Translate

tema 1

tema 1
tema

Selasa, 10 Juni 2014

ALLAH TIDAK MEMBEDA-BEDAKAN UMAT


ALLAH TIDAK MEMBEDA-BEDAKAN UMAT.
 Revisi 06 Agustus 2018


 
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah penciptaan langit dan bumi, adanya aneka bahasa dan warna kulitmu ( AR-RUM 30 : 22 )

dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling bersilaturahmi ( AL HUJURAT 49 : 13 )
Mereka akan mendapat kehinaan dimanapun mereka berada, kecuali mereka menjaga hubungan ( silaturahmi ) dengan Allah dan hubungan dengan manusia
( ALI IMRAN 3 : 112 ).

Untuk setiap umat diantara kamu, Kami berikan ATURAN dan JALAN YANG TERANG .. Bila Allah menghendaki, pasti kamu dijadikan satu umat ( saja ), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap karunia yang diberikan-Nya kepada kamu, maka berlomba lombalah berbuat kebajikan ( AL MAIDAH 5 : 48 )

Sesungguhnya orang-orang mukmin ( beriman ) dan mereka penganut agama Yahudi, Nasrani, Shabiin serta siapa saja yang beriman kepada Allah, harikemudian serta berbuat kebajikan, mereka akan mendapat pahala dari Tuhan-nya, dan mereka tidak merasa ketakutan dan duka cita ( AL BAQARAH 2 : 62 )

Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik.  Makanan orang-orang yang diberi Al Kitab itu halal bagimu dan makanan kamu halal pula bagi mereka. ( Dan dihalalkan mengawini ) wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara wanita-wanita yang beriman dan wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara orang-orang yang diberi Al Kitab sebelum kamu, bila kamu telah membayar mas kawin mereka dengan maksud menikahinya, tidak bermaksud berzina dan tidak ( pula ) menjadikannya gundik-gundik.  Barang siapa yang kafir sesudah beriman maka hapuslah amalannya dan ia di hari akhirat termasuk orang-orang yang merugi
( AL MA’IDAH 5 : 5 ).

Ayat-ayat tersebut di atas mengajarkan bahwa Allah menciptakan umat manusia berbangsa-bangsa, bersuku-suku, beraneka bahasa dan warna kulit.  Hidung pesek, hidung mancung, mata belo, mata sipit agar saling mengenal, saling bersilaturahmi.  Allah pasti menyayangi semua umat ciptaannya tanpa pilih kasih.  Oleh karena itu untuk setiap umat Allah memberi HIDANGAN- AL MAIDAH, berupa ATURAN dan JALAN YANG TERANG yang diajarkan oleh para Rosul Allah sesuai bahasa kaumnya agar semua umatnya selamat di dunia dan akhirat.  Oleh karena itu kita harus sadar bahwa setiap umat beragama tidak boleh merasa bahwa hanya agama yang dianutnya saja yang paling benar, karena semua ilmu termasuk ilmu agama berasal dari Allah.  Semua agama mengajarkan tentang Fitrah,  apapun nama agamanya Allah tidak membeda-bedakan umat-Nya, yang berbeda adalah kadar keimanan dan ketakwaannya. 

Bagi mereka yang beriman, mereka hidup tenang dan tentram, bebas dari rasa duka cita dan ketakutan.  Karena imannya, mereka tidak takut kepada apapun kecuali kepada Allah.  Konsep Islam mengajarkan umatnya agar mempunyai toleransi yang tinggi terhadap umat yang non Islam.   Menurut  Islam, manusia ditugaskan sebagai khalifah dan sebagai wali Allah untuk memberi rahmat bagi seluruh alam semesta, bukan untuk membuat kerusakan.  Dimulai dengan rasa kasih sayang yang tulus, melalui ucapan basmallah. 
Ingatlah ketika Tuhan-mu berfirman kepada para malaikat : Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah dimuka bumi  ( AL BAQARAH 2 : 30 )
Dan tiadalah Allah mengutus engkau hai Muhammad, melainkan untuk memberi rahmat bagi seluruh alam semesta ( AL ANBIYA 21 : 107 )

Semua agama juga agaknya menganut azas yang sama, essensi dan substansinya sama apapun agamanya, semuanya menuju kepada Tuhan Sang Pencipta.  Tuhan Pemilik Semua Ilmu…  termasuk ILMU AGAMA…

Menurut Jalaluddin Rumi seorang sufi besar dari Persia :
Sekalipun tata cara peribadatan berbeda namun masalah keimanan tidak berubah dari satu agama ke agama lain, baik keadaan yang dihasilkannya, tempatnya dalam hidup dan efek-efeknya adalah sama dimana-mana. 
Intinya adalah bahwa apapun nama agamanya hasil akhir dari keimanan akan sama. Karena semua agama mengajarkan hal yang sama yaitu tentang Fitrah, serta tata cara untuk mencapai puncak spiritual pun sama, yaitu melalui dzikir-meditasi.   

