TUNTUNAN
PRAKTIS
DZIKIR
– MEDITASI
Revisi
Bagian 2-3
02 Februari 2016
Perhatikan
Firman Allah :
Apabila
telah Aku sempurnakan kejadiannya, Aku tiupkan Ruh-Ku kepadanya (AL
HIJR 15 : 29)
RUH
berasal dari CAHAYA ALLAH. RUH berasal
dari DZAT YANG MAHA SUCI… Oleh karena itu RUH tetap SUCI tidak akan pernah kena
polusi duniawi… Oleh karena Ruh tetap suci maka Ruh bisa berkomunikasi dengan
Tuhan, bukan jasmaninya. Berarti Cahaya dengan Cahaya saling
berkomunikasi.
Sesuai
dengan Hadits Rosulullah : Mengenal Tuhan harus melalui Tuhan.
Ruh masuk
kedalam jasmani manusia sambil membawa amanah :
Sesungguhnya
telah kami tawarkan amanah kepada langit, bumi dan gunung-gunung, akan tetapi
mereka semua enggan memikulnya, karena takut menghianatinya, namun manusia bersedia memikulnya, karena manusia
sungguh zalim dan bodoh (AL AHZAB 33 : 72)
Semua
JIWA-RUH sebelum dihembuskan kedalam jasmani Allah telah memberinya amanah,
dibai’at dengan syahadat agar NAFSU-nya terkendali.. Setelah di dunia amanah
tersebut dilalaikan, karena ada nafsu.
Oleh karena itu manusia disebut insan yang artinya lalai.
Wa
iz akhaza Robbuka min bani adama min zuhurihim zurriyyatahum wa asyhadahum ala
anfusihim alastu birobbikum, qolu bala syahidna…
Dan
(ingatlah) ketika Tuhan-mu mengeluarkan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan
Allah mengambil kesaksian terhadap
mereka ( dan berfirman ) :
Bukankah AKU TUHANMU…??? Semua jiwa (
ANFUSIHIM ) menjawab benar kami bersaksi (Surat AL A’RAAF 7 : 172)…
ANFUSIHIM bentuk jamak dari NAFS…
dimana NAFS ini ada yang mengartikan NAFSU atau EGO, ada yang mentafsirkan JIWA
dan ada juga yang mentafsirkan sebagai RUH… Kata NAFS ( ANFUSIHIM ) dalam Surat
AL A’RAAF 7 : 172 akan lebih pas
bila ditafsirkan sebagai NAFSU… Karena Ruh tetap suci, maka secara logika yang diberi
amanah, yang dibai’at dengan syahadat itu NAFSUNYA, agar NAFSUNYA TERKENDALI,
bukan jasmaninya dan bukan pula Ruhnya…
Ketika masih di dalam kandungan, kita
sudah hidup karena sudah diberi Ruh, tapi belum bernafas…nafsunya belum
muncul. Setelah lahir kedunia baru kita
bernafas yang keluar masuk melalui lubang hidung. NAFAS berasal dari kata NAFS..artinya NAFSU
yang bisa dikendalikan dengan cara MENGATUR PERNAFASAN melalui DZIKIR QOLBU,
sehingga KESADARAN RUHNYA bangkit mengendalikan NAFSU.
Kesadaran
Ruh adalah kesadaran sejati… Agar kesadaran Ruh kita bangkit maka jasmani harus
“dimatikan”, kerja otak harus dihentikan, otak harus berhenti berfikir. Ego
kita harus dimatikan sehingga kesadaran Ruhnya bangkit untuk berkomunikasi
dengan Allah dengan cara DZIKIR-MEDITASI… Hening, tanpa suara, tanpa
kata-kata, karena yang bisa berkomunikasi serta yang akan kembali kepada Tuhan
adalah Ruh. Oleh karena itu hati harus bersih dari segala
macam nafsu… Petunjuk dari Allah datangnya ke hati, bukan ke otak…
Jangan terpesona pada suara-suara yang lewat
telinga, itu bisikan syaetan. Bila
mendengar bisikan atau suara lewat telinga kita mohon di dalam hati kepada Allah
: Yaa Allah hamba mohon mujizatnya dua kalimah syahadat… sambil menahan
nafas baca dalam hati dua kalimah syahadat,
melalui imaginasi tiupkan ke telinga kita yang menerima bisikan.
Pada saat Rosulullah pertama kali
menerima Firman Allah, beliau menggigil ketakutan karena mendengar suara yang
menakutkan, bumi terasa berguncang. Ketika menerima Firman-firman Allah
berikutnya, beliau sudah terbiasa, suara yang terdengar pun bervariasi, suatu
ketika berdengung seperti suara lebah, kadang-kadang seperti suara lonceng,
suara seruling, musik surgawi yang merdu. Setelah mendengar suara-suara tersebut
Rosulullah merasa bahwa Firman itu sudah ada di dalam qolbunya. Dengan demikian sesungguhnya Al Qur’an sudah terprogram dalam hati kita
masing-masing. Itulah Al Qur’an
sejati yang ada di dalam diri.
Perhatikan beberapa Firman Allah :
Dialah Jibril yang telah menurunkan
Al Qur’an ke dalam qolbumu atas izin Allah
( AL
BAQARAH 2 : 97 )
( Al Qur’an ) ini adalah ayat-ayat
yang nyata di dalam hati orang-orang yang diberi ilmu dan hanya orang-orang
durjana yang mengingkari ayat-ayat Kami
( AL ANKABUT 29 : 49
.)
Dia (Allah)
akan memberi petunjuk kepada Hatinya ( AT-TAGABUN 64 : 11 )
Sesungguhnya
Al Qur’an yang mulia berada pada kitab yang terpelihara dan tidak tersentuh
kecuali oleh mereka yang di sucikan ( AL WAQI’AH 56 :
77-78 )
Oleh karena itu Rosulullah bersabda :
Belajarlah sampai ke negeri CINA
Bacalah
kitab yang kekal yang berada di dalam dirimu …
Apa yang
dimaksud kitab yang kekal yang berada di dalam dirimu…???
Itulah Al
Qur’an yang mulia, Al Qur’an sejati yang ada di dalam diri …
Kenapa
Rosulullah saw menganjurkan belajar ke negeri Cina…??? Kenapa bukan ke negeri Arab…??? Ada apa di negeri Cina…??? Di negeri Cina ada tata cara dzikir-meditasi…
Konon kabarnya Rosulullah saw.. pernah berniaga ke wilayah Timur dan membawa
SUTRA dari Timur… Secara logika penghasil sutra di wilayah Timur adalah Negara
CINA. Bukan suatu hal yang mustahil bila
Allah menghendaki, Rosulullah saw dipertemukan dengan TOKOH SPIRITUAL CINA yang
mengajarkan meditasi kepada Rosulullah saw..,
kemudian beliau melakukannya di GUHA HIRO. Konon kabarnya Rosulullah saw meditasi di
Guha Hiro selama 40 malam berturut-turut .. sampai turun WAHYU pertama…
Menurut Al Ghazali dan Ibnu Arabi :
Barang siapa
mengenal dirinya maka dia mengenal Tuhannya. Barang siapa mengenal Tuhannya
maka dia merasa dirinya bodoh. Barang siapa mencari Tuhan keluar dari dirinya
maka dia akan tersesat semakin jauh…
Walaupun ini
bukan Hadits Rosulullah…namun sangat populer di kalangan para sufi…!!! Faktanya memang Allah tidak ada di Mekah…
Apakah Tuhan
ada di Mekah ataukah di Cina …???
Tidak ada
satu ayatpun yang mengatakan Allah ada di Mekah atau di Cina...!!!
Perhatikan
firman-firman ALLAH :
Katakanlah bahwa Aku dekat ( AL BAQARAH 2 : 186 ).
Lebih dekat Aku dari pada urat leher
( AL QAF 50 : 16 ).
Akan Kami perlihatkan kepada mereka,
tanda-tanda Kami disegenap penjuru dan pada diri mereka ( FUSHSHILAT 41 : 53 )
Dzat Allah meliputi segala sesuatu ( FUSHSHILAT 41 : 54 )
Dia bersamamu dimanapun kamu berada ( AL HADID 57 : 4 . )
Kami telah mengutus seorang utusan
dalam diri-mu ( AT
TAUBAH 9 : 128)
Di dalam dirimu apakah engkau tidak
memperhatikan (
AZZARIYAT 51 : 21 )
Tuhan menempatkan diri antara manusia dengan kolbunya ( AL ANFAL 8:24 )
Di dalam diri manusia ada Yang Maha Melihat ( AL
QIYAMAH 75 : 14 )
Sesuai Hadits Qudsi :
Dalam dada ada kolbu, di dalam kolbu ada
fuad, di dalam fuad ada syagofa, di dalamnya ada Sir, di dalam Sir ada AKU…
Oleh karena
itu wajarlah bila AL GHAZALI serta para sufi tidak menganjurkan mencari Tuhan
ke Mekah, tapi mencari Tuhan ke dalam diri, agar
tidak tersesat.
Kenyataannya memang benar bahwa perjalanan
mencari dan mengenal Allah bukan
perjalanan ke Masjidil Harom, bukan pula ke Mekah, namun perjalanan dari
alam lahiriyah ke alam bathiniyah, perjalanan yang transendental, perjalanan
yang tidak masuk akal.
Ingat bahwa Hadist mulai
dipermasalahkan setelah 100 tahun
Rosulullah wafat, melalui perdebatan panjang antar kelompok kepentingan,
mungkin wajar bila ada Hadits yang sengaja dihilangkan…!!! Who know gitu loh…!!!???
Menurut Charan Singh
yang beragama Hindu :
Untuk
bertemu dengan Tuhan, kita harus bisa mati selagi hidup. Kita harus meditasi, yaitu
hening, mengosongkan pikiran, menghampakan
tubuh dan membawa aliran jiwa atau ruh ke suatu titik diantara dan dibelakang
mata, yang disebut mata ke tiga, sambil dalam hati mengulang-ngulang nama
Tuhan.
Dengan
meditasi kita menyatukan jiwa atau ruh dengan kekuatan Cahaya dan Suara di
dalam. Hanya dengan memusatkan perhatian kita ke mata ketiga itu sajalah kita
bisa mendengar suara di dalam. Suara di dalam itulah yang akan menarik kita
naik ke dalam cahaya. Yang dimaksud mata ketiga adalah pusat pikiran dan jiwa
atau ruh dalam keadaan sadar, terletak ditengah-tengah dahi diantara kedua alis
mata, lebih tepatnya lagi, kira-kira satu setengah inci dari pusat itu ke arah
dalam.
Selama
kita masih belum menarik kesadaran kita ke pusat mata ketiga dan menghubungkannya
dengan Ruh, dengan Sumber Suara, Sumber Firman di dalam, kita tidak dapat mati
selagi hidup. Proses kematian pun
seperti itu, ruh kita akan tertarik naik mulai dari telapak kaki ke pusat mata
ketiga. Perbedaan penting adalah pada
mati selagi hidup hubungan ruh dengan tubuh tidak terputus. Setelah mencapai mata ketiga maka perjalanan
ruh yang sesungguhnya akan dimulai.
Bila
seluruh kesadaran telah meninggalkan tubuh bagian bawah dan kita telah melewati
mata ke tiga, maka ruh kita akan keluar dari tubuh jasmani dan memasuki alam
astral, Out Of Body Experience ( OOBE ). Tanpa mati selagi hidup, tanpa meditasi kita tidak bisa
masuk ke dalam untuk berjumpa dengan Tuhan, Guru Sejati kita. Satu-satunya jalan untuk mencapai Guru Sejati adalah
melalui meditasi.
Tujuan
meditasi adalah untuk memperoleh ketenangan serta perasaan cinta kasih di dalam
hati. Ketenangan baru diperoleh bila
semua penutup telah disingkirkan dari jiwa, maka jiwa pun menjadi bersinar dan
menjadi murni, sehingga layak untuk bersatu dengan Tuhan.
Meditasi
adalah do’a tanpa kata-kata. Do’a
dengan kata-kata adalah sarana menuju meditasi. Dengan meditasi kita berserah diri sepenuhnya
kepada Tuhan tanpa pamrih, berserah diri secara sempurna. Meditasi
adalah do’a yang sesungguhnya, do’a yang terbaik, yang amat sangat menyenangkan
Tuhan, yang akan diterima Tuhan, karena Ruh kita ingin kembali bersatu
dengan-Nya.
Pada
puncak meditasi akan dicapai suatu kondisi “trance” mistik. Suatu tingkatan
kenikmatan dimana kesadaran akan dunia materi hilang. Keheningan yang sangat
dalam. Kondisi seperti itulah yang
disebut samadhi … akhirnya mencapai
Yoga … artinya penyatuan, manunggal … dimana
ruh kita memasuki alam ghoib.
Istilah
SAMADHI menurut AL GHAZALI adalah mencapai tahap fana dan kasyaf. Fana artinya lebur dan larut. Kata Al Hallaj bagaikan anggur tercampur air
murni. Sedangkan kasyaf artinya
terbukanya hijab atau tabir. Dalam hal
ini pandangan mata bathin kita, mata hati kita, mata kebijaksanaan kita akan
menjadi tajam.
Mulai
hari ini Aku buka tabir yang menutupi matamu, maka pandangan matamu menjadi
tajam (Al Qaaf 50 : 22)
Menurut
Suma Ching Hai yang beragama Budha :
Walaupun pada awalnya berbeda-beda
namun untuk mencapai puncak pencerahan Ruhani hanya ada satu jalan yaitu melalui
kontemplasi pada Cahaya dan Shabda yaitu Getaran di dalam . Sehingga kita bisa melakukan kontak dengan Ruh, dimana Ruh ini merupakan manifestasi dari Cahaya dan Getaran Suci. Inilah yang disebut metode Kuan Yin. Metode ini adalah metode pendengaran dan
penglihatan ruhani, metode transendental ( tak terjangkau akal ) yang tidak
dapat diuraikan melalui bahasa manusia.
Semua ditransmisikan dalam keheningan.
Shabda, Firman atau Logos tersebut
merupakan musik surgawi, merupakan bahasa
dari Cinta Kasih Universal dan Kecerdasan Agung. Semua ajaran berasal dari Suara Hening ini, semua
bahasa berasal dari bahasa Universal
ini. Melodi surgawi ini dapat
menyembuhkan semua luka, serta dapat memenuhi dan memuaskan semua dahaga
duniawi. Suara inipun dapat membersihkan kita dari semua dosa-dosa
dan membawa kita ke Sumber Asalnya.
Jalaluddin Rumi Sufi besar
dari Persia menulis sebagai berikut :
Bila
makrifat kepada Dzat ingin kau dapat, lepas aksara, galilah makna. Katupkan bibirmu, tutup matamu, sumbat
telingamu. Tertawakan aku manakala
engkau tidak melihat Rahasia Yang Maha Benar.
Dengan
demikian secara tidak langsung Rumi mengajak kita untuk bertafakur, mengajak
kita untuk bermeditasi, mengajak kita untuk menyelam lebih dalam sampai ke
dasar samudera makrifat, untuk mendapatkan mutiaranya. Mencari Dia Yang Sejati. Dia Yang Berdiri Dengan Sendirinya tanpa
penolong. Belum ada apa-apa disampingnya. Belum ada nada, belum ada suara yang bisa kita
dengar, belum ada aksara, belum ada
Kitab apapun, belum ada Zabur, Taurat, Injil maupun Al Qur’an dan Hadits. Dia wajib adanya, tapi bisa juga mungkin
adanya. Dia berada dalam kekosongan, kehampaan,
kesunyatan, keheningan.
Tutup semua kitab, buka mata hati… Hening, dalam
keheningan rasakan keberadaan-Nya dengan Nurani yang bening, dalam hening dengarkan
Shabda-Nya, dengarkan Firman-Nya dengan telinga bathin …
Rumi
mengisyaratkan agar kita tidak terpaku pada aksara. Al
Kitab ibarat perahu yang membawa kita ke tengah Samudera Ahadiyah, Samudera
Ketuhanan, bila kita ingin mendapatkan mutiaranya maka mau tidak mau kita harus
menyelam, menyelam ke dalam qolbu, mencari dan mengenal Rumah Tuhan yang sejati,
mencari Dia Yang Sejati,
Barang siapa mengenal dirinya, maka dia mengenal
Tuhan-nya. Barang siapa mengenal Tuhannya maka dia merasa
dirinya bodoh. Barang siapa mencari Tuhan keluar dari dirinya sendiri, maka dia
akan tersesat semakin jauh…!!!
Rumi
pun menulis sebagai berikut :
Salib
dan Orang Kristen, dari ujung ke ujung ku periksa :
Dia
tidak ada lagi di salib.
Aku
pergi ke rumah berhala, ke pagoda tua; tiada tanda apapun di sana.
Aku
pergi ke bukit Herat dan Kandahar; ku pandang :
Dia
tidak ada di bukit maupun di lembahnya.
Dengan
niat kuat ku beranikan diri ke puncak gunung Qaf;
Di
tempat itu hanya ada tempat tinggal burung “Anqa”
Aku
pun mengubah pencarianku ke Ka’bah;
Dia
tidak berada di tempat kaum muda dan tua.
Aku
bertanya kepada Ibnu Sina tentang-Nya;
Dia
ternyata di luar jangkauannya.
Ku
beranikan diri menuju ke “jarak dua busur”;
Dia
pun tidak ada di ruang agung itu.
Aku menatap hatiku
sendiri; disana kulihat Dia…
Dia tidak berada di
tempat lain.
Pada
bagian lain Rumi menulis sebagai berikut :
Jauh di dalam qolbu ada Cahaya Surga
marak
menerangi paras lautan tanpa suara yang tiada batas.
Oh,
bahagianya mereka yang menemukannya dalam tawakal,
Rupa
segala yang dipuja setiap insan. ….
Dst…
Sia-sialah
kita mencari dengan nafsu tak terjinakan
untuk
sampai pada visi Satu Jiwa Abadi
Cinta, hanya cinta
yang dapat membunuh
apa yang tampaknya telah mati,
ular nafsu yang telah
membeku
Hanya cinta… lewat
air mata doa dan nyala rindu
Terungkaplah
pengetahuan yang tak pernah dapat di sekolah
Semua
menuju ke satu tujuan dalam Tuhan…
Pada
bagian akhir dari puisi ini Rumi menulis :
Ketika
kebenaran bersinar, tiada
kata dan cerita yang dapat terucap
Kini dengarkan Suara di dalam hatimu.
Selamat berpisah
Selamat berpisah adalah ucapan
selamat atas berpisahnya ruh dari jasad…
Dengan
demikian sesungguhnya Rumi pun mengisyaratkan kepada kita untuk bisa mati sebelum mati melalui meditasi Cahaya
dan Shabda. Meditasi untuk melihat Cahaya dan
mendengarkan Shabda Tuhan di dalam kolbu.
Karena
di dalam kolbu ada AKU sebagai
sumber Shabda, sebagai sumber Firman, sebagai Sumber Al Qur’an tanpa tulis.
Ingat
baik-baik, petunjuk dari Alah itu ke hati bukan melalui telinga…
Petunjuk
itu dari AKU kepada AKU…
Perhatikan
Firman-firman Allah :
Jibril
itu telah menurunkan Al Qur’an ke dalam qolbumu
( AL BAQARAH 2 : 97 ).
Dia (Allah) akan memberi petunjuk
kepada hatinya ( AT-TAGABUN 64 : 11 )
( Al Qur’an ) ini adalah ayat-ayat
yang nyata di dalam hati orang-orang yang diberi ilmu dan hanya orang-orang
durjana yang mengingkari ayat-ayat Kami
( AL ANKABUT 29 : 49 )
Sesungguhnya telah datang kepadamu dari Allah Cahaya
dan Kitab yang terang
( AL MAIDAH 5 : 15 )
Mari
kita simak juga Surat Yaassiin 36 : 82 : Bila Tuhan menghendaki, maka
Dia bersabda : KUN … FAYAKUN. Berarti semua kejadian, seluruh
keberadaan alam semesta ini diawali dengan Shabda, Firman, Kalam atau Logos :
KUN … JADILAH
Menurut
Al Kitab : Pada mulanya adalah Shabda, Shabda adalah Tuhan, kemudian Shabda
bersama Tuhan. Ibarat biji berasal dari pohon dan pohon berada dalam biji,
karena di dalam biji ada benih, ada potensi, ada Shabda : KUN…Jadilah, maka
jadi.
Pada
awalnya Tuhan bersabda KUN. Kemudian muncul titik Cahaya Pertama yang disebut Nur
Muhammad, sebagai sumber penciptaan seluruh keberadaan.
Nur
Muhammad disebut juga sebagai Jauhar Awal – Jauhar Akhir..
Hadits Qudsi :
Aku adalah perbendaharaan yang tersembunyi, oleh
sebab cinta, Aku ingin dikenal, maka Aku jadikan makhluk ( Nur Muhammad ) agar
ia mengenal akan Aku.
Hadits Rosulullah
SAW :
Aku adalah bapak dari segala ruh.
Aku berasal dari Cahaya Allah, semua yang ada di
alam ini berasal dari cahaya ku.
Yang mula-mula dijadikan Allah adalah Nur Nabimu ya
Jabir dan Allah jadikan dari Nur itu segala sesuatu dan engkau wahai Jabir
adalah termasuk sesuatu itu.
Wajar
bila ada sesepuh yang mengatakan bahwa Ruh berasal dari Nur Muhammad, dimana
Nur Muhammad itu disebut juga sebagai Ruh Idhofi atau Wujud Idhofi.
Setelah Aku sempurnakan kejadiannya, Aku hembuskan
Ruh-Ku kedalamnya (
Al Hijr 15 : 29 ).
Ruh-Ku
atau Ruh Idhofi ini merupakan essensi Dzat Ilahiyah yang berada di dalam setiap
ciptaanNya, di dalam patung, di dalam batu, bahkan dalam debu sekalipun..
Essensi
Dzat Allah berada di dalam inti setiap sel, berada di dalam inti setiap atom,
berada di dalam inti setiap ciptaanNya, sebagai Sumber Energi Tersembunyi Yang
Maha Dasyat… telah terbukti secara ilmiah … bila inti atom itu bergetar, Energi
itu bisa menghancurkan kota Hiroshima dan Nagasaki di Jepang…
Bila
kita bisa menggetarkan essensi Dzat Ilahiyah di dalam setiap atom yang berada
di dalam diri kita,… itu luar biasa. Secara
minimal kita akan merasakan bergetar hatinya ( Al Anfal 8 : 2 ),,
merinding kulitnya ( Az-Zumar 39 : 23 ), kemudian akan menyungkur dan menangis ( Maryam 19 : 58
).
Kata
Rosulullah, manusia itu dalam keadaan tidur, ketika mati baru dia
terbangun. Harus bisa mati sebelum mati,
agar kesadaran Ruhnya bangkit… Energinya bangkit.
Wajar bila Al Ghazali mengatakan bahwa
tauhid murni adalah penglihatan atas Tuhan dalam semua ciptaanNya, bila kita
tidak menyadari keberadaan Tuhan di dalam setiap ciptaanNya maka islamnya
adalah islam semu.
Kata Ibn Arabi, itulah yang disebut
Wahdatul Wujud. Lalu apakah Ibn Arabi,
Al Ghazali, Jalaluddin Rumi, Al Hallaj serta para sufi lainnya yang menganut
paham Wahdatul Wujud itu sesat…!!!??? Apakah Rosulullahpun sesat bila beliau
mengatakan : Aku Ahmad tanpa mim, berarti Aku Ahad.. Aku Arab tanpa ain, berati Aku Rab…!!! Lu pikirin aja sendiri Bro…!!! Cape deh…
Dia
bersamamu dimanapun kamu berada
( AL HADID 57 : 4 . )
Tanda-tanda
Kami disegenap penjuru, dan didalam diri mereka sendiri
( FUSHSHILAT 41 : 53 )
...di
dalam dirimu, apakah engkau tidak memperhatikan
( ADZ-DZARIYAT 51 : 21 ).
Kami telah mengutus seorang utusan
dalam diri-mu ( AT-TAUBAH
9 : 128)
Tuhan menempatkan diri antara manusia
dengan kolbunya (
AL-ANFAL 8:24 )
Perhatikan
Surat An Nuur 24 : 35 :
Allah adalah Cahaya langit dan bumi. Cahaya di atas
Cahaya, Tuhan akan membimbing dengan Cahaya-Nya kepada yang Dia kehendaki.
Kemana
??? Tentu saja kepada Cahayanya. Tanpa
cahaya kita akan seperti orang buta yang berjalan sambil meraba-raba, tanpa
arah dan tujuan.
Surat
An Nuur 24 : 36 :
Cahaya itu menerangi rumah-rumah, di dalamnya Allah
berkenan untuk dijumpai dan dimuliakan Namanya serta bertasbih pagi dan petang…
SUCIKANLAH RUMAHKU bagi mereka yang thowaf, itikaf,
yang ruku dan sujud
( AL BAQARAH 2 : 125 ).
( AL BAQARAH 2 : 125 ).
Janganlah kamu mempersekutukan Aku dengan apapun,
SUCIKANLAH RUMAHKU bagi mereka yang thowaf, mendirikan dan ruku bersujud ( AL HAJJ 22 : 26 )
HADITS QUDSI
:
Di dalam
setiap rongga anak Adam Aku ciptakan suatu mahligai yang disebut dada, dalam
dada ada kolbu, dalam kolbu ada fuad, dalam fuad ada syagofa, di dalam syagofa
ada Sir, di dalam Sir ada AKU ….
Fuad adalah
hati yang bersih. Syagofa artinya yang
lebih dalam…
Jadi
beralasan bila para sufi mengatakan : KOLBU MUKMIN BAITULLAH
Rumah-KU
yang mana dan rumah siapa yang dimaksud???
Kolbu
mukmin baitullah. Itulah Baitullah yang sejati, Itulah
RumahNya, yang harus disucikan.. agar tidak menjadi sarang syaeton dan
iblis…
Di
dalamnya ruh bersujud, memuliakan NamaNya serta bertasbih pagi dan petang… Karena
sesungguhnya semua ruh manusia sudah muslim, sudah berserah diri sejak di alam
arwah, sejak hari pertama di dalam kandungan ibu, sejak hari pertama
dilahirkan…
Tuhan berfirman : Bukankah aku Tuhanmu. Para Ruh-Jiwa
menjawab : Benar kami bersaksi
( Al A’raf 7 : 172 ).
RumahNya
tidak dibuat dari batu bata, tapi dari kesucian, kedamaian, keselamatan, kasih
sayang, kesabaran dan keikhlasan serta berserah diri kepada Allah melalui
keimanan dan ketakwaan,… Itulah Fitrah… Itulah Islam sejati, bukan Islam
Arabi… Itulah AGAMA FITRAH SEBAGAI ATURAN DAN JALAN YANG TERANG dari Allah yang diturunkan melalui para Rosul
untuk seluruh umat manusia…
Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu BERBANGSA-BANGSA
dan BERSUKU-SUKU agar kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang YANG PALING MULIA diantara kamu di sisi Allah dialah ORANG YANG
PALING TAQWA diantara kamu. Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal (AL HUJURAT 49 : 13)
UNTUK SETIAP
UMAT diantara kamu, Kami berikan ATURAN ( SYARIAT ) dan JALAN YANG TERANG (JALAN
SPIRITUAL) .. Bila Allah menghendaki, pasti kamu dijadikan satu umat (saja),
tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap karunia yang diberikan-Nya kepada
kamu, maka berlomba lombalah berbuat kebajikan …( AL
MAIDAH 5 : 48 )
Hadapkan wajahmu pada Agama Fitrah, Allah yang telah
menciptakan manusia menurut fitrah itu, tidak ada perubahan pada fitrah Allah ( AR-RUM
30:30 )..
Allah mengajarkan
tentang AGAMA FITRAH kepada semua umatnya di seluruh dunia sebagai ATURAN dan
JALAN YANG TERANG bagi kehidupan umat manusia di dunia dan akhirat… AGAMA
FITRAH adalah AGAMA yang mengajarkan tentang kesucian, kedamaian, keselamatan,
kasih-sayang, kesabaran, keikhlasan serta berserah diri kepada Tuhan melalui
keimanan dan ketaqwaan. Apapun YG
DIAJARKAN ALLAH pasti SEMPURNA, tidak mungkin manusia bisa merubahnya..
FITRAH
itulah RUH ISLAMI sebagai ATURAN dan JALAN YANG TERANG apapun nama agamanya…!!! Itulah ISLAM SEJATI yang diajarkan Allah
melalui para Rosul kepada semua umatnya di dunia sesuai bahasa kaumnya HINDU-BUDHA-NASRANI-ISLAM…
Bagi setiap
umat ada Rosul, ( YUNUS 10 : 47 ).
Bagi
tiap-tiap masa ada kitab ( AR RAD 13 : 38 )
Kami tidak
mengutus seorang Rosulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia dapat memberikan
penjelasan dengan terang kepada mereka ( IBRAHIM 14 : 4 ).
Di ibaratkan Allah memberi kita beras,
supaya mudah dicerna dan enak rasanya, maka kita olah jadi nasi kebuli, jadi
nasi goreng, jadi nasi rames, jadi nasi padang itu semua bagi yang sehat, untuk
yang sakit kita buatkan bubur ayam.... Setelah dioalah namanya jadi berbeda. HINDU-BUDHA-NASRANI-ISLAM.
namun bahan dasarnya TETAP BERAS... Allah
akan murka bila otak kita ngga di pake...
Allah menimpakan kemurkaan kepada
orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya (Yunus 10 : 100)
Demikian juga agama Fitrah...setelah
diolah ada yang menyebutnya PEPAYA, ada yang bilang KATES, ada yang
bilang GEDANG... setelah dikupas isinya sama, ketika dimakan rasanya sama dan
hasil akhirnya juga sama. karena untuk mencapai puncak spiritual tata caranya
juga sama, yaitu harus melalui DZIKIR-MEDITASI sehingga bisa mencapai tingkat
IKHSAN dan menjadi INSAN KAMIL....
Orang JAWA
menyebutnya.. ILMU SEJATI SANGKAN PARANING DUMADI
Orang SUNDA
menyebutnya.. AGAMA SUNDA WIWITAN…
Wajar bila
kang Aqil S. dan tokoh-tokoh NU menutup buku mengenai masalah perbedaan agama…
tidak perlu diperdebatkan lagi…
Walaupun
beda bahasa...namun ESSENSI dan SUBSTANSINYA tetap sama, tidak pernah
berubah... KARENA AGAMA DI MUKA BUMI CUMA SATU …YAITU AGAMA FITRAH Hadapkan
wajahmu pada Agama Fitrah, karena Fitrah Allah tidak pernah berubah. KENAPA KITA HARUS BERTENGKAR…???
Sesungguhnya agama kamu ini satu ( AL
ANBIYA 21 : 92 )
Agama di sisi Allah adalah Islam-Fitrah ( ALI IMRON 3: 19 )
Aku ridhoi Islam ( Fitrah ) sebagai agama bagimu ( AL
MAIDAH 5 : 3 )
Hadapkan wajahmu pada Agama Fitrah, Allah yang telah
menciptakan manusia menurut fitrah itu, tidak ada perubahan pada fitrah Allah ( AR-RUM
30:30 )..
Sesungguhnya
ini adalah agama kamu semua, agama yang satu dan AKU adalah Tuham-mu, maka
bertaqwalah kepada-KU ( AL MU’MINUN 23 :
52 )
Kemudian
mereka menjadikan agama mereka terpecah-belah menjadi beberapa pecahan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa
yang ada pada sisi mereka ( masing-masing ). Maka biarkanlah mereka dalam
kesesatannya sampai suatu waktu ( AL MU’MINUN 23 : 53-54 )
Dan telah Aku ridhoi
Islam (fitrah,damai) menjadi agamamu (Al
Maidah 5 : 3)
Sesungguhnya agama kamu itu satu saja, dan Aku adalah
Tuhan-mu, oleh karena itu sembahlah Aku ( Al Anbiya 21 : 92 )
Semua agama mengajarkan tentang Fitrah… mengajarkan
tentang Islam …
Itulah
Islam yang hakiki yang sudah terprogram
dalam hati nurani kita masing-masing… Tanpa kita sadari itulah Islam Sejati yang dianut semua umat… Itulah Islam yang diridhoi Allah…!!! Bukan Islam ARABI… SUNI… WAHABI… SYI’AH…!!!
Semua Rosul sudah muslim, sudah berserah diri kepada
Allah. Semua Rosul mengajarkan tentang
Fitrah. Karena sesungguhnya agama di
dunia itu satu… yaitu agama Fitrah… Hadapkan wajahmu pada agama Fitrah, karena
Fitrah Allah tidak pernah berubah, yang berubah adalah zamannya, peradabannya,
budayanya dan ilmu pengetahuan umatnya dari zaman purba sampai sekarang zaman
IPTEK…
Bagaimana menurut Al Ghazali ???
Beliau
membahas Surat An Nuur 24 : 35 dalam Myskat Al Anwar : Allah adalah Cahaya langit dan bumi, Cahaya
di atas Cahaya, Allah akan membimbing dengan Cahayanya kepada yang Dia
kehendaki.
Menurut
Al Ghazali, Cahaya Yang Sejati adalah Allah, yang lainnya hanya sekedar mayaz,
kiasan, sekedar “pinjaman” dari CahayaNya. Melalui Cahaya Sejati inilah
orang-orang arif “mi’raj”, melakukan pendakian dari mayaz ke puncak hakikat,
sehingga mereka melihat dengan musyahadah, penyaksian secara langsung.
Sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat ( Al Insiqaaq 84 : 19 )
Menurut
Al Ghazali tiada jalan lain kecuali melalui jalan yang telah ditempuh para
sufi, yaitu orang-orang yang telah mendapat Hidayah Allah serta telah mencapai
pencerahan sempurna. Jalan yang dimaksud
adalah Tasawuf. Menurut Hadi, tasawuf
adalah jalan untuk mencapai makna hakiki ajaran Islam.
Menurut
Simuh, tasawuf adalah ajaran atau kepercayaan tentang hakikat atau Tuhan yang
bisa didapatkan melalui tanggapan kejiwaan yang terlepas dari tanggapan akal,
pikiran dan panca indera. Ciri khas
tasawuf adalah fana dan kasyaf. Tanpa
fana dan kasyaf itu bukan tasawuf.
Secara
garis besarnya, tasawuf adalah pelajaran tentang tata cara mensucikan jasmani
dan ruhani, mensucikan lahir dan bathin agar bisa menjadi manusia mulia (insan
kamil) yang mendapatkan keridhoan Allah melalui proses fana dan kasyaf. Rahasia
tasawuf berada dalam kandungan Al Qur’an dan Sunah.
Oleh
karena itu, tasawuf disebut juga sebagai mistikisme Islam. Kata mistik sendiri berasal dari kata myen
dalam bahasa Yunani, ada kaitannya dengan kata misteri yang artinya “menutup
mata” atau terlindung di dalam rahasia. Tersirat
di dalamnya ada suasana, kekudusan dan kekhusuan dalam upaya menangkap Rahasia
Tuhan melalui disiplin spiritual yang ketat dan sunguh-sungguh (Schimmel,
1981).
Menurut
Al Ghazali untuk bisa
makripat kepada Dzat ada tiga tahap :
- Bersihkan Hati … Yaitu : mohon ampunan dan kasih sayang Allah, sabar, ikhlas dan pasrah. Hati harus bersih, karena hati merupakan pintu masuk ke alam ghoib. Pintu hati akan terbuka bila sudah bersih.
- Istirahatkan pikiran … Yaitu melalui kontemplasi, melalui dzikirullah.
- Mencapai fana dan kasyaf… melalui iluminasi. Mencapai fana, ego kita lebur, larut, menyatu dengan alam, terbebas dari ruang dan waktu, terbebas dari pengkotakkan duniawi, baqo dalam Tuhan, akhirnya mencapai kasyaf yaitu terbukanya tabir…
Yang disebut meditasi
itu apa??? Meditasi
adalah dzikirullah… Meditasi adalah hening, mengosongkan pikiran sambil dalam
hati mengulang-ngulang nama Tuhan. Saat
meditasi-dzikir ada Cahaya dalam bathin. Tuhan memperlihatkan Cahayanya.
Menurut
Khrisnamurti
:
Essensi
meditasi adalah berakhirnya pikiran. Otak
berhenti berpikir sepenuhnya. Bathin
yang meditatif adalah hening, suasana bathin yang sangat religius. Pada saat
itu muncul letupan gelora kasih sayang yang luar biasa, kasih sayang universal
tanpa syarat, penyerahan total kepada Allah.
Kondisi
seperti itulah yang disebut samadhi, tidak ada lagi pemisahan dan pengkotakan
duniawi. Di dalam kasih sayang ini semua
pemisahan dan pengkotakan duniawi berakhir, terbebas dari ruang dan waktu. Otak terbebas dari pikiran mesjid, gereja,
kuil, pagoda, doa-doa maupun lagu-lagu pujian lainnya. Otak tidak lagi berfikir
hitam-putih, coklat-kuning, mata belo mata sipit. Karena kita telah sadar dan telah mengenal
rumah Tuhan Yang Sejati, Kuil Tuhan Yang Sejati, Masjid Tuhan Yang Sejati, buatan
Tuhan sendiri, tidak dibuat dari batu bata,
tapi dari kesucian, kedamaian, keselamatan, kasih - sayang, kesabaran
dan keikhlasan serta berserah diri kepadaNya melalui keimanan, ketakwaan…
Itulah
fitrah… Itulah Islam yang diridhoi Allah yang dianut semua umat….
Kita
sadar bahwa Tuhan tidak berada di bumi, tidak berada di langit, akan tetapi Dia
bersemayam dalam hati orang-orang yang beriman. Kata para Sufi : Kolbu mukmin baitullah. Di dalamnya Ruh bersujud sejak hari pertama
Ruh dihembuskan ke dalam janin dalam kandungan ibu. Kita sadar bahwa Allah tidak beragama, karena
Dia-lah pemilik semua agama. Allah tidak
bersyahadat, karena Dia-lah yang memerintahkan umat manusia untuk bersyahadat
kepada-Nya.
Perhatikan
Firman Allah :
Bukankah aku
Tuhanmu. Para Jiw-Ruh menjawab : Benar
kami bersaksi ( Al A’raf 7 : 172 ).
Semua
Jiwa-Ruh sudah berserah diri, artinya semua jiwa-ruh sudah muslim. Bila kita mau jujur, sesungguhnya semua
umat manusia di dunia sudah muslim… Semua JIWA-Ruh sudah DIBERI
AMANAH, DIBAI’AT DENGAN SYAHADAT agar NAFSNYA TERKENDALI… agar tidak membuat
onar di muka bumi…
Allah
telah menciptakan umat manusia berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar saling bersilaturahmi
dan berlomba-lomba berbuat kebaikan. Siapapun
yang memutuskan tali silaturahmi, dia akan mendapatkan kehinaan dimanapun dia
berada (Ali Imran 3 : 112).
Perhatikan
Surat Al Maidah 5 : 48 : Allah telah menciptakan bermacam-macam umat
serta ATURAN DAN JALAN YANG TERANG, TATA CARA BERIBADAH kepada Tuhan yang
sesuai dengan situasi dan kondisi masing-masing umat.
Surat
Al Baqarah 2 : 62 : Bagi mereka yang beriman kepada Allah, kepada hari
kiamat dan berbuat kebaikan, baik penganut Yahudi, Nasrani maupun Shabin,
mereka juga akan mendapat pahala dari Tuhannya. Allah tidak membeda-bedakan umat manusia,
karena kita semua adalah ciptaanNya…
Perhatikan
Surat Al Hijr 15 : 29 : Apabila telah Aku sempurnakan kejadiannya, Aku
tiupkan Ruh-Ku kepadanya. Berarti di
dalam setiap umat manusia bahkan di semua ciptaanNya ada Ruh Tuhan, ada
Essensi Dzat Illahiah di dalamnya…
Perhatikan
juga Surat Fushshilat 41 : 53-54 dan Surat Adz Dzaariyaat 51 : 21 : Tanda-tanda
Ku di segenap penjuru dan di dalam diri mereka, di dalam dirimu dan di
dalam diri kita semua ada tanda-tanda Allah, ada ESSENSI DZAT Ilahiah.
Apakah
engkau tidak memperhatikan, di air hujan, di air comberan, di air laut, di
dalam lumpur, bahkan di dalam debu sekalipun ada Aku, ada tanda-tanda Ku, ada
rahasia-Ku. Apakah engkau tidak
memperhatikan, apakah engkau tidak mengetahui, apakah engkau tidak berfikir …
Padahal kita telah diberi akal …
Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang
yang tidak mempergunakan akalnya ( YUNUS
10 : 100 )
Setiap
Ruh yang masuk ke dalam tubuh manusia membawa amanah ( Al Ahzab 33 : 72 ). Tidak disebutkan
amanah itu apa. Mungkin amanah itu
adalah tugas Ruh hidup di dunia sebagai apa.
Apakah sebagai khalifah ataukah sebagai penjahat ataukah amanah itu
adalah agama ??? Bila memang agama,
tidak dikatakan agamanya apa. A
artinya tidak dan Gama artinya kacau, jadi agama artinya
tidak kacau. Tidak kacau artinya damai. Islam artinya damai.
Agar
tidak membuat kekacauan di muka bumi, maka semua Ruh yang dilahirkan ke dunia,
apakah dia negro, bule, kuning, coklat, mata belo, mata sipit, tanpa kecuali,
mereka semua adalah Umat Allah, semuanya sudah dibei amanah, sudah di bai’at
dengan syahadat bersyahadat. Hanya
setelah berada di dunia manusia melalaikan amanat Allah karena ada NAFSU… oleh
karena itu manusia disebut INSAN yang artinya LALAI…. Sehingga melupakan Allah…
yang menciptakannya…
Perhatikan
Surat Al Anbiya 21 : 92 : Sesungguhnya agama kamu itu satu saja, dan Aku
adalah Tuhan-mu, oleh karena itu sembahlah Aku.
Apakah
agama yang satu itu ???
Itulah agama yang mengajarkan tentang fitrah.
Agama yang mengajarkan tentang kesucian, kedamaian, keselamatan, kasih sayang,
kesabaran, keikhlasan serta berserah diri kepada Allah melalui keimanan dan
kettaqwaan…
Berserah
diri adalah muslim… Itulah Islam. Kita semua sudah muslim sejak di alam arwah. Jadi kita tidak perlu ribut-ribut bertengkar
mengenai masalah agama, karena semua agama mengajarkan tentang fitrah dan fitrah
itu sudah terprogram di dalam hati nurani semua umat manusia.
Kata
Al Qur’an : Fitrah itu tidak pernah berubah ( Ar-Rum 30 : 30 ). Perhatikan Surat Al Maidah 5 : 3 : Dan
telah Aku ridhoi Islam ( fitrah, damai ) menjadi agamamu. Oleh karena itu, semua umat manusia sama
di mata Allah. Allah tidak melihat wajah dan harta kita. Allah hanya melihat hati kita. Keimanan dan ketakwaanlah yang membedakan
kita di mata Allah apapun agamanya.
Dalam
keadaan bathin yang meditatif ada perasaan tenang dan tentram, damai dan
bahagia. Terjadi ekstase, karena di dalam otak kita terjadi proses pengeluaran
hormon Endomorpin dan Melatonin yang
mempunyai efek ekstase.
Tidak
ada lagi rasa dendam yang membara di dalam dada, tidak ada lagi rasa benci di
dalam hati. Karena apapun yang kita benci di dalamnya ada rahasia Allah, di
dalamnya ada Essensi Dzat Ilahiah … di dalamnya ada tanda-tanda Allah,
Pada
tahap ini kita masuk ke dalam dimensi lain di luar jangkauan nalar, di luar
jangkauan ruang dan waktu. Situasi dan
kondisi seperti itulah yang disebut samadi, menurut Al Ghazali adalah tahap
fana, dimana kita merasa lebur dan larut, selanjutnya adalah kasyaf, terbukanya
tabir.
Dari
apa yang di ajarkan Nabi Muhammad serta generasi penerusnya para sufi Al
Hallaj, Jalaluddin Rumi dan Al Ghazali maupun bagi yang bukan umat Islam
Khrisnamurti, Charan Singh dan Ching Hay, tampak adanya persamaan dalam rangka
upaya untuk mencapai pencerahan atau makripat kepada Dzat, yaitu melalui
dzikir-meditasi.
Bagi
umat Islam kesempurnaan keberagamaan bila telah mencapai iman, islam dan
ikhsan. Iman dipelajari
melalui ilmu ushuluddin, islam dipelajari melalui ilmu fikih dan ikhsan
hanya bisa dicapai melalui tasawuf.
Jadi
selain sholat lima waktu, bagi umat islam yang ingin mencapai kesempurnaan,
untuk mencapai pencerahan, mau tidak mau kita harus melakukan latihan dzikir - meditasi
untuk melihat Cahaya Ilahi serta mendengarkan Shabda Ilahi agar bisa mencapai
fana dan kasyaf, agar bisa mencapai pencerahan dan makripat kepada Dzat, agar
kita menjadi insan kamil, yaitu manusia yang paling mulia di sisi Allah.
Apakah dan bagaimanakah pencerahan itu ???
Menurut
Al Ghazali adalah penyaksian (musyahadah) secara langsung. Pencerahan adalah
kasyaf, terbukanya tabir, berhadap-hadapan antara Ruh yang berasal dari Cahaya
Allah dengan Cahaya Allah. Melalui
cahaya ini orang-orang arif melakukan pendakian, mi’raj. Cahaya Allah akan senantiasa menyejukkan
bathin kita. Cahaya itu akan membimbing
serta memberikan petunjuk kepada kita untuk mendaki, naik ke tingkat demi
tingkat berikutnya sampai kita mendapatkan harta yang luar biasa, mutiara yang
tidak ada bandingnya di dalam bathin kita.
PERHATIKAN FIRMAN ALLAH :
1. Dan kami tunjukkan kepadanya dua jalan, akan tetapi dia tidak mau menempuh jalan yang mendaki. Tahukah kamu jalan yang mendaki itu ( AL BALAD 90 : 10-12 )
2. Sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat ( AL INSIQAAQ 84 : 19 )
3. Cahaya diatas Cahaya, Tuhan akan membimbing dengan Cahaya-NYA kepada yang Dia Kehendaki ( AN NUUR 24:35 )
Selanjutnya berpulang kepada diri kita masing-masing, apakah ingin naik tingkat atau tidak. Apakah kita ingin menyempurnakan keberagamaan kita ??? Bila ingin, ya kita harus mengikuti jejak Rosulullah saw sewaktu di gua Hira atau mengikuti jejak para Sufi untuk mempelajari tasawuf.
Di
dunia ini, jarang sekali orang yang mau mempelajari tasawuf, tidak ada paksaan
dalam ajaran Islam. Seharusnya tasawuf
di ajarkan sejak dini…agar perilaku para remaja terkendali…
Untuk
mempelajari tasawuf apakah perlu dibai’at oleh seorang guru…???
Apakah Rosulullah
pernah dibai’at oleh seorang guru…??? Apakah Rosulullah memiliki Guru
Mursid…??? Tidak ada seorangpun manusia yang pernah menjadi guru
Rosulullah. Karena hati beliau bersih,
bahkan dada beliau pernah dibelah kemudian hati beliau dicuci bersih oleh
Malaikat Jibril, maka beliau bisa mendapat petunjuk langsung dari Allah. Beliau tidak pernah dibai’at oleh siapapun. Allah-lah Maha Guru Sejati Rosulullah yang telah
membai’at Rosulullah.
Allah
telah membai’at kita semua ketika masih di alam arwah. Allah berfirman : Bukankah
Aku Tuhan-mu. Para Ruh menjawab : Benar
kami bersaksi ( Al A’raf 7 :172 )…!!!
Kata
Rosulullah kita harus berpegang pada Al Qur’an dan Sunnah…
Apakah
kita masih belum percaya kepada Rosulullah, sehingga kita harus berpegang pada
guru mursid???
Allah
pun berfirman :
Katakanlah
: jika kamu mencintai Allah ikutilah aku ( Muhammad ), niscaya Allah
mencintaimu dan juga mengampuni dosa-dosa kamu, dan Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang ( ALI IMRAN 3 : 31 )
Tidak
wajar bagi seorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan
kenabian, lalu berkata kepada manusia : Hendaklah kamu menjadi
penyembah-penyembahku, bukan penyembah Allah … ( ALI IMRAN 3 : 79 )
Sabda Rosulullah saw :
Apabila khalifah tidak ada, maka
menghindarlah, dan tidak ada kewajiban bai’at bagi kaum muslimin…
tinggalkan semua golongan yang ada…
Mintalah fatwa pada hati-nuranimu
sendiri setelah orang lain memberimu fatwa …
Berarti bukan membuat dewan imamah
palsu seperti halnya Islam Jamaah atau berupa bai’at-bai’at tarekat-tasawuf
pada masa kini, itu semua tanpa dasar baik dari Kitabullah maupun dari Sunnah
Rosulullah…
Apakah kita masih ingin dibai’at oleh
seorang guru yang disebut guru mursid…??? Apakah pegangan kita harus beralih kepada
guru mursid …??? Pada umumnya setelah
kita dibai’at oleh seorang guru yang menamakan dirinya guru mursid… kita harus
selalu patuh kepadanya…
Akibatnya muncul iman taklid dan
panatisme yang berlebihan kepada guru tersebut… Kemudian beranggapan bahwa seolah-olah
hanya ajaran gurunya saja yang paling benar… Pola pikir menjadi terpasung…
Tidak berkembang. Kita lupa bahwa murid
bisa berkembang jadi presiden…Apa yang diperintahkan guru segera dikerjakan
tanpa dicerna lagi… Para murid yang dibai’at lupa bahwa guru mursid juga
manusia biasa yang darahnya masih merah, masih mempunyai hawa nafsu…
Imam Al Ghazali tidak menghendaki kita
taklid dan dogmatis… Karena beliau adalah orang yang sangat kritis. Beliau dikenal sebagai Hujatul Islam melalui
bukunya : IHYA ULUMUDDIN. Lalu apakah Al Ghazali membai’at murid-muridnya…??? Bagaimana
bila kita tidak pernah berjumpa dengan guru mursid…???
Kini abad IPTEK. Bukalah internet untuk menambah wawasan tentang
tasawuf. Kita
tidak usah takut untuk berlatih dzikir – meditasi sendiri agar kita bisa
mencapai tingkatan ikhsan…!!!
Ingat Guru Sejati ada di dalam diri…!!!! Dia adalah Allah yang telah membai’at kita
ketika masih di alam arwah dan Allah-lah yang akan membimbing perjalanan Ruh
kita dengan Cahayanya menuju CahayaNya, bukan manusia (An Nuur 24 : 35)…!!!
Ingat :
laa ilaaha illallaah adalah
benteng Ku,
barang siapa yang memasukinya, maka
dia berada dalam perlindungan-Ku
( Hadits Qudsi )
Islam
itu dinamis tidak taklid dan tidak dogmatis :
Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang
menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah Yang MahaPemurah, yang
mengajarkan manusia melalui kalam. Dia mengajarkan manusia apa-apa yang tidak
diketahuinya ( Al Allaq 96 : 1-5 )
Bertakwalah kalian kepada Allah dan Allah akan
mengajari kalian …
( Al Baqarah 2 : 282 )… Allah Guru Sejati…
Allah akan membimbing dengan Cahaya-nya kepada
Cahaya-Nya bagi yang dikehendaki-Nya ( An Nuur 24 : 35 )… Allah Guru Sejati…
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan
silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang
berakal ( Ali Imran 3 : 190 )
Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang
tidak mempergunakan akalnya ( Yunus 10 :
100 )
Maka bertanyalah kepada orang-orang yang
berpengetahuan jika kamu tidak
mengetahui ( An Nahl 16
: 89 )
Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum kecuali
kaum itu sendiri yang berusaha melakukan perubahan ( Ar Rad 12
: 11 )
Ilmu Allah sangatlah luas, seperti
samudera tanpa batas, tak mungkin kita bisa mempelajari semuanya. Kadang-kadang
semakin banyak apa yang kita pelajari, ego kita menjadi semakin tinggi,
sehingga kita menjadi semakin menjauh dari Tuhan… Oleh karena itu bukan
seberapa banyak apa yang harus kita pelajari, namun seberapa dekat kita kepada
Tuhan.
Selama ini ego kita yang ngoceh terus
memohon kepada Tuhan, tanpa sedikitpun memberi kesempatan untuk mendengarkan
Shabda Tuhan, apa kehendakNya untuk kita. Kita harus yakin bahwa Tuhan akan
memberikan apa yang terbaik untuk kita di dunia ini. Oleh karena itu alangkah dungunya
kita, kalau kita hanya merengek-rengek terus minta duniawi tanpa mau
mendengarkan Shabda Tuhan.
Shabda Tuhan adalah hening …. dalam
hening … Dia datang … menampakkan CahayaNya, serta dengan lembut Dia menyapa
hambanya. Dalam hening dengarkan
Shabdanya melalui telinga bathin … Justru inilah harta yang amat sangat
berharga bagi kita, bukan harta duniawi, namun perjumpaan denganNYA.
Kata
Rosulullah, pembersih hati adalah Dzikir dan jalan terdekat menuju kepada Allah
adalah dzikir. Bila hati bersih pintu hati akan terbuka lebar, jalan menuju
Allah bebas hambatan. Oleh karena itu
mulai sekarang kita harus belajar berdzikir secara bertahap. Sebaiknya
dilakukan setelah selesai sholat apa saja agar suasana sakral, suasana
religiusnya terbina tahap demi tahap.
Putarkan
kaset musik lembut sebagai pembatas waktu serta wangi-wangian atau dupa wangi
untuk membantu menentramkan suasana hati kita yang sedang kalut.
Duduklah
dengan santai di atas kursi atau duduk bersila di atas lantai dengan alas yang
empuk. Duduk setegak mungkin tapi harus
santai, jangan dipaksakan. Usahakan agar
posisi kepala, tulang punggung sampai tulang ekor berada dalam satu garis
lurus. Kedua telapak tangan berada di
atas paha.
Santai,senyum dan pasrah
sebagai langkah awal dari relaksasi.
Agar
perhatian kita tidak bercabang-cabang, maka mata harus dipejamkan. Niatkan dalam hati untuk memusatkan perhatian
ke satu titik di kening di antara kedua alis mata atau membayangkan lafad
Allah, atau bayangkan wajah ibu kita, atau bayangkan wajah kita sendiri, hanya
niat saja, tanpa harus memaksakan diri. Semakin
dipaksa kerja otak akan semakin giat.
Biarkan seperti air mengalir. Biarkan
apa adanya. Setiap pikiran yang
berkelebat jangan dianalisa, namun harus kita sadari agar kita segera kembali
ke titik semula. Lambat laun pun akan
terjadi relaksasi secara alami. Santai,
senyum dan pasrahkan semuanya kepada Allah …
Cara
berdzikir yang diajarkan Rosulullah saw kepada Sayidina Ali : Wahai Ali,
pejamkan matamu dan rapatkan bibirmu, lipat lidahmu ke langit-langit mulut dan
berdzikirlah Allah.. Allah.. Allah.. ( HR. THABRANI/BAIHAQI )
LAFAD ALLAH
Ujung lidah dilipat ke atas menyentuh langit-langit yang artinya dengan ujung lidah kita mengukir asma Allah pada langit-langit. Bila suatu saat nanti kita sudah tidak sanggup lagi untuk mengucapkan Asma Allah, maka cukup dengan menempelkan ujung lidah pada ukiran tersebut, berarti kita eling, ingat kepada Allah, maka kita mati dalam keadaan muslim…mati dalam keadaan berserah diri.
Bacalah
buku RAIHLAH HAKIKAT, JANGAN ABAIKAN SYARIAT terjemahan Wahyuddin dari Syeikh
Abdul Qadir Jaelani : Adab
as-Suluk wa at-Tawashshul ila Manazil al Muluk., di halaman terakhir…!!!
Diceriterakan bahwa pada saat menjelang maut, ujung lidah Syeikh Abdul
Qadir Jaelani dilipat ke atas menyentuh langit-langit mengucapkan Allah… Allah
… kemudian beliau wafat… sebagai muslim…
Ujung
lidah tersebut akan memberikan rangsangan ke langit-langit diteruskan ke otak,
ke kelenjar hypofisis, hypothalamus, thalamus dan kelenjar pineal. Hypofisis
akan mengeluarkan hormon pertumbuhan untuk regenerasi sel-sel tubuh kita, daya kekebalan tubuh kita
meningkat, dan sel anti kanker meningkat, sehingga tubuh kita menjadi sehat.
Selain itu otak pun akan mengeluarkan hormon Endomorpin dan Melatonin
yang akan mencapai kadar optimalnya pada saat puncak dzikir-meditasi,
sehingga terjadi ekstase, otot-ototnya rileks, hatinya tenang dan tentram…
Bila
otaknya direkam maka akan muncul gelombang Alpa kemudian pada puncak
meditasi muncul gelombang Theta, dengan frekwensi 4 – 7 Hz.
Karena
pengaruh Endomorpin pembuluh darah melebar, sirkulasi darah ke otak lancar,
nutrisi dan oksigenisasi ke otak meningkat, sehingga sel otak yang aktif pun
meningkat. Secara alami kita menjadi manusia yang cerdas lahir dan bathin.
Kecerdasan Emosional dan kecerdasan Spiritualnya meningkat… Ini luar
biasa.
Pada
saat menahan nafas, penyerapan oksigen menjadi optimal, sehingga proses
metabolisme di dalam tubuh meningkat, terjadilah reaksi kimia berantai di dalam
tubuh sehingga aktifitas elektron meningkat yang akan menimbulkan gelombang
elektromagnetik disekeliling tubuh kita.
