NASKAH BUKU
ADAKAH
REINKARNASI
DI DALAM AL QUR’AN
Jilid4
Edisi Revisi
27 Februari 2015
Disusun oleh
Dr. H MAMAN SW Sp OG
http:
//www.slideshare.net/drmaman
http
: //www.drmamanspog.blogspot.com
REINKARNASI
BAGAIKAN SIKLUS SIANG DAN MALAM
Menurut
H.E Semedi siklus kehidupan dan kematian hampir sama seperti siklus adanya
siang dan malam yang terus menerus, berulang-ulang, berlangsung secara
berkesinambungan.
Kau masukkan malam ke dalam siang dan Kau masukkan
siang ke dalam malam. Kau keluarkan yang
hidup dari yang mati dan Kau keluarkan yang mati dari yang hidup. Kau beri rizki kepada siapa yang Kau
kehendaki tanpa batas
(ALI
IMRAN 3 : 27).
Ia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan Ia
mengeluarkan yang mati dari yang hidup, dan Ia menghidupkan kembali bumi
setelah kematiannya, seperti itulah kamu akan di keluarkan (AR RUUM 30 : 19).
Katakanlah : Siapa yang memberi rizki kepadamu dari
langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan
penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan
mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala
urusan..??? Mereka akan berkata Allah. Maka katakanlah : Mengapa kamu tidak bertaqwa
(kepada Allah)…???
(YUNUS
10 : 31).
Dalam
Surat Ali Imran 3 : 27 telah dijelaskan bahwa proses pergantian siang dan malam
bukan terjadi hanya 1 kali saja, akan tetapi terjadi terus-menerus selama bumi
beredar mengelilingi matahari dan berputar pada porosnya. Demikian juga
mengenai siklus kehidupan dan kematian yang berulang-ulang dan terus menerus
dinyatakan dalam kalimat : Kau keluarkan yang hidup dari yang mati dan
Kau keluarkan yang mati dari yang hidup, merupakan suatu analogi yang
seolah-olah Allah memang menghendaki agar umat manusia senantiasa memperhatikan
segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ini. Apa yang telah diciptakan
Allah, maka Allah akan senantiasa mengulanginya. Analogi tersebut diperkuat
melalui Surat Ar Ruum 30 : 19.
Malam—siang—malam—siang dst…
Mati—hidup—mati—hidup—mati..dst…
Proses
pengulangan siklus kehidupan di dunia setelah kehidupan di akhirat, bisa kita
perhatikan melalui ayat-ayat tersebut dibawah ini :
Tidak-kah manusia itu ingat bahwa sesungguhnya Kami
telah menciptakan dahulu ketika ia tidak ada sama sekali
(MARYAM
19 : 67).
Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan semula,
begitulah Kami akan mengulanginya…
(AL ANBIYAA 21 : 104).
Dia-lah yang menghidupkan-mu, kemudian Dia
mematikan-mu, lalu menghidupkan-mu (lagi).
Sesungguhnya manusia tidak tahu berterima kasih (AL HAJJ 22 : 66).
Allah-lah yang menciptakan-mu, lalu memberi-mu rizki,
kemudian mematikan-mu, kemudian menghidupkan-mu lagi… (AR RUUM 30 : 40).
Bagaimana kamu tidak beriman kepada Allah, padahal kamu
tadinya mati, lalu Dia menghidupkan-mu, kemudian Dia mematikan-mu, kemudian Dia
menghidupkan-mu (lagi), kemudian kepada-Nya kamu akan kembali
(AL
BAQARAH 2 : 28).
Barang siapa yang mengharapkan
perjumpaan dengan Tuhan-nya, hendaklah ia berbuat kebaikan dan jangan
mempersekutukan Tuhan-nya dengan apapun
( AL KAHFI 18 : 110 ).
Hanya kepada-Nya lah kamu semuanya akan kembali,
sebagai janji yang benar dari Allah.
Sesungguhnya Allah yang memulai penciptaan, kemudian mmengulanginya agar
Dia dapat memberikan pahala kepada mereka yang beriman dan melakukan kebaikan
secara adil dan untuk orang-orang yang ingkar disediakan minuman yang mendidih
dan azab yang pedih karena keingkaran mereka (YUNUS 10 : 4).
HARI KEBANGKITAN YANG
INDAH, CERIA DAN DAMAI
Menurut
H.E Semedi, kelahiran kembali ke alam nyata senantiasa dinyatakan di dalam Al
Qur’an dengan perkataan “menghidupkan
kembali”, “menciptakan kembali”, sedangkan kebangkitan Ruh di alam ghaib,
pada umumnya dinyatakan dengan kata “membangkitkan”. Saat kebangkitan Ruh di alam akhirat itulah yang disebut dalam bahasa
Arab qiyaamatu.
Qoyama,
qoyum arti
harfiahnya adalah berdiri… Jadi, hari qiyamat berarti hari
kebangkitan, bukan hari kehancuran total sebagai akhir zaman seperti yang
selama ini kita tafsirkan. Demikian juga kata ajal (ajalum musammaa) dalam bahasa Arab yang seharusnya ditafsirkan sebagai kurun waktu tertentu (term), sering ditafsirkan sebagai mati
atau kematian…
Dalam
masalah qiyaamat ini H.E Semedi menganjurkan agar kita menghayati Surat AL QIYAAMAH,
dimana isi dari ayat-ayatnya pun ternyata tidak menyinggung masalah kehancuran
total sebagaimana yang kita bayangkan selama ini.
Surat
Al Qiyaamah menceritakan keraguan orang-orang kafir atau orang-orang fasik akan
hari kebangkitan dan rasa takut mereka saat menghadapai sakaratul maut. Pada
saat menjelang maut itu Allah memutar ulang rekaman perjalanan hidupnya dan
akhirnya dia sendiri yang menjadi saksi atas dirinya sendiri.
Hal
ini berbeda keadaannya bagi orang-orang mukmin, wajah mereka pada saat itu
berseri-seri, karena melihat wajah Tuhan-nya, mereka mendapat rahmat Allah.
