KEWAJIBAN BELAJAR BAGI UMAT ISLAM
update 02-07-2014
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
segala sesuatu dan Dia adalah Al Alim yang memiliki semua ilmu. Allah sendiri yang membimbing dan memberikan
pelajaran kepada umat manusia sejak pertama kali Adam di ciptakan, sehingga pengetahuan
malaikatpun kalah oleh Adam, karena Bani Adam dimuliakan Allah, dijadikan
Halifah dan juga sebagai Wali Allah di muka bumi. Allah adalah Guru Sejati …
Dan sesungguhnya telah Kami muliakan
anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri rizki
dari yang baik-baik dan Kami lebihkan dengan kelebihan yang sempurna atas
kebanyakan mahluk yang telah diciptakan
( AL ISRA 17 : 70 ).
Allah mengajarkan kepada Adam semua
nama …( AL BAQARAH 2 : 31 )
Mereka menjawab : Maha Suci Engkau,
tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang engkau ajarkan kepada kami,
sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana ( AL BAQARAH 2
: 32 )
Bertakwalah
kalian kepada Allah
dan Allah akan mengajari kalian
(
AL BAQARAH 2 : 282 )
Dan kami turunkan kepadamu Al
Kitab untuk menjelaskan segala sesuatu,
petunjuk dan rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri
( AN NAHL 16 : 89 ).
Cahaya di atas cahaya, Allah akan
membimbing dengan Cahayanya kepada Cahayanya bagi siapa yang dikehendakinya (
AN NUUR 24 : 35 )
Sesungguhnya di dalam ( Al Qur’an )
itu terdapat Rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman ( AL
ANKABUT 29 : 51 )
Maka
bertanyalah
kepada orang-orang yang berpengetahuan jika kamu tidak mengetahui ( AN NAHL 16
: 43 )
Sekarang abad IPTEK... bertanyalah kepada Mbah GOOGLE… Untuk menambah wawasan keilmuan pelajaran
tasawuf para sufi, kita harus sering ziarah internet, bukan ziarah kubur, sebagai bahan untuk bertanya kepada ahlinya…
Islam itu dinamis.
Banyak Firman-Firman Allah di dalam Al Quran yang memerintahkan manusia untuk
wajib
belajar dari apa
yang dilihatnya di alam semesta ini dan dari apa yang ada di dalam
dirinya. Diawali dengan perintah Allah
untuk membaca dan mengajarkan manusia melalui kalam-NYA , kemudian manusia diperintahkan untuk berfikir,
bertafakur, bertazakur ( berzikir ), dan mempergunakan otaknya. Adapun tujuan
perintah belajar dari Allah itu sesungguhnya agar manusia mengenal Allah,
agar manusia menyadari siapa Penciptanya. Alangkah
dungunya manusia yang berguru kapada jin,
syaeton, iblis dan lain-lain.
Mereka yang berguru kepada jin, syaeton dan iblis, tidak sadar bahwa
manusia tingkatannya lebih mulia dan memiliki kelebihan yang sempurna dari pada
jin, syaeton dan iblis.
Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu
yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,
yang mengajarkan manusia melalui kalam.
Dia mengajarkan manusia apa-apa yang tidak diketahuinya ( AL ALLAQ 96 :
1-5 )
Sesungguhnya dalam penciptaan langit
dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi
orang-orang yang berakal (
ALI IMRAN 3 : 190 )
Sesungguhnya pada langit dan bumi
terdapat tanda-tanda ( kekuasaan Allah ) bagi orang-orang yang beriman. Dan pada penciptaan kamu dan pada binatang
melata yang bertebaraan ( di muka bumi ) terdapat tanda-tanda untuk kaum yang
meyakini. Dan pada pergantian malam dan
siang dan hujan yang diturunkan Allah dari langit lalu dihidupkan-Nya dengan air
hujan itu bumi sesudah matinya dan pada perkisaran angin terdapat pula
tanda-tanda bagi kaum yang berakal.
Itulah ayat-ayat Allah yang kami membacakannya kepadamu dengan
sebenarnya, maka dengan perkataan mana lagikah mereka akan beriman sesudah (
kalam ) Allah dan keterangan-keterangannya ( AL JAATSIYAH 45 : 3-6 )
Allah
menimpakan kemurkaan
kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya ( YUNUS 10 : 100 )
Dan Kami hamparkan bumi itu dan kami
letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh dan Kami tumbuhkan segala macam
tanaman yang indah dipandang mata, untuk menjadikan pelajaran dan
peringatan
bagi hamba-hamba yang kembali mengingat Allah ( QAAF 50 : 7-8 )
Tanda-tanda Kami di segenap ufuk dan
di dalam diri mereka ( FUSSILAT 41 : 53 )
Dan di dalam dirimu apakah engkau
tidak memperhatikan
( ADZ-DZARIYAT 51 : 21 )
Ini adalah penerangan bagi seluruh
manusia dan petunjuk serta pelajaran bagi mereka yang takwa ( ALI IMRAN 3 : 138
)
Al Quran diturunkan tidak hanya
untuk bangsa Arab saja, tapi untuk semua umat di dunia baik bagi yang muslim maupun bagi umat yang non muslim. Siapapun yang mempelajari ayat-ayat Allah baik
yang tertulis di dalam Al Quran maupun yang terhampar di alam semesta maka
Allah akan memberikan rahmat kepadanya.
Misalnya : Emoto yang meneliti kristal air, Murakami ahli genetika, kemudian orang Thailan non muslim yang
mempelajari ilmu dasar rekayasa genetika beberapa jenis tanaman hias yang
indah-indah, tumbuh-tumbuhan dan perikanan maka hasilnya adalah yang kita kenal
sebagai jambu bangkok, pepaya bangkok, duren bangkok dan ikan nila bangkok. Kita yang mengaku muslim sangat jauh
tertinggal, karena kita tidak mau mempelajari ayat-ayat Allah.
Walaupun demikian orang
Indonesia
itu heeiibat men…!!!
Pesawat
terbang pun bisa jadi beras ketan …!!!???
Keutamaan menuntut ilmu bagi setiap
umat Islam hukumnya adalah wajib. Tuntutlah
ilmu sejak dalam buaian ibu sampai akhir hayat, sampai ke negeri Cina sekalipun.
Demikian menurut beberapa Hadist
Rosulullah. Jangan menutup diri.
Kenapa harus belajar ke negeri Cina,
bukan ke Amerika ??? Apakah karena di
Cina ada tata cara meditasi dan ada dongeng Sun Go Kong, dewa kera yang melawat
ke barat mencari sebuah kitab suci ??? Apakah para ahli kitab di Cina telah
mendapat petunjuk Allah bahwa di barat akan diturunkan kitab suci melalui
seorang Rosul ??? Sebagaimana Nabi Isa berkata :
…aku adalah utusan Allah kepadamu,
yang membenarkan kitab sebelumku yaitu Taurat dan memberi kabar gembira, akan
datang seorang Rosul setelahku yang bernama Ahmad… ( AS-SAFF 61 : 6 ).
Apakah semua ini hanya faktor
kebetulan ataukah rencana Allah …??? Apakah kita tidak berpikir bahwa Nabi Isa ,
Cina dan Nabi Muhammad saling berkaitan …???
Di mata Tuhan planet bumi ini kecil, hanya sebesar debu … Arab dan Cina
nempel …
Di abad internet ini, apa yang terjadi
di Arab, bisa dilacak dari Cina…
Ilmu merupakan landasan untuk
beribadah kepada Allah. Tanpa ilmu pengetahuan tak mungkin kita bisa beribadah
dengan benar dan selamat. Demikian juga
sebaliknya : Bila ilmu
pengetahuan tanpa disertai ibadah kepada
Allah akan menyebabkan kehancuran.
Antara ilmu pengetahuan
dan ibadah kedua-duanya harus berjalan seimbang. Kita harus memiliki ilmu, iman dan ahlak sebagai
bekal kehidupan. Tuhan
telah memberikan akal dan kebijaksanaan kepada manusia. Ilmu merupakan proses akal yang berhubungan
dengan organ otak, sedangkan kebijaksanaan berkaitan
dengan masalah hati dan perasaan atau qolbu. Itulah bedanya manusia dengan binatang. Tuhan
telah menjadikan manusia sebagai makhluk ciptaan Nya yang paling sempurna,
diberi mata, telinga, hati dan ruh. Tuhan juga bisa menjatuhkan martabat
manusia menjadi makhluk yang hina, lebih hina dari hewan. Sehina-hinanya hewan tidak akan masuk neraka
seperti manusia.
Sesungguhnya telah Kami ciptakan
manusia dengan cara yang sempurna, kemudian kami jerumuskan dia ketempat yang
serendah-rendahnya, kecuali mereka yang beriman dan melakukan amal kebaikan,
mereka akan mendapat pahala yang tiada habis-habisnya ( AT-TIN 95 : 4-5-6 ) …
Oleh karena itu agar bisa mencapai
kesempurnaan sebagai insan kamil yang mendapat kebahagiaan dan kemuliaan disisi
Allah hendaknya kita menggali dan mempelajari ilmu mengenal Allah, melalui
tanda-tanda atau ayat-ayat-NYA baik yang tertulis di dalam Al Quran maupun
ayat-ayat yang terhampar di alam semesta ciptaan-Nya serta yang ada di dalam diri setiap manusia dan atomnya.
Semulia-mulianya
ilmu adalah ilmu mengenal Allah
… Demikian menurut Al
Ghazali. Seluruh ilmu pengetahuan pada
akhirnya akan bermuara pada ma’rifatullah ( mengenal Allah ), bukan sebaliknya.
Metode pencapaiannya adalah dengan cara
sunguh-sungguh menghayati Af ‘al Nya untuk menuju kepada sifat-sifat Nya,
kemudian dari sifat-sifat Nya menuju kepada Dzat Nya. Semua Firman-firman Allah yang berkaitan
dengan perintah belajar, berpikir dan berpikir, pakai nalar, itu semua pada
akhirnya adalah agar kita sadar dan kembali kepada-NYA.
Ilmu tentang Dzat sangat sulit untuk
dipahami. Oleh karena ingin mengenal
Allah maka para sufi, termasuk Al Ghazali lebih mengutamakan ilmu ilhamiah atau
ilmu laduni dari pada ilmu akal. Karena hakikat Dzat adalah transenden, tak
bisa terjangkau oleh akal pikiran dan panca indera. Menurut Simuh ilmu ilhamiah
atau ilmu ghoib ini merupakan anak kandung dari ilmu tasawuf. Para sufi
menilai bahwa ilmu laduni ini satu tingkat di bawah wahyu. Berfikirlah kalian tentang apa yang
diciptakan Allah, jangan kalian berfikir tentang Dzat Allah (hadist).
Sangat setuju Dok. Terus belajar tiada henti untuk memahami petunjuk2 dan ke-mahaluarbiasa-an ilmu Allah yang tersirat pada seluruh ciptaan-Nya.
BalasHapusterimakasih ini sangat bermanfaat, ijin copas untuk presentasi di kampus
BalasHapussangat bermanfaat
BalasHapusSejalan dengan syech siti jenar... Lanjutkan pak...
BalasHapus