Bila saat meditasi gelombang elektromagnet ini direkam dengan alat photo
Kirlian yang sudah dimodifikasi maka akan terekam cahaya aura, diawali cahaya
merah, kuning, hijau, biru, ungu dan pada saat puncak meditasi akan muncul
cahaya putih di sekeliling tubuh kita…
Kata
Jalaluddin Rumi, apapun agamanya hasil akhir dari keimanan sama…
Selanjutnya
tarik nafas secara perlahan-lahan melalui kedua lubang hidung sampai rongga
dada terasa penuh, kemudian rongga dada dikempiskan, rongga perut dikembangkan,
tahan nafas sebentar kemudian keluarkan nafas secara perlahan-lahan melalui
kedua lubang hidung sambil merasakan seluruh otot-otot kita mulai dari ujung
kaki sampai ke ujung rambut menjadi relaksasi.
Ulangi
lagi seperti tadi, tarik nafas perlahan-lahan sampai rongga dada terasa penuh,
turunkan ke perut, rongga dada dikempiskan rongga perut dikembangkan, tahan
sebentar sambil niatkan dalam hati untuk mengistirahatkan otak kiri kita,
berikan senyuman cinta kasih kita kepada otak kiri kita sebagai tanda rasa
terima kasih kita kepada otak kiri. Kemudian hembuskan nafas secara
perlahan-lahan melalui kedua lubang hidung.
Ulangi
lagi seperti tadi, tarik nafas secara perlahan sampai rongga dada terasa penuh,
turunkan ke perut, tahan sebentar sambil niatkan dalam hati untuk
mengistirahatkan otak kanan kita, berikan senyuman cinta kasih kita kepada otak kanan kita, sebagai
rasa terima kasih kita.
Ulangi
lagi, tarik nafas secara perlahan-lahan sampai rongga dada terasa penuh,
turunkan ke perut, tahan sebentar, sambil niatkan dalam hati untuk
mengistirahatkan otak belakang kita, berikan senyuman cinta kasih kita kepada otak belakang kita, sebagai
rasa terima kasih kita, kemudian hembuskan nafas secara perlahan-lahan melalui
kedua lubang hidung.
Ulangi
lagi, tarik nafas secara perlahan-lahan sampai rongga dada terasa penuh,
turunkan ke perut, tahan sebentar, sambil niatkan dalam hati untuk
mengistirahatkan hati kita dari berbagai macam perasaan, berikan senyuman cinta kasih kita kepada hati, sebagai rasa
terima kasih kita kepada hati.
Ulangi
lagi, tarik nafas secara perlahan-lahan sampai rongga dada terasa penuh,
turunkan ke perut, tahan sebentar, hembuskan nafas melalui kedua lubang hidung
secara perlahan-lahan sambil merasakan otot-otot seluruh tubuh serta seluruh
otak kita menjadi sangat santai, menjadi relaksasi sepenuhnya…….
Selanjutnya
kita bernafas seperti biasa tanpa menahan nafas, namun ujung lidah masih tetap
menyentuh langit-langit…. Kemudian kita berdoa dalam hati sesuai dengan
keyakinan kita masing-masing, tanpa
do’a pun Tuhan tidak akan marah…
Semoga Allah berkenan
untuk membersihkan serta membuka hati kita, menerangi hati kita dengan Cahaya
Kasih SayangNya sesuai dengan tahap pertama menurut ajaran Al Ghazali yaitu
membersihkan hati….
Do’a pembukaan bagi yang
non muslim : (baca dalam hati)
Aku
berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk 1x
Dengan
Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha penyayang 3x
Tiada
Tuhan Selain Allah 1x
Semua
milik Allah akan kembali kepada Allah.
Do’a pembukaan bagi yang
beragama Islam : (baca dalam hati)
Audzubillahiminasy
syaethon nirojim 1 x
Bismillaahirrohmaanirrohiim
3 x
Asyhadu
Al laa ilaaha illallaah, wa asy hadu ana Muhammadarrosulullah 1 x
Innaa
lilllaahi wa innaa ilaihi rooji’uun 1 x
Ya
Allah… Ya Robbi …
Di
kaki-Mu aku bersimpuh …
Ya
Allah … hamba mohon izin dan keridhoanMu, hamba niat buka hati, dzikir –
meditasi. Badan hamba menghadap ke hati, hati hamba menghadap ke Ruh, Ruh hamba
menghadap kepadaMu Ya Allah…
Ya
Allah … Engkaulah tujuanku, ku mohon Ridho dan CintaMu serta cinta orang-orang
yang mencintaiMu, kuberharap perjumpaan denganMu …
Ya
Allah … Terangilah hati hamba dengan Cahaya Hidayah dan Iman, sebagaimana
Engkau menerangi bumi dengan cahaya matahari …
Allahumaj’alni
fi kulbi nuuro, wafi sama’i nuuro, wafil lisani nuuro, wa fil bashori nuuro, wa
fil jasadi nuuro ….Ya Allah
terangilah hati kami, pendengaran kami, lisan kami, penglihatan kami dan jasad
kami …
Tarik
nafas perlahan-lahan sambil dalam hati mengucapkan Huuu… sampai rongga dada
terasa penuh, turunkan ke perut, tahan nafas dan bayangkan Cahaya Ilahi turun dari langit memasuki
puncak kepala ( ubun-ubun ) , memenuhi rongga kepala, terus turun ke rongga
dada memenuhi hati kita serta meliputi seluruh tubuh kita, kemudian hembuskan
nafas secara perlahan-lahan sambil dalam hati mengucapkan : Allaaaaaahh….
Ulangi
lagi, tarik nafas secara perlahan-lahan sambil dalam hati mengucapkan huuu… sampai rongga dada terasa penuh, turunkan ke
perut tahan nafas kemudian baca dalam hati : Ya Allah … abadikanlah cahaya kami, ampunilah kami, Engkaulah
Yang Maha Kuasa atas segalanya…
( AT TAHRIM 66 : 8 ).
Kemudian
hembuskan nafas secara perlahan-lahan melalui hidung sambil dalam hati
mengucapkan Asma : Allaaaaaah
…
Baca
Istigfar ( mohon ampunan Allah ) 41 kali, salawat 41 kali
Sesungguhnya
do’a cukup sampai disini,
selanjutnya bernafas
seperti biasa tanpa menahan nafas, ujung lidah masih tetap menyentuh
langit-langit. Kemudian kita
membaca : laa ilaaha illallaah
165 kali dan Muhammadarrosulullah 1 kali, dilanjutkan
dengan dzikir pembersih dan pembuka kolbu atau dzikir untuk menghimpun energi,
itu terserah kita.
Agar
hati kita lebih mantap,
sebelum kita membaca laa
ilaaha illallaah 165 kali dan Muhammadarrosulullah 1 kali, kita bisa membaca do’a
tambahan yang sudah kita persiapkan sesuai selera kita…
Do’a
tambahan sesuai selera kita sebelum membaca laa ilaaha illallaah 165 kali dan Muhammadarosulullah 1 kali :
Ya
Allah Ya Robbi … hamba mohon izin dan keridhoanMu, hamba mohon rahmat dan barokahMu, bukakanlah pintu hati
hamba agar hati hamba bisa menerima pancaran Cahaya Rahman-RahimMu (CRR-Mu),
sehingga hati hamba menjadi senantiasa terhubung kepadaMu setiap saat dan untuk
selama-lamanya.
Ya
Allah Ya Robbi … hamba mohon izin dan keridhoanMu, hamba mohon rahmat dan
barokahMu, biarkanlah CRR-Mu memancar semakin terang, semakin terang, dan
semakin kuat di dalam hati hamba, sehingga hati hamba terhubung kepadaMu semakin
erat, semakin kuat dan semakin dekat kepadaMu setiap saat dan untuk
selama-lamanya.
Ya
Allah Ya Robbi … hamba mohon izin dan keridhoanMu, hamba mohon rahmat dan
barokahMu, bukakanlah pintu hati hamba ini lapis demi lapis sampai ke inti hati
nurani hamba, agar setiap lapis hati hamba sampai ke inti hati nurani hamba
bisa menerima pancaran CRR-Mu, sehingga setiap lapis hati hamba sampai ke inti
hati nurani hamba senantiasa terhubung kepadaMu setiap saat dan untuk
selama-lamanya.
Ya
Allah Ya Robbi … hamba mohon izin dan keridhoanMu, hamba mohon rahmat dan
barokahMu, biarkanlah CRR-Mu memancar semakin terang, semakin terang dan
semakin kuat di dalam setiap lapis hati hamba sampai ke inti hati nurani hamba,
sehingga setiap lapis hati hamba sampai ke inti hati nurani hamba senatiasa
terhubung kepadaMu semakin erat, semakin kuat dan semakin dekat kepadaMu setiap
saat dan untuk selama-lamanya.
Ya
Allah Ya Robbi … hamba mohon izin dan keridhoanMu, hamba mohon rahmat dan
barokahMu, bersihkanlah dan murnikanlah hati hamba ini, agar segala
kesombongan, keangkuhan, dibersihkan dan dikeluarkan dari dalam hati hamba,
diganti dengan CRR-Mu.
Ya
Allah Ya Robbi … hamba mohon izin dan keridhoanMu, hamba mohon rahmat dan
barokahMu, bersihkanlah dan murnikanlah hati hamba ini, agar semua kemarahan,
semua kebencian, semua rasa dendam, semua rasa iri dengki dibersihkan dan
dikeluarkan dari dalam hati hamba, diganti dengan CRR-Mu.
Ya
Allah Ya Robbi … hamba mohon izin dan keridhoanMu, hamba mohon rahmat dan
barokahMu, agar segala keserakahan, kerakusan serta kelicikan dibersihkan dan
dikeluarkan dari dalam hati hamba, diganti dengan CRR-Mu.
Ya
Allah Ya Robbi … hamba mohon izin dan keridhoanMu, hamba mohon rahmat dan
barokahMu, berilah hamba kekuatan agar hamba bisa memaafkan orang-orang yang
mendzolimi diri hamba, baik di rumah, baik dilingkungan hamba bekerja serta
dimanapun mereka berada.
Ya
Allah Ya Robbi … hamba mohon izin dan keridhoanMu, hamba mohon rahmat dan
barokahMu, bukakanlah pintu hati mereka agar hati mereka pun bisa menerima pancaran
CRR-Mu serta menyadari pancaran CRR-Mu sebagai sumber kedamaian dan sumber
kebahagiaan sejati, sehingga hati mereka pun menjadi senantiasa terhubung
kepadaMu setiap saat dan untuk selama-lamanya.
Ya
Allah Ya Robbi … hamba mohon izin dan keridhoanMu, hamba mohon rahmat dan
barokahMu, bersihkanlah dan murnikanlah hati hamba ini dengan CRR-Mu dari
segala penyakit hati, dari segala kotoran duniawi, dari segala emosi negatif
lainnya, agar hati ini bisa layak untuk hamba persembahkan sepenuhnya kepadaMu
Ya Allah.
Ya
Allah Ya Robbi … hamba mohon izin dan keridhoanMu, hamba mohon rahmat dan
barokahMu, bukalah pintu hati setiap sel di seluruh tubuh hamba, agar hati
setiap sel di seluruh tubuh hamba bisa menerima pancaran CRR-Mu, sehingga hati
setiap sel di seluruh tubuh hamba menjadi terhubung kepadaMu setiap saat dan
untuk selama-lamanya.
Ya
Allah Ya Robbi … hamba mohon izin dan keridhoanMu, hamba mohon rahmat dan
barokahMu, biarkanlah CRR-Mu bersinar semakin terang dan semakin terang di
dalam hati setiap sel di seluruh tubuh hamba, sehingga hati setiap sel di
seluruh tubuh hamba menjadi terhubung kepadaMu semakin erat, semakin kuat dan semakin
dekat kepadaMu Ya Allah 2x (Aplikasi
Surat At Tahrim 66 : 8).
Ya
Allah Ya Robbi … hamba mohon izin dan keridhoanMu, hamba mohon rahmat dan
barokahMu, bersihkanlah dan murnikanlah setiap sel di seluruh tubuh hamba dengan
CRR-Mu dari segala jenis penyakit, dari segala jenis energi negatif, dari
segala jenis ilmu santet yang merusak diri hamba Ya Allah , gantilah dengan
sel-sel yang bermandikan CRR-Mu … gantilah dengan sel-sel yang bermandikan CRR-Mu
sehingga seluruh tubuh kami bermandikan CRR-Mu setiap saat dan untuk
selama-lamanya Ya Allah… (Aplikasi Surat
At Tahrim 66 : 8).
Ya
Allah Ya Robbi … hamba mohon izin dan keridhoanMu, hamba mohon rahmat dan
barokahMu, jadikanlah hamba sebagai alatMu untuk bisa menyalurkan CRR-Mu ini
bagi semua umat, bagi semua makhluk serta bagi seluruh alam semesta Ya Allah…
Sambil
kedua telapak tangan kita julurkan kedepan agar energi Ilahi yang memancar
keluar dari kedua telapak tangan kita
memberkati alam semesta, lamanya terserah kita kemudian kedua telapak tangan
kembali keposisi semula. Karena kita
semua merupakan bagian dari alam semesta, maka insya Allah alam pun akan
membalas kasih sayang kita.
Ya
Allah … YaRobbi …
Di
kaki-Mu aku bersimpuh …
Ya
Allah … Ya Robbi
Rahmatilah
aku dengan KITABMU…
Jadikanlah
ia sebagai Pemimpin, Cahaya, Petunjuk dan Rahmat bagiku
Ya
Allah ingatkanlah aku apa yang aku lupa dari padanya…
Berikanlah
aku ilmu apa yang belum aku ketahui mengenainya …
Anugerahkanlah
kepadaku untuk membacanya
di
tengah malam dan di penghujung siang
Jadikanlah
ia sebagai hujah bagiku wahai Tuhan sekalian alam
Ya
Allah Ya Robbi…
Sesungguhnya
aku tidak pernah merasa bahwa diriku bersih…
Aku
tidak pernah merasa bahwa diriku suci…
Aku
tidak ingin menjadi orang yang munafik…
Aku
tidak ingin menjadi orang yang sok moralis…
Di
usia yang tersisa ini…
Aku
hanya ingin jujur terhadap diriku sendiri…
Aku
sadar bahwa selama darah ini masih merah…
Omong
kosong bila diri ini tidak pernah berbuat salah
Aku
tidak tahu lagi…
Berapa
banyak kebodohan, kebathilan dan kedzoliman yang aku lakukan…
Betapa
tebalnya noda dan dosa yang meliputi dinding hati ini…
Yang
aku tahu… baju keimananku compang camping…
Baju
takwaku porak poranda…
Namun
tak henti-hentinya aku berharap … kepadaMu Ya Allah…
Engkaulah
lautan ampunan … Engkaulah lautan kasih sayang…
Di
pantaiMu… Aku hanya sebutir pasir yang tersingkir…
Dalam
lautMu… Aku hanya sekedar buih yang tersisih…
Namun
kurentangkan juga sayapku menuju kepadaMu…
Dengan
hati merunduk dan sujud…
Ya
Allah Ya Robbi… Maha Suci Engkau…
Sesungguhnya
aku orang yang dzolim…
Ampunilah
hambaMu ini Ya Allah…
Dengan
izin dan keridhoanMu… masukkanlah aku ke dalam golongan
Orang-orang
yang bersyukur dan berserah diri…
Cabutlah
nyawaku… kala aku sedang menyebut namaMu…
Terimalah
aku… dalam naungan kasih sayangMu…
Sebagaimana…dan
sebagai apa adanya…
Amin…
amin… Ya Robbal Alamin…
Ujung
lidah masih tetap menyentuh langit-langit.
Bagi
yang non muslim ucapkan dalam hati : Tiada Tuhan selain Allah 165 kali…
Bagi
yang beragama Islam ucapkan dalam hati :
Laa ilaaha illallaah 165
kali, ditutup dengan sayidina Muhammadarrosulullah 1 kali.
Dilanjutkan
dengan dzikir-meditasi pembersih yang sederhana tanpa harus menahan nafas, namun
setelah menarik napas dalam-dalam, biasanya secara refleks, kita akan menahan
napas sebentar. Justru itu lebih baik,
karena kita memberi kesempatan kepada paru-paru untuk menyerap oksigen lebih
banyak…
Setelah
kita selesai dengan dzikir-meditasi pembersih, kemudian kita bisa lanjutkan
langsung dengan dzikir untuk menghimpun energi atau dzikir pelepasan. Itu
tergantung keinginan kita, lakukan semuanya dengan penuh keikhlasan…
Cara
Dzikir – meditasi Pembersih
:
Pada
tahap ini tidak ada do’a lagi, hanya pasrah. Di dalam hati hanya mengucapkan
nama Tuhan apapun namanya : Allah … Allah … Allah, diulang-ulang tanpa batas
hitungan, atau boleh juga dengan cara lain yang lebih sederhana yaitu : setiap kita menarik nafas ucapkan
dalam hati HUUUU … sambil membayangkan Cahaya
Allah yang terang benderang turun dari langit, menembus ubun-ubun, memenuhi
rongga kepala, turun sampai memenuhi rongga dada, tahan sebentar…
Kemudian
pada saat mengeluarkan nafas melalui hidung, ucapkan dalam hati ALLAAAAH,
sambil membayangkan Cahaya dari tengah-tengah rongga dada memancar kesegala
arah mengeluarkan semua energi negatif. Ulangi
tata cara tersebut selama 30 menit. Ujung lidah masih tetap menyentuh
langit-langit, bernafas seperti biasa tanpa menahan nafas.
Agar
pikiran kita tidak ngelantur kemana-mana boleh kita membayangkan suatu titik
jauh di cakrawala atau memusatkan perhatian pada satu titik di kening di antara
kedua alis mata atau membayangkan lafad Allah …
Santai
… senyum … pasrah …
Lakukan
dzikir ini minimal selama 30 menit … selesai…
do’anya
bebas terserah kita…
Bismillahirrahmaanirrahiim
Al Fatihah 1x. Shodaqollaahul adzim 1x
Cara
dzikir-meditasi 11-21-10
Pejamkan
mata, ujung lidah dilipat ke atas menyentuh langit-langit. Tarik nafas perlahan-lahan tanpa terlihat
gerakan nafas, dalam hati ucapkan Allah-Allah 11 kali, sambil membayangkan energi masuk melalui pusat,
ketengah dada, ke kepala terus menembus kepala ke titik tak berhingga, sampai
rongga dada terasa penuh, tahan napas di bawah perut, kemudian turunkan kembali
sambil membayangkan Cahaya Ilahi turun masuk menembus kepala sampai
ketengah-tengah rongga dada, kemudian di dalam hati ucapkan Allah-Allah 21 kali,
kemudian keluarkan napas perlahan-lahan sambil dalam hati ucapkan Allah-Allah
10 kali.
Ulangi
tata cara tersebut di atas sebanyak 21 kali putaran nafas. Bila nafas terengah-engah, kita istirahat
dulu, lakukan pernafasan biasa tanpa menahan napas namun hati tetap berdzikir
kepada Allah. Bila kita perhatikan yang di tarik 11 Asma Allah yang dikeluarkan
10 Asma Allah, kita punya tabungan 1 Asma Allah sebagai sumber energi.
Dzikir
- meditasi ini bila tanpa hitungan putaran nafas, sebaiknya minimal dilakukan
selama 30 menit atau sampai suara musik yang kita putar selesai atau sampai
kita merasa betapa kecilnya kita berada di jagad raya ini, betapa tak
berartinya kita, betapa tak berdayanya kita, hanya Allah Yang Maha Benar, Allah
Yang Maha Rahman Rahim, Yang Maha Kuasa atas segalanya.
Kita
merasakan kehadiranNya begitu dekat.
Kita merasakan getaran-Nya begitu kuat, merinding. Kita merasakan kehadiran Allah menyelimuti
diri kita … Kita merasa tubuh kita tidak ada, alam sekitar kita tidak ada, kita
merasa larut dengan alam … Baqo dalam Tuhan. Kita merasa ringan dan melayang …
dada kita terasa lapang, damai dan bahagia … Suatu kenikmatan bathin yang luar
biasa… Ekstase... karena pengaruh hormon Endomorpin dan Melatonin… Akhirnya
menyungkur dan menangis …( AL
ANFAL 8 : 2, AZ-ZUMAR 39 : 23, MARYAM 19 : 58 ).
Kenapa demikian ??? Karena Cahaya Kasih Sayang Allah telah
membersihkan dan memenuhi hati kita. Tidak
ada lagi dendam yang membara di dalam dada, tidak ada lagi rasa benci di hati,
karena kita sadar sepenuhnya bahwa apapun yang kita benci di dalamnya ada
rahasia Allah… Kita sadar bahwa… Rumah NYA, MasjidNYA tidak dibuat dari batu
bata, tapi dibuat dari kesucian, kedamaian, keselamatan, kasih- sayang, kesabaran, keikhlasan… serta
berserah diri kepada Allah melalui keimanan dan ketakwaan.. Itulah fitrah…
Itulah
Islam sejati yang diridhoi Allah… yang
dianut semua umat…
Mudah-mudahan
kita semua bisa mencapai tahap fana dan kasyaf … Kita bisa melihat CahayaNya
dalam tawakal … Rupa Yang Dipuja setiap insan … serta mendengar ShabdaNya…Itulah haji mabrur, bukan haji mabur…
Amin
… amin Ya Robbal alamin …
Santai
… senyum … pasrah …
Serahkan
sepenuhnya kepada Allah, pasrah total, tidak usah dipikirkan, otak kita
diistirahatkan, ego kita dimatikan, biarkan Tangan Tuhan yang bekerja, karena
masalah fana dan kasyaf adalah semata-mata urusan Allah.
Bila
kita sudah merasa cukup, bila sudah selesai, gerak-gerakkanlah jari-jari tangan
kita secara perlahan-lahan, buka mata, gerak-gerakkan kedua kaki kita, kemudian
bagi yang beragama Islam bisa kita akhiri
dengan do’a penutup
Di dalam diri kita ada sumber kekuatan
terpendam yang harus kita bangkitkan
Setelah Aku sempurnakan kejadiannya Aku hembuskan
Ruh-Ku kepadanya
( AL HIJR 15 :29 )
Ruh
adalah essensi Dzat Illahiah yang berada di dalam tubuh kita, yang berada di
dalam setiap ciptaanNya. Essensi Dzat
Illahiah merupakan energi terpendam yang bisa dibangkitkan melalui
dzikir-meditasi. Melalui dzikir-meditasi
kita belajar mati sebelum mati agar kesadaran Ruhnya bangkit, agar energi kita bangkit…
Berlatih
tata cara berdzikir sebagai dasar untuk menghimpun energi sebaiknya dilakukan selama
41 malam berturut-turut. Setelah
berlatih 41 malam, insya Allah kita sudah memiliki energi Illahi yang bisa kita
salurkan untuk pengobatan…
Bila hamba-hamba-Ku yang merasa
dekat kepada-Ku. Tidak sekedar melaksanakan yang Aku wajibkan saja, namun
melaksanakan amal-amalan tambahan lainnya maka Akupun akan mencintainya, bila Aku mencintainya maka Aku menjadi
pendengarannya yang dengan itu dia mendengar Aku menjadi penglihatannya, yang
dengan itu dia melihat Aku menjadi lidahnya, yang dengan itu dia bicara Aku
menjadi tangannya, yang dengan itu dia memegang Aku menjadi kakinya, yang
dengan itu dia berjalan Aku menjadi hatinya, yang dengan itu dia
berkehendak (
HADITS QUDSI : IMAM BUKHORI )
Bila ingin
mencoba menyalurkan energi Illahi, kita sekedar mohon agar kita dijadikan
sarana atau alat Tuhan untuk menyalurkan energi, kita hanya sebagai saluran
Tuhan, selanjutnya biarkan tangan Tuhan yang bekerja sesuai Hadits diatas.
Bismillahirohmanirohim
…
Ya
Allah … Ya Robbi jadikanlah hamba alatmu agar bisa menyalurkan Energi Cahaya
Kasih Sayang-Mu melalui kedua telapak tangan hamba yang sesuai untuk
menghilangkan semua energi negatif yang ada di dalam tubuh saudara hamba ini..bismillaah
Allahu Akbar …
Tarik nafas perlahan-lahan sambil dalam hati ucapkan
Huuuu dan bayangkan Cahaya Illahi yang sangat terang benderang turun dari
langit menembus ubun-ubun turun sampai ketengah dada, tahan nafas sebentar
sambil dalam hati ucapkan Ya Allah .. Ya Allah .. Ya Allah, kemudian keluarkan nafas sambil membayangkan
energi tersalur melalui kedua telapak tangan… Biarkan tangan Tuhan yang
bekerja, yang akan membimbing gerakan tangan kita ke arah mana…
Demikian juga bila kita hendak menyalurkan energi jarak jauh,
yang kita lakukan hanya sekedar do’a permohonan… kemudian salurkan energi
melalui kedua telapak tangan kita sambil membayangkan sasaran kita ada dimana …
Biarkan Tangan Tuhan yang bekerja …
Dan
bukanlah engkau yang melempar, ketika engkau melempar akan tetapi Allah yang
melempar ( AL AN-FAAL 8 : 17 )
Cahaya di atas Cahaya Tuhan akan membimbing dengan
Cahaya-Nya kepada yang Dia kehendaki ( AN
NUUR 24 : 35 )
Memiliki
Energi dan bisa sebagai penyembuh bukan segala-galanya, jangan kita menjadi
sombong. Perjalanan kita masih jauh…
Untuk mencapai keridoan Allah… masih banyak tahapan yang harus dilalui. Kita harus belatih dzikir terus menerus,
istiqomah dengan tulus dan ikhlas… Kita harus terus berlatih berdzikir tahap
demi tahap, belajar mati sebelum mati, belajar dzikir pelepasan… Kata Al
Ghazali untuk bisa mencapai fana dan kasyaf, terbukanya hijab, itu adalah Hak
Allah.
Dzikir
Pelepasan
Di awali
dengan cara seperti yang tertulis sebelumnya, yaitu sholat dan do’a,
selanjutnya pejamkan mata, ujung lidah dilipat ke atas menyentuh
langit-langit..
Tarik nafas
perlahan-lahan, dalam hati ucapkan Huuuu sambil membayangkan energi Illahi
masuk melalui pusar, turun ke tulang ekor, naik melalui tulang ekor, naik ke arah dada, ke kepala menembus ubun-ubun melesat ke
titik tak berhingga… Tahan nafas, turunkan energi dari langit sampai ke tengah
dada, dalam hati ucapkan Allah .. Allah .. Allah 7 kali kemudian hembuskan
nafas perlahan-lahan, sambil dalam hati ucapkan Allaaahhh.
Itu berarti
1 putaran. Lakukan 3x putaran nafas, selanjutnya tidak usah membayangkan apapun, karena sudah terprogram dengan sendirinya... Bila nafas tersengal-sengal,
istirahat, bernafas seperti biasa tanpa menahan nafas sampai pernafasan normal
kembali kemudian dilanjutkan. Walaupun bernafas seperti biasa namun setiap menarik nafas dan mengeluarkan nafas, tetap mengucapkkan dalam hati mengucapkan Asma Allah...
Berlatihlah
minimal 30 menit, dilanjutkan sambil berbaring terlentang rileks di tempat
tidur, kedua lengan disamping tubuh, kedua tumit dan kedua ibu jari kaki
dirapatkan,mata dipejamkan, ujung lidah dilipat ke atas menyentuh
langit-langit.
Tarik nafas
perlahan-lahan, dalam hati ucapkan Huuuu sambil membayangkan energi masuk
melalui ujung jari kedua kaki, menjalar ke paha, ke perut, ke dada, ke kepala
menembus ubun-ubun…bablas ke titik tak berhingga, kemudian keluarkan nafas perlahan-lahan sambil
dalam hati ucapkan Allaaahhh…
Demikian
seterusnya… rasakan getarannya yang menjalar dari ujung kaki…sampai ke
kepala…bablas, sampai terjadi pelepasan. Ruh ke luar dari jasad memasuki alam
astral. Out Of Body… Perjalanan
spiritualpun dimulai, sehingga kita mendapatkan pelajaran yang tidak pernah
kita dapatkan di sekolah. Itu kata Jalaluddin Rumi.
Bila telah
merasa cukup berlatih, kita akhiri dengan do’a penutup...
DZIKIR-MEDITASI UNTUK PELEPASAN
Semoga Allah memberkati kita
semua…
Menjadi haji mabrur… bukan haji mabur…
Amin… amin… Yaa Robbal alamin…
HASIL
AKHIR DZIKIR QOLBI – MEDITASI
Menurut dokter dzikir adalah Al
Quran. Apakah setiap mengingat Allah SWT
adalah dzikir…??? Dzikir apa yang paling afdol…???
Kata dzikir berasal dari bahasa Arab
yang artinya mengingat…
Dzikrullah artinya mengingat Allah…
Mengingat dan mengucapkan Asma Allah dalam hati : Allah…Allah…Allah… Mengingat
Allah tanpa dibatasi ruang dan waktu… dimana saja dan kapan saja, setiap saat,
setiap gerak-gerik kita, setiap apapun yang kita lakukan, setiap tarikan nafas
senantiasa kita mengingat Allah itulah sholat yang kekal… itulah sholat daim…
itulah sholat bathin…
Ada ribuan cara berdzikir… Carilah
cara yang sederhana dan mampu laksana… Seperti halnya kita belajar menulis…
Bila kita tidak memiliki lap top, bisa pakai areng… yang penting kita bisa
menulis… Pada zaman Ibn Arabi, Al Ghazali, Jalaluddin Rumi belum ada laptop,
belum ada mesin tik, belum ada bolpoint… baru ada pena dari bulu angsa… Namun
mereka bisa menghasilkan karya tulis yang sangat monumental yang diterjemahkan
kedalam berbagai bahasa di dunia… konon
kabarnya buku-buku hasil karya mereka masing-masing bila kita tumpuk dari bawah
sampai keatas bisa mencapai ketinggian 2-3 meter… luar biasa…!!!
Saya teringat kata-kata almarhum orang tua saya : Aku kasih cara yang sederhanapun belum tentu kamu kerjakan… apalagi aku kasih cara yang susah…!!!
Jadi masalahnya bukan afdol atau tidak
afdol… masalahnya dikerjakan atau tidak… Kerjakanlah dengan penuh keikhlasan
agar mendapat keridoan Allah SWT.
Laa ilaaha illallaah adalah suatu statement,
suatu pernyataan kita, ikrar kita
: Tiada Tuhan selain Allah..
Essensi dari pernyataan tersebut
adalah Allah… Bila kita mengucapkan ikrar tersebut berulang-ulang kali tanpa
memahami essensinya, sama juga bohong
Perhatikan beberapa Firman Allah :
1. Al
Hijr 15 : 9 : …
Telah Aku turunkan Adz-Dzikir …
Yang
dimaksud ayat ini, Adz-Dzikir adalah Al Quran.
2. Asu-Syura 42 : 52 :…Aku jadikan Al Quran itu Cahaya… An
Nuur…
3. An-Nuur 24 : 35 : …
Allah adalah Cahaya… An Nuur adalah Allah…
Bila kita rangkum dan kita simpulkan dari
ketiga ayat tersebut maka :
Adz-Dzikir adalah Allah…
Wajar jika ada sesepuh yang mengajarkan
dzikir cukup dengan menyebut dalam hati Asma Allah… Allah… Allah saja…
Semakin pendek Asma Allah yang kita
ucapkan, konsentrasi kita semakin cepat terfokus… Semakin cepat otak kita
mencapai gelombang alfa dan theta…
Insya Allah… Tuhan akan memperlihatkan
Cahayanya…
Selamat berdzikir-bermeditasi
SEMOGA MENJADI HAJI MABRUR …
AMIN… AMIN… AMIN… YA ROBBAL ALAMIN
DAFTAR KEPUSTAKAAN
- Al Khatib M.A : As-Sunnah Qablat-Tadwin. Hadits Nabi Sebelum Dibukukan. Penerjemah : AH. Akrom. Editor, Sholihat. Cet. I . Gema Insani Press, Jakarta, 1999.
- CHING HAI : Kunci Pencerahan Seketika. Penerjemah dan Penerbit : Yayasan Supreme Master Ching Hai Indonesia. Surabaya Center, 2001.
- Chittick W C. : Tasawuf Di Mata Kaum Sufi. Penerjemah : Am Z. Cet. I. Penerbit Mizan, Bandung, Mei 2002.
- Effendi I. : Hati Nurani. PT. Gramedia Pustaka Utama, Cet. I, Jakarta, 2002.
- Hadi A. W.M : Tasawuf Yang Tertindas. Kajian Hermeneutik Terhadap Karya- karya Hamzah Fansuri. Cet. 1. Paramadina, Jakarta, Mei 2001.
- Hasan A. Terjemahan Bisri M.A : Jalaluddin Rumi Sufi Penyair Terbesar. Cet. Kedua. Pustaka Firdaus, Jakarta, Agustus 1993.
- Jaiz H A. :Aliran Dan Paham Sesat Di Indonesia. Cet. I. Pustaka Al Kautsar, Jakarta, Februari 2002
- Kapur D L. : Panggilan Maha Guru. Terjemahan : Angka C . Ed. III. Yayasan Radha Soami Satsang Beas. Jakarta, 1972
- Krishnamurti J. : Meditasi. Cet. II. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, Nov. 1999
- Muhammad Sayyid Ahmad A.F. : Tasawuf Antara Al Ghazali Dan Ibnu Taimiyah. Penerjemah : Anasy M.M. Cet. I. Penerbit Khalifa, Jakarta, Juni 2005
- Nicholson R.A : Rumi Poet And Mistic. Terjemahan : Sutejo : Jalaluddin Rumi, Ajaran dan Pengalaman Sufi. Pustaka Firdaus, Jakarta, September 1993.
- Shah I. : The Sufis. Terjemahan Hidayatullah dan Roudlon : Mahkota Sufi. Menembus Dunia Ekstra Dimensi. Cet. I. Penerbit Risalah Gusti, Surabaya, Juni 2000
- Schimmel A. : Mystical Dimention of Islam. Dikutip dari Hadi A. : Tasawuf Yang Tertindas. Paramadina, Jakarta, Mei 2001.
- Simuh : Tasawuf dan Perkembangan Dalam Islam. Cet. I. PT. Raja Gravindo Persada, Jakarta, Mei 1996.
- Singh C. : Die to Live. Terjemahan Angka C. : Mati Selagi Hidup. Ed. I. Yayasan Radha Soami Satsang Beas Indonesia, Jakarta, Juli 1998.
- Wahyuddin U.T. : Raihlah Hakikat, Jangan Abaikan Syariat : Adab-adab Perjalanan Spiritual. Terjemahan dari Syeikh Abdul Qadir Jaelani : Adab as-Suluk wa at-Tawashshul ila Manazil al Muluk. Pustaka Hidayah, Bandung, Sept 2008.