Beberapa
cuplikan ayat-ayat dari Surat Al Qiyaamah :
Apakah
manusia mengira bahwa Kami tidak akan mengumpulkan ( kembali ) tulang-
belulangnya . Bukan demikian, sesungguhnya Kami berkuasa menyusun kembali
jari-jemarinya dengan sempurna ( AL QIYAAMAH 75 : 3-4 )
Ia
bertanya : Bilakah hari kiamat itu ?? ( AL QIYAAMAH 75 : 6 )
Pada
hari itu diberitahukan kepada manusia apa-apa yang telah dikerjakannya dan
apa-apa yang dilalaikannya. Di dalam
diri manusia ada Yang Maha Melihat
(
AL QIYAAMAH 75 13-14 )
Pada
hari itu wajah mereka ( yang beriman ) berseri-seri, karena melihat wajah
Tuhan-nya. Wajah-wajah ( orang kafir )
muram, karena akan ditimpakan kepadanya
malapetaka yang dasyat ( AL QIYAAMAH 75 : 22-23-24-25 )
Dan
dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan ( kematian )
(
AL QIYAAMAH 75 : 28 )
Kepada
Tuhan-mu lah pada hari itu kamu digiring ( AL QIYAAMAH 75 : 30 )
Apakah
manusia mengira bahwa dia akan dibiarkan begitu saja ???
(
AL QIYAAMAH 75 : 36 )
Bukankah ( Allah ) berkuasa
menghidupkan orang mati ??
(
AL QIYAAMAH 75 : 40 )
H.E
Semedi mengajak kita untuk berfikir dan merenungkan kembali mengenai makna hari
kebangkitan (qiyaamah) yang selama ini kita anggap sebagai hari kehancuran
total atau hari akhir zaman melalui ayat yang lain :
Dan Allah, Dia-lah yang mengirimkan angin, lalu angin
itu menggerakkan awan, maka Kami halau awan itu ke suatu negeri yang mati, lalu
Kami hidupkan bumi yang telah mati dengan hujan itu. Demikianlah kebangkitan itu (FAATHIR 35 : 9).
Ia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan Ia
mengeluarkan yang mati dari yang hidup, dan Ia menghidupkan kembali bumi
setelah kematiannya, seperti itulah kamu akan di keluarkan (AR RUUM 30 : 19).
Dari
Surat Faathir 35 : 9 dan Surat Ar Ruum 30 : 19 tersebut bisa kita bayangkan
bahwa hari kebangkitan adalah suatu musim semi yang indah penuh keceriaan dan
kedamaian. Hari kebangkitan sama sekali tidak menggambarkan sesuatu yang sangat
mengerikan, tidak menggambarkan suatu kehancuran total seperti dongeng yang
selama ini pernah kita dengar sebelumnya… Karena Qiyam artinya bangkit…
Dengan
demikian kita bisa memahami bila H.E Semedi berpendapat bahwa Ruh akan
dibangkitkan dan dilahirkan kembali setelah dalam kurun waktu tertentu di alam
kubur, tanpa harus menunggu sampai hari akhir zaman yang selama ini kita sebut
sebagai hari qiyamat… Seharusnya hari qiyamat itu kita terjemahkan sebagai hari
kebangkitan, bukan hari kehancuran. Kurun waktu tertentu itu lamanya tergantung
kepada amal perbuatannya serta kadar keimanannya masing-masing.
REINKARNASI SEBAGAI
BUKTI ALLAH MAHA ADIL
Kepada-Nya lah kamu
semuanya akan kembali. Janji Allah yang
benar, Dia-lah yang memulai penciptaan, kemudian mengulanginya supaya Dia dapat
memberi pahala kepada mereka yang beriman dan beramal saleh secara adil. Sedangkan bagi mereka yang kafir (disediakan)
minuman air yang mendidih dan azab yang pedih karena kekafirannya ( YUNUS 10 : 4 ).
Barang siapa berbuat baik, laki-laki atau perempuan,
dan ia beriman, maka pasti akan kami hidupkan ( dilahirkan kembali ) dengan
kehidupan yang baik dan kami akan memberinya pahala (sebagai balasan) sesuai
dengan apa yang telah mereka lakukan (AN NAHL 16 : 97)
Kami akan memasang timbangan yang adil untuk hari
kebangkitan, sehingga tak ada orang yang rugi sedikitpun, biarpun amalan itu
hanya seberat biji sawi, Kami akan memperlihatkannya dan Kami cukup sebagai
penghisab.
(AL
ANBIYAA 21 : 47).
BENCANA ALAM DAN
KEMATIAN MASAL
H.E
Semedi juga mengulas mengenai tentang bencana alam dan kematian masal dalam
Surat Al Haaqqah 69 : 13-19 serta Surat
Az Zalzalah 99 : 1 – 6 sebagai berikut :
Dan apabila sangkala berbunyi sekali tiupan dan bumi
beserta gunung-gunung diangkat dan dihancurkan dengan sekali benturan, maka
pada hari itu terjadilah peristiwa kiamat dan terbelahlah langit, karena pada
hari itu langit menjadi lemah dan para malaikat akan berada di setiap penjuru
langit. Pada hari itu delapan malaikat
menjunjung Arsy Tuhan-mu di atas mereka.
Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Tuhan-mu), tiada sesuatupun dari
keadaanmu yang tersembunyi. Adapun orang-orang yang diberikan kitabnya kedalam
tangan kanannya, ia akan berkata : Ambilah, baca kitabku (AL HAAQQAH 69 : 13 – 19).
Bilamana bumi digoncangkan dengan gempa buminya dan
bumi mengeluarkan beban-bebannya (yang dikandungnya) dan manusia bertanya :
Mengapa bumi ini (jadi begini)...??? Pada hari itu bumi akan menceriterakan
kisahnya. Karena sesungguhnya Tuhan-mu
telah memerintahkan kepadanya. Pada hari
itu umat manusia akan keluar bergolongan-golongan untuk diperlihatkan
perbuatan-perbuatan mereka (AZ ZALZALAH 99 : 1-6).
Menurut
H.E Semedi bila ayat-ayat dari kedua Surat di atas ditafsirkan secara harfiah,
maka setiap orang pasti akan berfikir bahwa orang-orang mati harus menunggu
sampai terjadinya kehancuran total pada akhir zaman sebelum mereka dibangkitkan
kembali dan dihisab amal perbuatannya.
Ayat-ayat
dari kedua Surat tersebut mengungkapkan dan menggambarkan suatu tragedi, suatu
peristiwa yang dahsyat, suatu dramatisasi agar kita menghayati adanya peristiwa
besar yang terjadi baik pada seseorang maupun pada sekelompok atau suatu umat
yang mengakibatkan kematian ataupun kehancuran umat tersebut secara masal.
Misalnya gempa bumi, letusan gunung berapi atau bencana alam lainnya seperti
dalam riwayat kota Sodom dan Gomorah.
Pada
peristiwa tersebut terjadi kematian secara serempak, kemudian mereka akan
dihisab dan dibangkitkan kembali sesuai dengan kadar keimanannya masing-masing.
Bagi mereka yang soleh tidak akan
gentar, tidak ada keraguan untuk memperlihatkan buku catatan amalnya kepada
siapapun juga … Mereka ini yakin bahwa Maha Benar Allah dengan segala
Firman-Nya. Mereka yakin bahwa Allah tidak akan
mengingkari janjinya.
SANGGAHAN REINKARNASI
DARI PIHAK YANG
BERWENANG
Seperti
kita ketahui bahwa selama ini sebagian umat Islam tidak mempercayai adanya
reinkarnasi. Dalam hal ini Pemerintah
c.q Departemen Agama memberikan sanggahan-sanggahannya berdasarkan ayat-ayat Al
Qur’an, terutama ayat-ayat yang menunjukkan adanya siksaan neraka jahanam serta
ganjaran surga yang kekal abadi. Berarti setiap manusia yang sudah mati akan
tetap tinggal di alam akhirat untuk selama-lamanya.
Menurut
H.E Semedi bila kita hanya berpegang pada ayat-ayat tersebut saja tanpa melihat
dan mempelajari ayat-ayat lainnya serta keterkaitannya satu sama lain atau
tanpa melihat kandungan Al Qur’an secara keseluruhan, tanpa melihat Kemuliaan
dan Keagungan Tuhan, tanpa melihat sifat Rahman-Rahim Tuhan, tanpa melihat bahwa
Allah Maha Pengampun, terlebih lagi masalah reinkarnasi ini tidak bisa
dibuktikan secara nyata, maka bisa dipastikan bahwa kita semua akan menolak
adanya masalah reinkarnasi.
Beberapa
ayat yang diajukan Pihak resmi antara lain adalah :
Surat
Al Mu’minuun 23 : 99 – 100
“Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu, hingga
apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata : “Ya,
Tuhanku, kembalikanlah aku ke dunia. Agar aku berbuat amal saleh terhadap apa
yang telah aku tinggalkan.” Sekali-kali tidak !!! Sesungguhnya itu adalah
perkataan yang diucapkannya saja. Dan di
belakang (waraa) mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan.
Surat
Al Furqon 25 : 69
“Akan
dilipat gandakan azab untuknya pada hari kebangkitan dan dia akan kekal di
dalamnya, dalam keadaan terhina.”
Surat
Yunus 10 : 27 dan 52
“Dan orang-orang yang mengerjakan kejahatan (mendapat)
balasan yang setimpal dan mereka ditutupi kehinaan. Tidak ada bagi mereka
seorang perlindungpun dari (azab) Allah, seakan-akan muka mereka ditutupi malam
yang gelap gulita. Mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.”
Kemudian dikatakan kepada orang-orang yang zalim itu :
“Rasakanlah olehmu siksaan yang kekal, kamu tidak diberi balasan melainkan
dengan apa yang telah kamu kerjakan.”
Surat
As-Sajadah 32 : 14
“Maka. Rasakanlah olehmu (siksaan) disebabkan kamu lupa
akan pertemuan dengan harimu ini. Sesungguhnya Kami telah melupakanmu (pula)
dan rasakanlah siksa yang kekal, disebabkan apa yang kamu kerjakan.”
Surat Muhammad 47 : 15
Gambaran (penghuni) surga yang dijanjikan kepada
orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang
tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari susu yang tiada berubah
rasanya, sungai-sungai dari khamar yang lezat rasanya bagi peminumnya dan
sungai-sungai dari madu yang disaring dari Tuhannya, (apakah) sama dengan
gambaran orang-orang yang kekal dalam neraka dan diberi minum air yang mendidih
sehingga memotong-motong ususnya.
Demikianlah balasan (terhadap) musuh-musuh Allah, (yaitu)
neraka; mereka mendapat tempat tinggal yang kekal di dalamnya sebagai balasan
atas keingkarannya terhadap tanda-tanda (ayat-ayat) kami.
Surat
At Taubah 9 : 17 dan 63
Tidaklah pantas orang-orang musyrik itu memakmurkan
masjid-masjid Allah, sedang mereka mengakui mereka sendiri kafir. Itulah
orang-orang yang hapus semua amal mereka, dan mereka kekal di dalam neraka.
Surat Al Hasyr 59 : 17
Maka kesudahannya kedua golongan itu, bahwa
sesungguhnya keduanya (masuk) ke dalam neraka, mereka kekal di dalamnya.
Demikianlah balasan (bagi) orang-orang yang zalim.
Surat Al Baqarah 2 :
25, 29, 81-82, 163, 217, 257 dan 275
Dan sampaikanlah berita gembira bagi mereka yang
beriman dan berbuat kebaikan, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang
mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan
dalam surga itu, mereka mengatakan : “Inilah yang pernah diberikan kepada kami
dahulu. Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada
istri-istri yang disucikan dan mereka kekal di dalamnya.
Surat Ali Imran 3 :
15, 77, 107, 116, 136 dan 198
Surat Al Maidah 5 :
80, Surat Al
A’Raaf 7 : 36 dan 45
Dan banyak lagi ayat-ayat
yang sejenis yang menunjukkan adanya siksa neraka dan ganjaran surga yang kekal
di dalamnya. Oleh karena itu dalam
ringkasan ini tidak perlu semuanya harus dicantumkan, silahkan cari sendiri di
dalam Al Qur’an.
SANGGAHAN DARI
MEREKA YANG RAGU
Menurut
H.E Semedi, sanggahan dari mereka yang tidak percaya akan adanya reinkarnasi
adalah dengan mengajukan pertanyaan sebagai berikut :
“Mengapa
di dalam Al Qur’an tidak terdapat kata-kata reinkarnasi dan tidak ada sebuah
Hadits pun yang membahas tentang reinkarnasi???”
Memang
benar istilah reinkarnasi tidak terdapat di dalam Al Qur’an. Menurut Semedi
begitulah bahasa Al Qur’an yang penuh dengan perumpamaan-perumpamaan bagi
mereka yang mau berfikir. Apakah engkau tidak mengetahui ??? Apakah kita harus
menolak istilah zaman sekarang yang secara kebetulan tidak tercantum di dalam
Al Qur’an ??? Misalnya : Istilah “listrik”, “reaktor nuklir”, “radio”,
“televisi”, “galaksi”, “fisika”, “atom”, “psikiatri”, “hipnotis” dsb.
Dalam
hal ini penulis ingin menambahkan bahwa istilah “keluarga berencana” pun tidak
tercantum di dalam Al Qur’an, yang tercantum di dalam Al Qur’an hanya perintah menyusukan
bayi selama 2 tahun (AL BAQARAH 2 : 233) dan perintah bahwa kita
hendaknya jangan sampai mewariskan (meninggalkan) keturunan yang lemah
(ANNISAA 4 : 9).
Lemah
dalam arti kata yang luas … adalah lemah jasmaninya, ruhaninya, mentalnya serta
lemah keadaan sosial ekonominya … Bahwa Tuhan tidak akan merubah nasib
seseorang atau suatu kaum kecuali orang atau kaum tersebut berusaha sendiri
untuk mengadakan perubahan (AR-RA’AD 13 : 11).
Di
dalam Al Qur’an memang tidak ada kata-kata reinkarnasi, yang ada adalah
kata-kata : dihidupkan kembali, diciptakan kembali, dikeluarkan lagi,
dikeluarkan untuk kedua kalinya serta kata-kata lain yang senada …
Mengenai
Hadits, secara terus terang Semedi mengatakan bahwa beliau kurang menguasai
masalah Hadits. Bagi Semedi segala ilmu dan semua ajaran telah tercantum di
dalam Al Qur’an dengan sempurna. Walaupun demikian beliau memberikan penjelasan
mengenai Hadits
Rosulullah yang
sering di ulang-ulang untuk memperingatkan para sahabatnya :
Janganlah kamu tuliskan ucapan-ucapanku !!! Siapa yang
menuliskan ucapanku selain Al Qur’an, hendaklah menghapuskannya; dan kamu boleh
meriwayatkan perkataan-perkataan ini. Siapa yang dengan sengaja berdusta
terhadapku, maka tempatnya adalah neraka.
Dan apa yang diberikan Rosul kepada-mu, terimalah. Dan apa yang dilarang
Rosul, tinggalkanlah…(AL HASYR 59 : 7).
Hai orang-orang yang beriman… taatilah Allah dan
taatilah Rosul (Nya) dan ulil amri diantara kamu. Kemudian bila kamu berlainan pendapat tentang
sesuatu, maka
kembalikanlah ia kepada Allah dan Rosul, jika kamu benar-benar beriman kepada
Allah dan hari kemudian. Yang demikian
itu lebih utama dan lebih baik akibatnya (AN NISAA 4 :
59).
Menurut
Semedi, mungkin pada saat itu Rosulullah sudah merasa khawatir, bila segala
ucapan-ucapan beliau dibukukan, maka pada suatu ketika akan dapat menimbulkan
hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya :
- Kumpulan catatan tersebut bisa menjadi beban yang memberatkan bagi umatnya.
- Bisa menimbulkan perselisihan diantara umatnya dalam hal penilaian antara yang sahih dan yang tidak sahih.
- Akan menimbulkan mahzab-mahzab yang masing-masing berpegang pada ucapan Rasul yang mereka jadikan bahan bertentangan atau karena perbedaan persepsi mereka karena Rasul mengatakannya dalam situasi yang berbeda.
- Kemungkinan salah dengar, salah persepsi atau dibelokkan artinya baik secara disengaja maupun tanpa disengaja.
- Golongan yang membenci Islam akan dengan sengaja menyusupkan ajaran-ajaran palsu.
- Serta hal-hal lain yang akan bisa merusak citra Islam.
Ternyata
200 tahun lebih setelah Rasulullah wafat dibentuk panitia untuk menghimpun dan
membukukan Hadits-hadits Rasulullah. Menurut Semedi, mula-mula terkumpul lebih
dari 600.000 “calon Hadits”, disaring menjadi 20.000 dan disaring lagi untuk
dibukukan menjadi hanya tinggal beberapa ribu saja.
Melihat
kurun waktu 200 tahun lebih yang sudah terlalu lama, serta jumlah “calon
hadits” yang begitu banyak, maka bisa kita bayangkan betapa sulitnya pekerjaan
yang dilakukan panitia tersebut. Mungkin terjadi perdebatan panjang bahkan
perselisihan untuk menentukan mana yang sahih dan mana yang tidak. Wajar bila
kemudian timbul golongan-golongan atau mahzab-mahzab. Tidak aneh bila kemudian muncul
golongan-golongan yang lebih mengutakamakan Hadits dari pada Al Qur’an.
Kurun
waktu 200 tahun lebih berarti sudah 2 generasi. Apakah masih ada saksi hidup
??? Apakah pada saat itu sudah ada sistim penyimpanan arsip yang baik ???
Apakah pengumpulan calon hadits itu dihimpun dari mulut ke mulut melalui
wawancara ??? Apakah mereka yang diwawancarai tersebut mempunyai daya ingat
yang kuat ??? Apakah diantara panitia tersebut tidak ada kelompok kepentingan
??? Mengingat mereka adalah bukan Rosul dan bukan pula para sahabat Rasul,
mereka adalah generasi baru setelah Rasul. Siapa yang bisa menjamin bahwa di
dalam Hadits-hadits yang disingkirkan itu tidak terdapat ajaran reinkarnasi ???
Mengingat
pada saat itu banyak Kaum Nasrani yang bermukim di zajirah Arab, dimana Kaum
Nasrani pun setelah mengadakan muktamar gereja kristen di Konstantinopel pada
tahun 553 Masehi, yaitu kira-kira 50 tahun sebelum munculnya Agama Islam telah
menetapkan untuk membuang ayat-ayat mengenai reinkarnasi dari kitab Injil.
Apakah anggota panitia penyusun Hadits pada waktu itu tidak terpengaruh Kaum
Nasrani yang telah membuang ajaran reinkarnasi tersebut ???
Sesungguhnya
Al Qur’an telah meramalkan bahwa suatu saat nanti akan ada kelompok kepentingan
yang lebih mengutamakan Hadits-hadits yang menurut mereka sahih daripada ajaran
Al Qur’an.
Hal
ini sesuai dengan Firman Allah :
Ya Tuhan-ku… Sesungguhnya kaumku menjadikan Al Qur’an
ini sesuatu yang tidak diacuhknan (AL FURQAAN 25 : 30).
Telah kami jelaskan kepada manusia dalam Al Qur’an ini
segala pemisalan, tetapi manusia dalam banyak hal suka membantah (AL KAHFI 18 : 54).
Menurut
Al Khathib justru hadits-hadits Rosulullah itu dibukukan karena mulai tampak
adanya gejala-gejala pemalsuan
hadits yang muncul di
wilayah sebelah timur, pada saat pemerintahan Umar bin Abdul Aziz sebagai
Khulafa ar-Rasyidin yang ke-lima. Umar bin Abdul Aziz memerintahkan Ibnu Shihab
az-Zuhri untuk menghimpun sunah-sunah Rosulullah dan membukukannya menjadi
beberapa eksemplar. Selanjutnya khalifah Umar bin Abdul Aziz mengirimkan satu
buku kepada setiap pejabat di wilayah-wilayah kekuasaan Islam.
Hal
ini terjadi pada awal tahun 100 H. yang dianggap sebagai awal pembukuan dari
hadits-hadits Rosulullah. Himpunan
Hadits yang dibukukan itu berasal dari catatan para sahabat pada zaman
Rosulullah termasuk catatan dari Siti Aisyah setelah melalui seleksi yang
ketat. Catatan para sahabat maupun Siti
Aisyah tidaklah berupa buku, namun berupa tulisan pada lembaran kulit, daun,
tulang dan apa saja yang bisa ditulisi.
Setelah
penulisan dipelopori oleh khalifah maka muncul keberanian dari para tokoh ulama
terkenal lainnya yang menyusun buku tentang hadits Rosulullah, antara lain Imam
Malik bin Anas, Imam Ahmad bin Hambal ( 164 - 214 H ) dan Imam Abu Abdullah
Muhammad bin Ismail al-Bukhori ( 194 - 256 H ) dan lain-lainnya.
Sesungguhnya
penulisan hadits-hadits Rosulullah ini telah dilakukan sejak dini. Shahifah
adalah catatan hadits yang berasal langsung dari Rosulullah sendiri yang
memerintahkan untuk menuliskannya. Perintah
tersebut diberikan kepada Abdulah bin Amr (7 SH-65 H). Tulisan tersebut diberi nama oleh penulisnya
Ash-Shahifah Ash-shadiqah. Tulisan-tulisan
Ibnu Abbas (3 SH-68 H). Shahifah Jabar
bin Abdillah al-Anshari (16 SH-78 H). Shahifah
milik Hamam bin Munabbih (40 - 131H). Catatan
Hamam ini berasal dari Abu Hurairah, sebelum Abu Hurairah meninggal pada tahun
59 H. Berarti dokumen tersebut ditulis sebelum tahun 59 H.
Kaum
orientalis berpendapat bahwa hadits-hadits Rosulullah mulai ditulis pada awal
tahun 200 H dengan maksud untuk mengecoh orang Islam agar tidak mempercayai
hadits. Kaum orientalis berpendapat bahwa hadits-hadits tersebut adalah tulisan
atau pendapat para ulama biasa bukan dari Rasulullah S.A.W.
(Al-Khatib
: Hadits Nabi sebelum dibukukan).
Meskipun
Semedi tidak menguasai masalah hadits, dia mengajukan sebuah Hadits yang dapat
dipergunakan untuk memperkuat kebenaran reinkarnasi :
Do’a yang diajarkan oleh Nabi
Muhammad s.a.w. : “Ya Tuhan !!! Bangunkanlah bagiku agamaku yang menjadi
pegangan segala urusanku; bangunkanlah duniaku yang menjadi tempat (pencaharian)
penghidupanku; bangunkanlah akhiratku yang menjadi tempat pulang bagiku;
jadikanlah hidupku menjadi tambahan kekuatanku untuk segala amal kebaikan; dan
jadikanlah kematianku untuk beristirahat dari segala
kejahatan.
(Riwayat Muslim
dari Abi Hurairah).
“Jadikanlah kematianku untuk beristirahat dari
segala kejahatan.”
Mengapa pada kalimat tersebut Rosulullah s.a.w. mempergunakan istilah kematian
untuk beristirahat, tidak untuk berhenti dari kejahatan ???
Bagi
mereka yang percaya akan adanya reinkarnasi maka kematian itu pada hakekatnya
hanyalah selingan di antara dua kehidupan fisik dunia. Demikian juga
sebaliknya, kehidupan fisik pun merupakan selingan dari antara dua kematian
atau kehidupanan akhirat. Kita semua menyadari bahwa selama hidup di dunia
tentu akan digoda oleh kebutuhan fisik dan nafsu yang bisa menjerumuskan diri
ke dalam tindak kejahatan. Setelah kematiannya bagi ruh para durjana tidak akan
bisa langsung berada di sisi Allah.
Dunia
fisik merupakan tempat ujian bagi setiap ruh untuk meningkatkan kualitas
kesucian spiritualnya secara tahap demi tahap, sampai bisa mencapai tingkat
ihsan dan insan kamil sehingga mereka tidak usah mengalami reinkarnasi secara
terus menerus. Mereka bisa tetap hidup
kekal disisi Tuhannya dan mendapat rejeki, kecuali bila Tuhan menghendaki lain.
Itulah perjalanan sufistik yang mau
tidak mau harus kita tempuh.
Sesungguhnya
kamu melalui tingkat demi tingkat (AL INSYQAAQ 84 : 19)
Dan Kami telah tunjukkan kepadanya dua jalan, maka
tidak-kah sebaiknya ia menempuh jalan yang mendaki lagi sukar. Tahukah kamu jalan yang mendaki lagi sukar
itu…??? (AL
BALAD 90 : 10 – 12).
Cahaya diatas Cahaya, Allah akan membimbing dengan
Cahayanya kepada yang Dia kehendaki ( AN NUUR 24 : 35 )
Adapun orang-orang yang berbahagia, mereka itu di dalam
surga, tinggal di dalamnya selama terbentang langit dan bumi, kecuali Tuhan-mu
menghendaki lain sebagai karunia yang tiada putus-putusnya (HUUD 11 : 108).
Pada
dasarnya setiap Ruh senantiasa ingin hidup kekal di sisi Allah termasuk ruh
para durjana sekalipun. Setelah kematiannya Ruh mereka bisa melihat dan
mendengar sendiri tentang alam kubur :
Sesungguhnya kamu telah lalai, maka mulai hari ini Aku
buka tabir yang menutupimu, maka pandangan matamu menjadi tajam (AL QAF 50 : 22).
Oleh
karena itu, kemudian mereka (para ruh) memohon kepada Allah :
Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan memdengar, maka
kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan mengerjakan amal sholeh, sesungguhnya
sekarang kami yakin
(AS
SAJDDAH 32 : 12).
Seandainya kami dapat kembali ke dunia,
niscaya kami akan menjadi orang-orang yang beriman (ASY-SYU’ARA 26 :
102).
Sebagai
bukti bahwa Allah Maha Mengabulkan semua do’a, Maha Pengasih lagi Penyayang,
maka Allah pun berkenan untuk menghidupkan mereka kembali ke dunia nyata dengan
syarat bahwa mereka bersaksi dan harus membawa amanah, tugas di dunia, agama
atau amanah apapun dari Allah. Di alam
dunia, Allah pun akan menguji mereka dengan nafsu … Oleh karena itu, jangan
merasa dirimu suci, tapi berusahalah hidup sebaik mungkin sesuai ajaran Al
Qur’an dan Sunah Rasul …
Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang menganggap
dirinya bersih…??? Sebenarnya Allah membersihkan siapa yang dia kehendaki ….
(
AN- NISA 4 : 49 )
Sekiranya bukan karena karunia dan rahmat Allah kepada
kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih selama-lamanya, tetapi
Allah membersihkan siapa yang Dia kehendaki .. ( AN-NUUR 24 : 21 )
Karena itu janganlah kamu menganggap dirimu suci
!!! Dia Maha Mengetahui siapa yang taqwa ( AN-NAJM 53 : 32 )
Hai orang-orang yang beriman janganlah ada diantara
kamu yang memperolok-olokkan orang lain, karena mungkin mereka lebih baik dari kamu …
Hai orang-orang yang beriman, janganlah engkau berburuk
sangka , sesungguhnya berburuk sangka adalah dosa dan janganlah mencari-cari
aib orang lain dan jangan pula sebagian dari kamu mencela dan membusuk-busukkan
orang lain
(
AL HUJURAT 49 : 11-12 )
Sanggahan
lainnya adalah :
- Jika benar terjadi reinkarnasi, mengapa kita tidak ingat lagi kepada kejadian-kejadian pada kehidupan kita yang lalu ??”
- Mengapa menurut data statistik ternyata jumlah penduduk di dunia senantiasa meningkat ??” Dengan adanya reinkarnasi, seharusnya jumlah penduduk di dunia tidak akan bertambah banyak, karena Ruhnya juga tidak bertambah banyak.
Bila
kita tidak bisa mengingat kejadian-kejadian pada kehidupan kita yang lalu,
secara logika adalah wajar, karena ingatan kita tersimpan di dalam otak jasmani
kita yang telah dikubur dan telah hancur menjadi tanah. Apakah ruhani bisa
berfikir ??? Sebagaimana halnya dengan malaikat, apakah malaikat bisa berfikir
??? Apakah malaikat mempunyai nafsu, apakah malaikat mempunyai jenis kelamin
???
Penulis
sendiri berpendapat bahwa Ruhani yang menggerakkan otak untuk berfikir dan
mengingat sesuatu. Jadi, yang berfikir adalah otak. Otak tidak bisa mengingat
sesuatu tanpa disertai adanya Ruhani, demikian juga Ruhani bila ingin
menyatakan sesuatu harus melalui otak, kemudian otak akan menggerakkan tubuh.
Bila
Ruhani memasuki bayi dan dilahirkan kembali ke dunia, adalah wajar bila harus
belajar lagi dari awal. Bila kita bisa mengingat peristiwa-peristiwa
dikehidupan sebelumnya, maka kita bisa terbelenggu masa lalu, ini bisa
menyebabkan kita stres berat… Allah Maha Mengetahui segala sesuatu… Allah tidak
pernah membuat umatnya susah…
Semedi
memberikan penjelasannya sesuai dengan Firman Allah :
Hai manusia… Jika kamu ragu-ragu tentang hari
kebangkitan, maka sesungguhnya Kami ciptakan kamu dari tanah, kemudian dari
segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan
tidak sempurna kejadiannya, agar Kami dapat menjelaskan kepadamu dan Kami
tempatkan yang Kami kehendaki di dalam rahim untuk suatu masa tertentu dan
kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi dan kamu menjadi dewasa dan diantara
kamu ada yang diwafatkan dan diantara kamu ada yang dikembalikan ke tingkat
hidup yang paling rendah setelah tadinya berpengetahuan (SURAT AL HAJJ 22 : 5).
Menurut
Semedi, bila pengertian “dikembalikan ke tingkat hidup yang paling rendah”
ditafsirkan sebagai “dimasukkan ke dalam neraka”, “dijadikan kafir” atau
“dijadikan pikun”, maka tafsiran-tafsiran tersebut menjadi tidak sesuai dengan
kata-kata selanjutnya yaitu : “sehingga ia tidak mengetahui apa-apa setelah
tadinya berpengetahuan”. Mengapa tidak sesuai ??? Mengenai tafsiran “dimasukkan
ke dalam neraka”, menurut pendapat penulis juga terasa kurang pas, karena pada
ayat tersebut tidak sedang membahas tentang masalah neraka.
Memang
mengenai masalah usia tua dan kepikunan ada kaitannya, namun dalam hal ini,
baik yang kafir maupun yang pikun walaupun pengetahuannya sudah menjadi
berkurang, akan tetapi mereka masih mengetahui apa-apa, sehingga menurut
pendapat Semedi mengenai penafsiran “dijadikan kafir” dan “dijadikan pikun”
pada ayat tersebut, menjadi tidak seluruhnya benar.
Oleh
karena itu, Semedi berpendapat bahwa kata-kata : “dikembalikan ketingkat hidup
yang paling rendah, sehingga ia tidak mengetahui apa-apa setelah tadinya
berpengetahuan” lebih cocok bila diartikan sebagai : “dilahirkan kembali ke
dunia sebagai bayi”. Dalam hal ini bayi yang baru dilahirkan dan tidak
mengetahui apa-apa merupakan tingkatan hidup yang paling rendah dari siklus
kehidupan manusia. Kemudian dalam perkembangan selanjutnya bayi tersebut bisa
melihat, bisa mendengar, bisa berbicara, menjadi seorang anak, menjadi remaja,
berpengetahuan, berperasaan, berwawasan, menjadi dewasa dst…
Menurut
Semedi hal ini didukung oleh firman Allah :
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam
keadaan tidak mengetahui apa-apa, dan Dia (Allah) memberi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati agar kamu bersyukur (SURAT AN NAHL
16 : 78).
Menurut
penulis, di dalam kata-kata : “diantara kamu ada yang dikembalikan
ketingkat kehidupan yang
paling rendah” tersebut,
bisa berarti : “dilahirkan kembali
ke dunia dalam kondisi
yang memprihatinkan , baik dari
segi fisik maupun
dari segi sosial
ekonominya dan penafsiran
yang sangat ekstrem adalah
“dilahirkan kembali kedunia
sebagai hewan”. Dalam
hal ini tidak ada
sesuatu yang tidak
mungkin bagi Allah.
Allah Maha Kuasa
atas segalanya.
Mengenai jumlah
penduduk di dunia
yang setiap tahun
selalu meningkat, dimana dengan
adanya reinkarnasi seharusnya
jumlah tersebut tetap tidak
meningkat , Sumedi memberikan
penjelasan berdasarkan Al Qur’an
sebagai berikut :
1.
Bumi pada
zaman dahulu kala , ratusan tahun
yang lalu, pernah
berpenghuni jauh lebih
besar dari jumlah
penduduk bumi pada
masa kini .
2.
Peradaban ilmu
dan teknologi penduduk
bumi jaman dahulu
kala sudah lebih
canggih dari ilmu
dan teknologi masa
kini.
3.
Kecanggihan ilmu
dan teknologinya , menyebabkan
mereka lupa diri,
mereka menjadi sombong ,
musrik dan kutur. Karena
terhijab oleh kecanggihan
ilmu dan teknologinya , mereka melupakan
Tuhan-nya. Kemudian mereka
menyalahgunakan ilmu dan
teknologi yang dimilikinya ,
sehingga menimbulkan bencana
yang sangat dahsyat
dan akhirnya mereka
menjadi musnah karena ulah
mereka sendiri.
4.
Mereka
yang selamat adalah manusia-manusia pilihan Allah.
5.
Belum
semua Ruh yang mati dihidupkan kembali, oleh karena itu penduduk bumi masih
terus akan meningkat.
Dan berapa banyak (penduduk) negeri yang telah kami
binasakan, yang sudah bersenang-senang dalam kehidupannya, maka lihatlah itu
tempat kediaman sesudah mereka tidak didiami lagi, kecuali hanya sebagian kecil
dan Kami adalah pewarisnya
(AL QASHASH 28 : 58)
Surat
Al qashash 28 : 58 ini memberikan kepada kita bahwa banyak negeri yang semula
subur makmur, kerta raharja, gemah ripah loh jinawi namun penduduknya hanya
bersenang-senang saja tanpa mensyukuri nikmat Allah artinya tidak peduli kepada
masalah kelestarian alam serta lingkungan hidup, maka akibat kerusakan yang
mereka timbulkan, mereka sendiri pun akhirnya ikut binasa.
Data-data
sejarahnya juga ikut musnah. Hanya sebagian kecil saja yang tersisa baik
alamnya maupun penghuninya. Oleh karena itu, penyebaran penduduk di dunia
menjadi tidak merata. Di daerah yang subur penduduknya bisa sangat padat. Di
daerah gersang penduduknya sangat jarang atau bahkan tidak ada sama sekali.
Daerah
yang semula suburpun bisa rusak berat karena ulah manusia yang serakah, karena
ulah manusia yang hanya mementingkan diri sendiri tanpa memperhatikan kepentingan
orang lain, tanpa memperhatikan kelestarian alam dan lingkungan hidup. Berapa
banyak hutan tropis yang rusak ??? Konon
kabarnya lembah Mekahpun pada awalnya
adalah daerah yang subur.
Legenda
Benua Atlantis yang hilang mengisahkan kecanggihan ilmu dan teknologi
penduduknya yang lebih canggih dari keadaan penduduk bumi masa kini. Edgar
Cayce seorang para normal dari Amerika, pada masa hidupnya sempat menghipnotis
dirinya sendiri dan menceritakan kisah kecanggihan ilmu dan teknologi penduduk
Benua Atlantis tersebut. Kisah banjir besar di dalam Al Quran adalah kisah Nabi
Nuh.
Apakah mereka tidak memperhatikan berapa banyak
generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka, padahal (generasi itu) telah
Kami teguhkan kedudukkannya di muka bumi dengan keteguhan yang belum pernah
kami berikan kepadamu (AL AN’AAM 6 : 6).
Berapa banyak umat yang telah kami binasakan sebelum
mereka, sedangkan mereka lebih baik perlengkapannya dan lebih canggih dipandang
mata (MARYAM 19 : 74).
Apakah mereka tidak bepergian di muka bumi dan
memperhatikan bagaimana kesudahan orang-orang sebelum mereka??? Mereka itu (orang-orang sebelumnya) lebih
banyak dari pada mereka (yang sekarang) dan lebih hebat kekuatannya dan
bekas-bekas peninggalannya di muka bumi, tetapi apa yang biasa mereka usahakan
tidak dapat menolong mereka
( AL MU’MIN 40 : 82 ).
Maka ketika datang Rosul-rosul kepada mereka membawa
bukti-bukti, mereka bersombong dengan pengetahuan yang mereka miliki, maka
mereka ditimpa azab karena apa yang biasa mereka perolok-olokan itu ( AL MU’MIN 40 : 83 ).
Bahasa
Al Qur’an menurut Semedi memang sesuai dengan zamannya, tidak ada istilah bom
atom, bom nuklir, bom hidrogen atau senjata sinar laser dan sebagainya, bencana
alam yang disebabkan oleh ledakan yang dahsyat hanya diumpamakan dengan ledakan
seperti petir atau sebagai sapuan angin yang menghancur luluhkan segala sesuatu
menjadi serbuk. Itulah bahasa Al Qur’an.
Bagi
mereka yang mau berfikir : Apakah memang ada petir yang bisa membinasakan dan
memusnahkan satu kaum ??? Apakah ada badai topan yang bisa menghancurkan segala
sesuatu sampai menjadi serbuk ??? Bandingkan dengan kerusakan yang disebabkan
oleh bom atom atau bom napalm dan
sejenisnya pada masa kini.
Jika berpaling, katakanlah : Aku telah memperingatkan
kamu tentang petir, seperti petir (yang menimpa) kaum ‘Aad dan Tsamud ( FUSHSHILAT 41 : 13 ).
Dan juga pada ‘Aad ketika Kami kirimkan kepada mereka
angin yang membinasakan. Angin itu tidak membiarkan sesuatu yang dilandanya
melainkan menjadikannya seperti bubuk.
Dan pada Tsamud, ketika dikatakankepada mereka : Bersenang-senanglah
kamu sampai suatu waktu… Tetapi mereka durhaka terhadap perintah Tuhannya, lalu
mereka disambar petir, sedang mereka melihatnya
(AZZARIYAAT
51 : 41-44)
Bagi
mereka yang ragu juga mengatakan bahwa : “Reinkarnasi tidak terdapat dalam
ajaran Islam”. Menurut Semedi memang benar demikian bila yang dimaksud dengan
Islam adalah para penganutnya. Para penganut
Islam dalam hal ini kebanyakan para ulama belum pernah mengajarkan paham
tersebut. Hal ini mungkin sejak awal mereka sudah apriori terhadap masalah ini,
sehingga sampai kapanpun akan terjadi perbedaan persepsi. Perbedaan persepsi
ini bisa disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan serta keterbatasan akal
pikiran kita sehingga kita kurang bisa memahami makna ayat-ayat Al Qur’an yang
bersangkutan dengan masalah reinkarnasi.
Masalah
reinkaransi ini adalah masalah Ruh. Masalah Ruh adalah masalah keghoiban dan
kerahasiaan Allah, sehingga sulit untuk bisa dibuktikan secara nyata. Oleh
karena itu, sulit untuk diyakini oleh kebanyakan orang awam, kecuali bagi para
ulama kasyaf yang sudah bisa melihat alam ghoib dan alam kubur.
Demikian
menurut pendapat penulis.
Maka sekiranya engkau berselisih pendapat, ikutilah
golongan mayoritas yang berpijak kepada kebenaran dan terdiri dari ahlinya (Hadits).
Mintalah fatwa kepada hatimu sendiri, meskipun orang
lain telah memberimu fatwa. Yang terbaik
adalah yang menentramkan Ruhani. (Hadits)
Al
Qur’an pun mengajarkan kepada kita bahwa bila kita tidak mengetahui maka kita
harus bertanya kepada Ahli Ilmu. Namun ahli ilmu tersebut menurut Semedi harus
yang berpijak pada azas kebenaran, misalnya dalam mentafsirkan ayat-ayat Al
Qur’an juga harus benar, sesuai dengan artinya yang murni dan konsisten.
Semedi
memberikan contoh sebagai berikut :
- Kata “mati” dalam Al Baqarah 2 : 28 :
“Bagaimana kamu tidak beriman kepada
Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Ia hidupkan kamu, kemudian Ia mematikan
kamu, kemudian menghidupkan kamu ( lagi ), kemudian kepadanya kamu dikembalikan.
Semedi menghendaki agar kata “mati”
tersebut jangan ditafsirkan sebagai tidak atau belum ada, sebagai “segumpal
darah” atau pun sebagai “ketika di dalam rahim”.
Mati harus tetap ditafsirkan mati,
yaitu keadaan setelah selesai siklus kehidupan dan sekarang berada di alam
kubur.
- Kata Arab “ajalu” dalam Al An’aam 6 : 2 yang sebenarnya berarti “masa” atau “waktu” hendaknya jangan diterjemahkan sebagai “kematian”, karena tanpa disadari akan menghapuskan ajaran Allah yang menyatakan bahwa selain ada kurun waktu tertentu di dunia, ada pula kurun waktu tertentu di alam kubur atau di akhirat.
- Kata Arab qiyaamatu artinya yang murni adalah “kebangkitan”, yaitu kebangkitan Ruh Orang mati di akhirat atau di alam kubur setelah kematiannya, jangan ditafsirkan sebagai “akhir zaman”, “kebangkitan pada akhir zaman” atau “kehancuran total dunia pada akhir zaman”
- Kata-kata “diciptakan kembali”, “dihidupkan kembali”, dan “dikeluarkan” di dalam beberapa ayat Al Qur’an telah ditafsirkan secara tidak konsisten. Semula ditafsirkan sebagai “dilahirkan kembali ke dunia”, akan tetapi kemudian setelah kata-kata itu mendapat tambahan kata “lagi” atau “kembali” maka selanjutnya tafsirannya dirubah menjadi “dihidupkan kembali di akhirat”. Bila konsisten seharusnya tetap ditafsirkan sebagai semula, yaitu “dilahirkan kembali ke dunia”.
Akhirnya
menurut pendapat penulis, karena masalah reinkarnasi ini menyangkut masalah Ruh
yang menjadi rahasia Allah, maka bila kita sulit untuk mendapatkan Ahli Ilmu
yang berpegang pada kebenaran atau kita sulit mencari Ulama kasyaf yang sudah
bisa melihat alam kubur, sebaiknya kita
hayati Hadits Rosulullah yang mengatakan bahwa setelah minta fatwa
kepada orang lain, maka mintalah fatwa kepada hatimu sendiri dan yang terbaik
adalah yang menentramkan ruhani kita masing-masing.
Reinkarnasi
ini bukan tujuan akhir dari ajaran Islam, karena reinkarnasi adalah kembali ke alam dunia,
sedangkan tujuan akhir
dari ajaran Islam adalah kembali kepada Allah. Oleh karena itu mengenai masalah
reinkarnasi hendaknya tidak perlu untuk diperdebatkan.
Bagi
penulis sendiri yang penting adalah bukan masalah reinkarnasinya, akan tetapi
yang penting adalah usaha kita untuk mencapai tingkatan Ihsan dan Insan Kamil
melalui perjalanan tasawuf, sesuai dengan ajaran Al Qur’an dan Sunah Rosul …
agar kita bisa kembali kepada Allah dan tetap berada di sisi Allah … Kecuali
bila Allah menghendaki lain…
Ingat Surat AL ASR 103 :1-3… Sesungguhnya
jadi manusia itu selalu rugi…
Mereka yang meninggal di jalan Allah jangan engkau
katakan mati. Tidak..!!! mereka tetap
hidup di
sisi Tuhannya dan mendapat rizki
( ALI IMARAN 3 : 169 ) Orang yang paling mulia di sisi Allah
adalah dia yang paling takwa diantara kalian ( AL HUJURAT 49 : 13 )
Bersambung ....ke jilid 5 mengenai penelitan RUH serta kesimpulan buku ini
Terimakasih atas tulisannya, semoga Alloh swt memberikan hidayah untuk kita semua. Salam untuk Bapak dan keluarga, mudah2an kita diakui menjadi Hamba hambaNya
BalasHapusAmin Ya Rabbal alamin,, salam kembali untuk semuanya. bila tidak keberatan silahkan dipublikasikan. terima kasih.
BalasHapusAlhamdulillah sudah, namun seperti biasa ada yang menerima, ragu ragu dan tidak percaya. Semoga kita semua bisa mengingat janji kita yang kita ucapkan pada saat di alam ruh.
BalasHapussubhanalloh,,,,,
BalasHapusini baru ilmu yg bisa benar2 diserap
Menangkan Jutaan Rupiah dan Dapatkan Jackpot Hingga Puluhan Juta Dengan Bermain di www(.)SmsQQ(.)com
BalasHapusKelebihan dari Agen Judi Online SmsQQ :
-Situs Aman dan Terpercaya.
- Minimal Deposit Hanya Rp.10.000
- Proses Setor Dana & Tarik Dana Akan Diproses Dengan Cepat (Jika Tidak Ada Gangguan).
- Bonus Turnover 0.3%-0.5% (Disetiap Harinya)
- Bonus Refferal 20% (Seumur Hidup)
-Pelayanan Ramah dan Sopan.Customer Service Online 24 Jam.
- 4 Bank Lokal Tersedia : BCA-MANDIRI-BNI-BRI
8 Permainan Dalam 1 ID :
Poker - BandarQ - DominoQQ - Capsa Susun - AduQ - Sakong - Bandar Poker - Bandar66
Info Lebih Lanjut Hubungi Kami di :
BBM: 2AD05265
WA: +855968010699
Skype: smsqqcom@gmail.com