Firman Allah :
Sesungguhnya agama kamu ini satu agama saja ( AL ANBIYA 21 : 92 )
Agama di sisi Allah adalah Islam-Fitrah ( ALI IMRAN 3 : 19 )
Aku ridhoi Islam-Fitrah sebagai agama bagimu ( AL MAIDAH 5 : 3 ).
Hadapkan wajahmu pada Agama Fitrah…Tidak ada perubahan pada fitrah Allah
( AR-RUM 30 : 30 )..

Sesungguhnya ini adalah agama kamu semua, agama yang satu dan AKU adalah Tuham-mu, maka bertaqwalah kepada-KU  ( AL MU’MINUN 23 : 52 )
Kemudian mereka menjadikan agama mereka terpecah-belah menjadi beberapa pecahan.  Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada sisi mereka ( masing-masing ). Maka biarkanlah mereka dalam kesesatannya sampai suatu waktu ( AL MU’MINUN 23 : 53-54 )

Tuhan kami dan Tuhan-mu adalah satu dan hanya kepada-Nya kami berserah diri
( AL ANKABUT  29 : 46 )

Kata Rosulullah saw :
  • Segala sesuatu ada pembersihnya, pembersih qolbu adalah dzikir.
  • Jalan terdekat menuju kepada Allah adalah dzikir…
Berarti bila hati kita bersih, jalan menuju Tuhan terbuka lebar…bebas hambatan…
Rosulullahpun bersabda bahwa yang beliau khawatirkan adalah ulama su’, yaitu ulama tak bermoral.

Rumi pun berkata bahwa seseorang menjadi arif bukan oleh karena kebajikan jubah dan surban… Berarti kebajikan seseorang tidak dilihat dari wajahnya yang berjanggut, bukan dilihat dari jilbabnya atau dari gamisnya… tapi lihatlah hatinya…

Sedangkan Hujwiri juga sufi dari Persia mengatakan bahwa : Barang siapa yang mencampakkan hawa nafsunya maka ia akan dekat dengan Tuhan meskipun ia berada dalam gereja.  Barang siapa yang mengikuti hawa nafsunya maka ia akan jauh dari Tuhan meskipun ia berada di dalam mesjid. 

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang Maha Rahman akan menanamkan dalam ( hati ) mereka rasa kasih sayang
( MARYAM 19 : 96 ).
Barang siapa yang hatinya dibuka oleh Allah kepada Islam ( fitrah ), maka dia itu mendapat Nur dari Tuhan-nya ( AZ-ZUMAR 39 : 22 )

Islam juga lembut dan pemaaf :
Maka disebabkan rahmat Allahlah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu, karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka dan bermusyawarahlah dengan mereka …( ALI IMRAN 3 : 159 )

Kasih-sayang dan sifat lembut adalah anugerah Allah.   Berarti bila kita belum memiliki rasa kasih sayang, belum bisa lemah lembut terhadap sesama umat, bila belum memiliki rasa kasih sayang terhadap semua ciptaan Allah dan belum beramal saleh, EGONYA masih tinggi, hatinya masih gelap, maka belum bisa dikatakan beriman. Jadi benar ISLAM ITU FITRAH, lemah-lembut, penuh kasih-sayang, serta pemaaf… Prinsip Islam bukan kekerasan.
Tuhan juga memberikan kebebasan keberagamaan bagi umatnya. 
Perhatikan ayat-ayat lainnya yang berkaitan dengan masalah tersebut  :

Untuk setiap umat, Kami telah berikan ATURAN dan JALAN YANG TERANG  sekiranya Allah menghendaki, pastilah kamu dijadikan-Nya satu umat saja.  Namun Allah hendak mengujimu dalam hal karunia yang telah diberikan kepada-mu, karena itu berlomba-lombalah berbuat kebajikan … dst… ( AL MAIDAH 5 : 48 )..

