHapus