DZIKRULLAH ( MENGINGAT ALLAH )
update 02-07-2014
update 02-07-2014
Wudu, shalat dan dzikrullah adalah
merupakan suatu kesatuan yang tidak bisa dipisah-pisahkan satu sama lain,
ketiga-tiganya saling berkaitan. Tak mungkin kita melakukan shalat tanpa
bersuci terlebih dahulu, tak mungkin kita mendekatkan diri kepada Allah dalam
keadaan kotor lahir bathin. Bila Shalat hanya sekedar shalat, tanpa mencurahkan
segenap hati dan pikiran untuk mengingat Allah adalah hampa, tidak akan menghasilkan
apa-apa. Agar bisa khusyuk dan bisa berserah diri dengan
segala kerendahan hati kepada Allah, anggaplah bahwa ini adalah
shalat kita yang terakhir di dunia.
Essensinya sholat adalah mengingat Allah atau
dzikrullah. Sesungguhnya dzikrullah adalah
sholat yang kekal, karena tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, dimana saja dan
kapan saja. Mengingat Allah bisa sambil
berdiri, sambil berjalan, sambil duduk
dan sambil berbaring. Jadi tidak ada
aturan khusus tentang cara duduk menurut Al Qur’an. Bila berdzikir sambil duduk, menurut Al
Gazali, duduklah senyaman mungkin sambil
mengucapkan asma Allah. Dengan cara
berdzikir setiap saat maka perilaku kitapun menjadi terkendali. Hati menjadi jernih, tenang dan tentram. Oleh karena itulah dzikir lebih utama dalam
kehidupan.
Ingatlah kepada-Ku niscaya Akupun
akan ingat kepadamu, bersyukurlah kepada-Ku dan jangan mengingkari ( AL BAQARAH
2 : 152 )
Apabila kamu telah menyelesaikan
ibadah hajimu, maka berdzikirlah ( dengan menyebut ) Allah, sebagaimana kamu
menyebut-nyebut nenek moyang kamu atau berdzikirlah lebih banyak dari itu ( AL
BAQARAH 2 : 200 )
Apabila kamu telah selesai sholat,
ingatlah Allah disaat berdiri, disaat duduk dan ketika berbaring ( AN-NISA 4 :
103 )
Sesungguhnya sholat itu menjauhkan
perbuatan keji dan munkar, namun dzikir lebih utama dan
Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan (AL ANKABUT 29 : 45)
Hai orang-orang yang beriman
berdzikirlah ( menyebut nama Allah ), berdzikirlah sebanyak-banyaknya dan
bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang … Dia akan mengeluarkan kamu
dari kegelapan kepada Cahaya yang terang, dan Dia Maha Penyayang kepada
orang-orang yang beriman ( AL AHZAB 33 :
41-42-43 )
Selesai sholat, maka bertebaranlah
kamu dimuka bumi, carilah karunia Allah, berdzikirlah sebanyak-banyaknya
agar kamu sukses
( AL JUMU’AH 62 : 10 ).
Allah akan memudahkan segala urusan,
diberi kecukupan, diberi rizki yang tak terduga, diampuni segala kesalahan,
pahalanya berlipat ganda…
( At Tholak 65 : 2-3-4-5 ).
Dan sebutlah nama Tuhan-mu dalam
hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan tidak mengeraskan suara, di
waktu pagi dan petang dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai ( AL
A’RAF 7 : 205 )
Ingatlah, hanya dengan mengingat
Allah hati menjadi tentram ( AR-RA’D 13 : 28 )
Janganlah kamu seperti orang yang
lupa kepada Allah, maka Allahpun akan membuat mereka lupa pada dirinya ( AL
HASYR 59 : 19 )
Barang siapa mengenal dirinya, maka
dia mengenal akan Tuhannya …
Barang siapa mencari Tuhan keluar
dari dirinya, maka dia akan tersesat semakin jauh ( HADITS )
Menurut Rosulullah ketika ditanya
oleh Ali bin Abithalib : Ya Rosulullah jalan manakah yang
terdekat untuk menuju kepada Allah???
Kemudian Rosulullah menjawab : Tidak lain
adalah Dzikir kepada Allah.
Sekarang yang harus kita renungkan
dan yang harus kita kaji ulang adalah : Apakah
yang dilakukan Muhammad di guha Hiro sebelum beliau diangkat menjadi Nabi,
sebelum beliau dinobatkan menjadi Rosulullah ??? Pada saat itu belum ada perintah sholat,
belum ada Al Qur’an dan Hadits sebagai pedoman hidup bagi umat Islam, namun
beliau sangat berhasil mendekatkan diri dan berkomunikasi dengan Tuhan secara
efektif. Bagaimana caranya agar kita pun
bisa dekat dengan Tuhan seperti beliau ???.
Selain dzikrullah Rosulullah pun pernah bersabda bahwa manusia
itu dalam keadaan tidur, ketika mati barulah mereka terbangun, kita harus
bisa mati sebelum mati. jasmaninya
dimatikan dan Ruh kita yang harus keluar dari jasmani untuk berkomunikasi
dengan Allah. Karena Ruh berasal dari
Dzat Ilahiah. Ruh berasal dari Cahaya
Allah. Mengenal Tuhan harus melalui
Tuhan ( Hadits ). Berarti Cahaya dengan
Cahaya saling berkomunikasi. Hanya Ruh
yang bisa berkomunikasi dengan Allah, bukan jasmaninya, sesuai dengan Firman
Allah :
Bukankah Aku Tuhan-mu ??? Semua Ruh
menjawab : benar kami bersaksi
(
AL A’RAFF 7 ; 172 ).
Pada saat pertama kali Rosulullah
menerima firman Allah, beliau menggigil ketakutan karena mendengar suara-suara
yang menakutkan, bumipun terasa berguncang.
Ketika menerima Firman-Firman Allah berikutnya, beliau sudah terbiasa,
suara yang terdengarpun bervariasi, suatu ketika berdengung seperti suara
lebah, seperti suara lonceng yang berdentang, seperti suara seruling atau suara musik
surgawi yang merdu, kemudian Rosulullahpun merasa bahwa Firman itu sudah
berada di dalam qolbunya. Agaknya jenis
suara-suara surgawi tersebut sesuai dengan tingkatan-tingkatan
perkembangan spiritual beliau.
Setelah Rosulullah dan para sahabat
wafat, maka generasi berikutnya banyak para sufi ahli tasawuf yang mengikuti
jejak Rosulullah untuk belajar mati sebelum mati melalui proses berdzikirullah. Diantaranya : Al Hallaj, Al Ghazli dan Jalaluddin Rumi dan lain-lainnya. Walaupun dzikir hanya merupakan ibadah yang
dianjurkan namun bagi para sufi dzikir itu wajib !!!! Dzikir merupakan penjabaran, penerapan dan
penghayatan dari Rukun Islam yang pertama.
Seperti halnya sholat, di dalam Al
Qur’an tata cara dzikir pun tidak ada rinciannya… Oleh karena itu tata caranya
beraneka ragam tergantung guru pembimbing.
Tuhan tidak pernah menyusahkan umatnya, Tuhan pun menciptakan manusia
dengan kemampuan yang berbeda. Oleh
karena itu kita bebas memilih metode dzikir yang cocok dan pas menurut hati
kita serta sesuai dengan kemampuan kita.
Seperti halnya kita belajar menulis, bila kita tidak mampu memiliki
laptop, kita bisa belajar menulis dengan memakai arang, yang penting kita bisa
menulis….
Menurut Al Ghazali
bagaimana??? Menurut Al Ghazali tiada jalan lain kecuali melalui jalan yang
telah ditempuh para sufi, yaitu orang-orang yang telah mendapat hidayah Allah
serta telah mencapai pencerahan sempurna.
Jalan yang dimaksud adalah Tasawuf yaitu jalan untuk mencapai makna
hakiki ajaran Islam, demikian menurut Hadi.
Menurut Simuh : Tasawuf adalah ajaran atau kepercayaan tentang Tuhan
yang bisa didapatkan melalui tanggapan kejiwaan yang terlepas dari tanggapan
akal, pikiran dan panca indera ( transenden ).
Ciri khas tasawuf adalah fana dan kasyaf. Tanpa fana dan kasyaf itu bukan Tasawuf. Rahasia Tasawuf berada dalam kandungan Al Qur’an dan Sunah Rosulullah. Secara garis besarnya, tasawuf adalah tata
cara mensucikan jasmani dan ruhani agar bisa menjadi Insan Kamil yang mendapat
keridoan Allah melalui proses fana dan kasyaf.
Oleh karena melalui proses fana dan
kasyaf maka Tasawuf disebut juga sebagai mistikisme Islam. Kata mistik berasal dari kata myen dalam bahasa Yunani, ada kaitannya
dengan kata misteri yang artinya “menutup mata” atau terlindung di dalam
rahasia. Tersirat di dalamnya ada
suasana kekudusan dan kekhusyuan dalam upaya menangkap Rahasia Tuhan melalui
disiplin spiritual yang ketat dan sungguh-sungguh, demikian menurut Schimmel.
Menurut AL Ghazali untuk bisa
makripat kepada Allah harus melalui tiga tahap :
- Bersihkan hati, karena hati merupakan pintu masuk ke alam ghoib. Pintu hati akan terbuka bila hati bersih. Pembersih hati adalah dzikrullah sambil mohon ampunan dan Kasih Sayang Allah, tawakal,sabar, ikhlas dan pasrah.
- Istirahatkan pikiran, dengan cara berkontemplasi, tidak memikirkan apapun kecuali Allah, berarti berdzikirullah.
- Mencapai fana dan kasyaf, melalui proses iluminasi. Pada tahap fana ego kita lebur, larut, menyatu dengan alam, terbebas dari ruang dan waktu, terbebas dari pengkotakkan duniawi, baqo dalam Tuhan, akhirnya mencapai kasyaf, terbukanya hijab …
Adapun tata caranya menurut AL
Ghazali adalah sebagai berikut :
Duduklah dengan santai dan nyaman,
kemudian sebutlah kata Allah … Allah … terus-menerus disertai hati yang
khusuk. Lambat-laun gerak lisan terhenti
namun gemanya masih tetap tertinggal di dalam qolbu. Hanya sampai disitulah upaya manusia,
selanjutnya pasrah, ikhlas dan sabar dengan hati suci dan bening tidak
terguncang kenikmatan duniawi insya Allah tabir antara engkau dan Dia akan
dibukaNYA sebagaimana telah dibukakan Allah bagi para Nabi dan Wali-NYA. Cahaya
Allah akan datang … musyahadah, berhadap-hadapan antara Ruh dan Cahaya
Allah... Betapa Indahnya, betapa bahagianya. Itulah harta yang tidak ternilai.
…. Iman itu indah ( AL HUJURAT 49 :
7 )
.… Allah-lah seindah-indahnya tempat
untuk kembali ( ALI IMRAN 3 : 14 )
.... Kami singkapkan tabir yang
menutupi matamu, maka pandangan matamu menjadi tajam ( AL QAAF 50 : 22 )
Mengenai kasyaf, terbukanya tabir adalah semata-mata
hak Allah.
Kapan terjadinya, setelah berapa kali mencapai
fana, itu bukan kita yang menentukan.
Pada saat mencapai fana terjadilah
suatu kondisi “trance” mistik. Terjadi ekstase, kenikmatan dimana kesadaran
akan dunia materi hilang. Kondisi
seperti itulah yang disebut samadhi.
Ruh kita mulai memasuki alam ghoib.
Menurut Al Ghazali Cahaya Yang
Sejati adalah Allah, yang lainnya hanya sekedar mayaz ( kiasan, bayangan ),
sekedar pinjaman dari Cahaya-NYA. Melalui
Cahaya Sejati inilah
orang-orang Arif “mi’raj”, melakukan
pendakian dari mayaz ke puncak
hakikat, sehingga mereka melihat dengan musyahadah, penyaksian secara langsung.
Kami tunjukkan kepadanya dua jalan,
namun dia tidak mau menempuh jalan yang mendaki lagi sukar. Tahukah kamu jalan yang mendaki ??? ( AL BALAD
90 : 10-11 )
Sesungguhnya kamu melalui tingkat
demi tingkat ( AL INSYIQAAQ 84 : 19 )
Cahaya di atas Cahaya, Tuhan akan
membimbing dengan Cahaya-Nya kepada Cahaya-Nya kepada yang Dia kehendaki ( AN-NUUR 24 : 35 )
Selanjutnya berpulang kepada diri
kita masing-masing, apakah ingin naik tingkat atau tidak. Bila ingin naik tingkat … Ya kita harus mengikuti
jejak Rosulullah Muhammad sewaktu di guha Hiro atau
mengikuti jejak para Sufi serta mempraktekkan ajarannya. Bila tidak ingin naik tingkat … Ya tidak ada
paksaan dalam ajaran Islam.
Menurut Al Hallaj : keadaan fana bagaikan anggur bercampur air
murni, betul-betul lebur dan larut sehingga sulit
dipisahkan dan dibedakan mana air dan mana anggur. Al Hallaj yang terkenal dan dihukum mati
karena kata-katanya, Akulah
Al Haq, menulis
sebagai berikut :
Aku cinta Dia
Dia yang kucinta adalah Aku
Kami dua jiwa dalam satu tubuh
Bila kau memandangku, kau memandang-Nya
Bila kau memandang-Nya, kau memandang kami berdua
Ruh-Mu bercampur di dalam Ruhku
Seperti anggur bercampur air murni
Bila sesuatu menyentuh-Mu, ia menyentuhku pula
Demikianlah didalam setiap perkara
Kau adalah Aku
Di dalam kemuliaan,
Tiada Aku atau Engkau atau kita
Aku, Kita, Engkau dan Dia,
Semuanya luruh menyatu
Menurut Jalaluddin Rumi : Bila makrifat kepada Dzat ingin
kau dapat, lepas aksara, galilah makna.
Bila kau bijak ambilah mutiara dari cangkangnya. Katupkan bibirmu, tutup matamu dan sumbat
telingamu. Tertawakan aku manakala engkau
tidak melihat rahasia Yang Maha Benar. Rumi,
adalah Sufi Besar dari Parsia yang hidup pada abad ke 6-7 Hijriyah. Tulisannya yang terkenal terangkum dalam
MATSNAWI dan FIHI MA FIHI. Beliau juga menulis sebagai berikut :
Salib dan orang-orang Kristen, dari
ujung ke ujung kuperiksa ;
Dia tidak ada di salib
Aku pergi ke rumah berhala, ke
pagoda tua ;
tidak ada tanda apapun disana
Aku pergi ke bukit Herat dan
Kandahar, kupandang :
Dia tidak ada di bukit maupun
dilembahnya
Dengan niat kuat ku beranikan diri
ke puncak gunung Qaf;
Ditempat itu hanya ada tempat
tinggal burung “Anqa”
Akupun mengubah pencarianku ke Ka’bah ;
Dia tidak berada di tempat kaum tua
dan muda.
Aku bertanya kepada Ibnu Sina
tentang-NYA ;
Dia ternyata diluar jangkauannya.
Ku beranikan diri menuju ke “jarak
dua busur”;
Dia pun tidak ada di ruang agung
itu.
Aku
menatap hatiku sendiri ;
disana
kulihat Dia …
Dia
tidak berada di tempat lain …
Secara tidak langsung sesungguhnya
Rumi mengajak kita untuk bertafakur, mengajak kita untuk bermeditasi, untuk
berdzikrullah. Rumi mengajak kita untuk menyelam
lebih dalam lagi
sampai ke dasar samudera makrifat, untuk mencari mutiaranya, mencari Dia Yang Sejati.
Dia yang berdiri dengan sendirinya tanpa penolong. Tidak ada apa-apa disamping-NYA. Tidak ada suara , tidak ada nada, tidak ada
aksara. Tidak ada kitab apapun
disana. Zabur, Taurat, Injil, Qur’an dan
Hadits tidak ada disana. Dia adalah Perbendaharaan
yang tersembunyi. Dia berada dalam kekosongan, kehampaan,
kasunyatan, keheningan. Oleh karena itu
tutup semua aksara, tutup semua kitab, tutup semua panca indera, karena jasmani
juga adalah ayat-ayat Allah. Hening,
jangan memikirkan apapun, jangan
dipaksakan, biarkan bagaikan
air yang mengalir dengan sendirinya.
Dalam
keheningan rasakan
kehadiran-NYA, rasakan keberadaan-NYA dengan Nurani Yang bening… Dalam
keheningan … dengarkan melalui telinga bathin… dengan penuh kelembutan Dia
menyapa hambanya… dan Dia menampakkan Cahaya-NYA … melalui mata bashiroh … Ohh…
betapa kecil dan betapa kerdilnya diri ini …Hambapun tersungkur ... menangis …
terharu … tersedu-sedu … air mata rindu
… lepas bebas … ada rasa lega … ada rasa
damai di dalam dada …
Ohh …Betapa indahnya … ternyata iman
itu indah… ( AL
HUJURAT 49 : 7 )
Itu semua sebagai tanda
bangkitnya inner power
kita, setelah Tuhan berkenan datang kemudian
menyapa hambanya dengan lembut ….
Wahai hamba-hambaku yang telah
melampaui batas terhadap diri sendiri, janganlah kamu berputus asa atas Rahmat
Allah yang akan mengampuni semua dosa, sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang
( AZ-ZUMAR 39 : 53 )
Wahai jiwa yang tenang datanglah
kepada Tuhan-mu dengan rasa suka cita dan diridhoi-NYA, masuklah ke dalam golongan
hamba-hamba-KU dan masuklah ke dalam surga-KU ( AL FAJR 89 : 27 - 30 )
Sesungguhnya orang-orang yang
beriman, apabila disebut nama Allah akan bergetar hatinya … ( AL ANFAL 8 : 2 )
Mereka menyungkur, bersujud dan
menangis ( MARYAM 19 : 58 )
Merinding kulit orang-orang yang
takut kepada Tuhan-nya ( AZ-ZUMAR 39 : 23 )
Rumi mengisyaratkan agar kita tidak
terpaku kepada aksara., tapi galilah maknanya.
Kitab apapun ibarat perahu yang membawa kita ke tengah Samudera
Ahadiyah, Samudera Ketuhanan, bila kita ingin mendapatkan mutiaranya, maka mau
tidak mau kita harus menyelam, tidak sekedar duduk diatas perahu. Kita harus menyelam kedasar qolbu… memasuki
Rumah-NYA, mencari Dia Yang Sejati. Dia
berada dalam hati orang-orang yang beriman ( Hadits ). Qolbu mukmin baitullah.
Pada bagian lain Rumi menulis
sebagai berikut :
Jauh
di dalam qolbu ada Cahaya Surga
marak menerangi paras lautan tanpa
suara yang tiada batas
Oh, bahagialah mereka yang
menemukannya dalam tawakal,
Rupa
segala yang dipuja setiap insan
…dst
Sia-sialah kita mencari
dengan nafsu tak terjinakan
Untuk sampai pada visi Satu
Jiwa Abadi
Cinta, hanya cinta
yang dapat membunuh apa
Yang tampaknya
telah mati, ular nafsu yang telah membeku
Hanya cinta, lewat air mata doa dan nyala
rindu
Terungkaplah pengetahuan yang tak pernah
dapat di sekolah
Pada
bagian akhir dari puisi ini Rumi menulis :
Ketika kebenaran bersinar, tiada
kata dan cerita yang dapat terucap
Kini
dengarkanlah suara didalam hatimu …
Selamat
berpisah …
Rumi dalam perjalanan spiritualnya
telah mencapai pencerahan. Terungkapnya pengetahuan, terbukanya hijab, itu melalui
cinta dan do’a, bukan melalui nafsu. Rumi
telah melihat Cahaya-NYA dan juga telah mendengar Shabdanya .. kemudian Ruhnya
lepas landas, ruhnya berpisah dari jasad,”mi’raj”… Rumi sudah bisa mati sebelum
mati. Rumi memberikan ucapan selamat
berpisah bagi
mereka yang berhasil memisahkan ruh dari jasadnya melalui Meditasi
Cahaya dan Shabda.
Meditasi untuk melihat Cahaya
dan mendengarkan Shabda Tuhan di dalam
qolbu. Di dalam Qolbu ada Aku sebagai
Sumber Shabda, sebagai Sumber Firman.. Komunikasi
hanya bisa melalui Qolbu, Karena di dalam qolbu ada Sir, di dalam Sir ada
Aku. Qolbu adalah kitab yang
terpelihara, Kitab Mulia Tanpa Tulis
yang tidak tersentuh kecuali oleh mereka yang disucikan.
(
Perhatikan Surat AL WAQI’AH 56 : 77 – 78 ).
Dialah Jibril yang menurunkan Al
Qur’an ke dalam hatimu dengan seizin Allah
( AL BAQARAH 2 : 97 ).
( Al Qur’an ) adalah ayat-ayat yang
nyata di dalam hati orang-orang yang diberi ilmu dan hanyalah orang-orang
durjana yang mengingkari ayat-ayat kami
( AL ANKABUT 29 : 49 ).
Sesungguhnya telah datang kepadamu
dari Allah Cahaya dan Kitab yang terang
( AL MAIDAH 5 : 15 ).
Mari kita perhatikan Surat YASIN ayat 82 : Bila Tuhan menghendaki maka Dia
bershabda : Kun ( jadilah )… Fayakun ( maka jadi ) … Berarti semua kejadian, seluruh keberadaan
alam semesta ini diawali dengan Shabda : Kun … Jadilah …
Mari kita bandingkan dengan yang
tertulis di dalam Al KITAB :
Pada mulanya adalah Shabda, Shabda
adalah Tuhan, kemudian Shabda bersama Tuhan.
Bisa kita ibaratkan : Awalnya adalah pohon, biji berasal dari pohon,
kemudian pohon berada dalam biji.
Didalam biji ada benih, di dalam benih ada potensi dan ada energi-Nur untuk tumbuh menjadi pohon, karena
di dalamnya ada essensi Ilahi, di dalamnya ada
Shabda : Kun … Jadilah … Maka Jadi.
Bersambung dzikrullah 2-3
Bersambung dzikrullah 2-3
terimakasih banyak Pak Dokter, Alhamdulillah sangat bermanfaat buat saya.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusTrims yaa
BalasHapusالْØَÙ…ْدُ Ù„ِÙ„َّÙ‡ِ رَبِّ الْعَالَÙ…ِينَ saya bisa menemukan blog seperti ini semoga apa yang tertuang dalam isi blog ini dapat menjadi ladang pahala untuk anda pemilik blog ini ,terima kasih.
BalasHapusSUBHANALLAH....
BalasHapusALLAH MAHA BESAR. MAHA SUCI ALLAH. SEGALA PUJI HANYA UNTUK-NYA.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusBoleh saya amalkan pak dokter....oya saya muhasan dari lombok ntb
BalasHapusBlokx bagus dan bermanfaat tuk saya....mohon jawaban nya pak
Boleh saya amalkan pak dokter....oya saya muhasan dari lombok ntb
BalasHapusBlokx bagus dan bermanfaat tuk saya....mohon jawaban nya pak
Silahkan mas muhasan .. semoga Allah membukakan pintu hidayahNya bagi mas Muhasan..amin
BalasHapus"0"
BalasHapus"0"
BalasHapusSaya sepaham dok....biarpun cara mendapatkannya berbeda, saya mendapatkannya dari jalur hipnotherapi dan hukum tarik menarik. Tq Dok,
BalasHapusterima kasih ilmunya pak dokter...
BalasHapusterima kasih ilmunya pak dokter...
BalasHapussampai jumpa di pembahasan lain...
BalasHapuspak dokter saya tunggu di pembahasan yang lain.
BalasHapuspak dokter saya tunggu di pembahasan yang lain.
BalasHapussampai jumpa di pembahasan lain...
BalasHapusooh menambah saya menuju kebenaran. membaca blog ini.dan membawa saya untuk mendalami lebih dalam lagi.
BalasHapusooh menambah saya menuju kebenaran. membaca blog ini.dan membawa saya untuk mendalami lebih dalam lagi.
BalasHapusooh menambah saya menuju kebenaran. membaca blog ini.dan membawa saya untuk mendalami lebih dalam lagi.
BalasHapusooh menambah saya menuju kebenaran. membaca blog ini.dan membawa saya untuk mendalami lebih dalam lagi.
BalasHapusmaaf saya mau bertanya pada kawan2 di sini. Saya pernah mendengar bahwa semua perintah Allah salah satunya shalat puasa zakat dan masih banyak lagi itu termasuk zikrullah jadu apa itu benar kalau iya mohon diberi penjelasan yg rinsci dan lebih masuk akal
BalasHapusMohon ijin untuk shear , terimakasih banyak bpk atas bloknya
BalasHapusoh TUHAN...sungguh malu aku atas segala sesuatu yang kulakukan selama ini
BalasHapusTrimakasih banyak atas petunjuk nya saudara ku.....
BalasHapus