Dan bagi setiap umat ada kiblatnya ( sendiri ) yang ia menghadap kepada-Nya
( AL BAQARAH 2 : 148 )
Telah Kami tawarkan amanah ( agama ??? ) kepada langit, bumi dan gunung, akan tetapi mereka semua enggan memikulnya, karena takut menghianatinya, namun manusia bersedia memikulnya, karena ia zolim dan bodoh  ( AL AHZAB 33 : 72 ).

KATAKANLAH (HAI MUHAMAD) : Kami beriman kepada Allah dan kepada yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma’il, Ishaq, Yaqub, dan anak cucunya dan apa yang diberikan kepada Musa, Isa dan para nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun diantara mereka dan hanya kepada-NYA kami berserah diri ( ALI IMRAN 3 : 84 )

Tuhan kami dan Tuhan kamu adalah satu dan hanya kepada-Nya kami berserah diri ( AL ANKABUT 29 : 46 )

Walaupun Allah sendiri tidak beragama namun Allah lah yang mengajarkan ilmu agama sebagai jalan hidup yang benar, yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi geograpis dan budaya umat–NYA.  Oleh karena itu kita tidak perlu berselisih tentang keberagamaan kita, semua agama essensi dan substansinya sama serta sama-sama menuju kepada-NYA  karena semua agama adalah ilmu-NYA dan DIA Allah yang menganjurkan kita berlomba-lomba untuk berbuat kebajikkan.  
Semua agama mengajarkan tentang kesucian, kedamaian, keselamatan, kasih-sayang, kesabaran, keikhlasaan serta berserah diri kepada Tuhan melalui keimanan, ketakwaan.   Itulah Agama Fitrah, itulah Islam Sejati yang dianut semua umat…
Itulah Islam yang diridho’I Allah…

Setiap manusia membawa amanah, tapi tidak dikatakan amanahnya itu apa…??? Apakah tugas hidup di dunia sebagai apa…??? Apakah amanah itu agama…???  Bila amanah itu agama, tidak dikatakan apa agamanya…??? Bila amanah itu agama, pilih sendiri, bebas aja lagi…!!!  Karena semua agama mengajarkan hal yang sama, yaitu mengajarkan tentang Fitrah…Kemudian siapa yang diberi amanah, apakah jasmaninya, nafsnya atau Ruhnya… Kenapa manusia diberi nafs..??? Karena manusia akan diuji kadar keimanan dan ketaqwaanya melalui NAFS-nya..

Apakah manusia mengira cukup dengan berkata : kami telah beriman, dan mereka tiada di uji …??? ( AL ANKABUT 29 : 2 )
Kami pasti akan menguji kamu sekalian dengan sesuatu berupa ketakutan dan kelaparan, kekurangan harta benda, jiwa dan buah-buahan, tapi sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, yang bila bencana menimpa dirinya dia berkata : sesungguhnya kita adalah milik Allah dan kepada Allah kita akan kembali
 ( AL BAQARAH 2 : 155-156 )

Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi Rahmat oleh Tuhan-ku, sesungguhnya Tuhan-ku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang ( YUSUF 12 : 53 )
Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang mensucikan jiwanya-nafsnya dan sesungguhnya merugilah orang-orang yang mengotorinya ( ASY-SYAM 91 : 9-10 )
 Sesungguhnya telah Kami ciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya, karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat.
Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus, ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir ( AL INSAN 76 : 1 - 3 )

Dan (ingatlah) ketika Tuhan-mu mengeluarkan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap  mereka ( seraya berfirman ) : Bukankah AKU TUHANMU…??? Semua jiwa ( anfusihim ) menjawab benar kami bersaksi  
( Al A’RAAF 7 : 172 )…

Telah Kami tawarkan amanah ( agama ??? ) kepada langit, bumi dan gunung, akan tetapi mereka semua enggan memikulnya, karena takut menghianatinya, namun manusia bersedia memikulnya, karena ia zolim dan bodoh  ( AL AHZAB 33 : 72 ).

Berdasarkan ayat tersebut semua JIWA-NAFS sudah diberi amanah oleh Allah.  Semua jiwa-nafs sudah dibai’at oleh Allah. Semua jiwa-nafs sudah bersyahadat…Semua JIWA sudah muslim….

Setelah aku sempurnakan kejadiannya aku hembuskan Ruh-KU kepadanya
( AL HIJR 15 : 29  dan ASH-SHAD 38 : 72 )
Di dalam setiap rongga anak Adam Aku ciptakan suatu mahligai yang disebut dada, dalam dada ada kolbu, dalam kolbu ada fuad ( hati yang bersih ), dalam fuad ada syagofa, di dalam syagofa ada Sir, di dalam Sir ada AKU( HADITS QUDSI )

Pengertian Ruh-Ku… sebagai essensi Dzat Allah yang bersemayam di dalam setiap ciptaan-NYA… Sebagai sumber energi …Karena Ruh berasal dari Dzat Allah, maka Ruh tetap suci tidak pernah kena polusi duniawi..  

ANFUSIHIM adalah bentuk jamak dari NAFS-NAFSU.. namun ada yang mengartikan NAFS sebagai JIWA dan ada juga yang mentafsirkannya sebagai RUH.. Secara logika yang diberi amanah, yang bersyahadat, yang bersaksi, yang dibai’at itu NAFSNYA, jiwanya, agar NAFSUNYA TERKENDALI, bukan jasmaninya dan bukan pula Ruhnya.  Semua Jiwa-Nafs sudah bersahadat, semua Jiwa-Nafs di dunia sudah muslim. Namun setelah dilahirkan kedunia NAFS melalaikan amanah tersebut.  Oleh karena itu manusia disebut insan… yang artinya lalai…

Karena RUH berasal dari Dzat Allah, maka RUH tetap suci, tidak akan tercemar, tidak akan kena polusi..  Ruh berada dalam SIR sebagai AKU yang bertugas mengendalikan  nafsu yang bersarang di dalam kolbu setiap manusia…

Karena Ruh berasal dari Dzat Allah maka tetap suci, hanya Ruh yang bisa berkomunikasi dengan AKU - ALLAH Yang Maha Suci yang berada di dalam SIR… Dzat Allah sebagai AKU dengan ALLAH saling berkomunikasi…
Allah adalah Al Bathin..  Perjalanan menuju Allah adalah perjalanan dari alam lahiriyah menuju ke alam bathiniyah… bukan perjalanan ke Mekah…

Di dalam diri manusia ada Cahaya Yang Maha Melihat ( AL QIYAMAH 75 : 14 )
Allah akan membimbing dengan Cahayanya kepada Cahayanya bagi siapa  yang Dia kehendaki (AN NUUR 24 : 35).
Barang siapa yang hatinya dibuka oleh Allah kepada Islam ( fitrah ), maka dia itu mendapat Nur dari Tuhan-nya ( AZ-ZUMAR 39 : 22 )

Setiap manusia ada jasmaninya, ada ruhaninya dan ada nafsunya… Ketika bayi di dalam kandungan ibu, bayi sudah diberi Ruh, sudah hidup tapi belum bernafas, belum ada NAFSU.  Kata nafas berasal dari kata NAFS.. artinya NAFSU… Setelah bayi dilahirkan baru dia bernafas, menangis keras, baru muncul nafsunya.  Oleh karena itu dengan cara mengatur nafas melalui dzikir-meditasi, Ruh bisa mengendalikan hawa nafsu manusia…

Bukanlah suatu kesolehan ( kebajikkan ) bahwa kamu sekalian memalingkan mukamu ke arah timur dan barat, tetapi adalah kesolehan ( kebajikkan ) bahwa kamu sekalian beriman kepada Allah dan hari akhirat, kepada para malaikat, kepada kitab-kitab Allah dan para nabi dan memberikan harta benda betapapun disayangi, kepada kerabat, anak yatim, dan orang-orang miskin, kepada orang dalam perjalanan dan peminta-minta, mendirikan sholat dan membayar zakat. Orang-orang yang memenuhi perjanjian bila mereka membuat perjanjian dan orang yang sabar dalam bencana, dalam kesukaran dan semasa peperangan, merekalah orang yang benar, merekalah orang yang takwa ( AL BAQARAH 2 : 177 )

Ayat-ayat tersebut di atas menerangkan bahwa Allah tidak membeda-bedakan umat-Nya.  Allah menilai umat-Nya bukan dari segi agamanya.  Allah menilai kesolehan (kebajikan) seseorang bukan sekedar dari tata cara beribadahnya dengan memalingkan muka ke Timur atau ke Barat, akan tetapi yang dinilai adalah hatinya. 
Yang dinliai Allah adalah kadar keimanan dan ketaqwaannya..
Rosulullah pun bersabda : Tuhan tidak melihat rupa dan hartamu akan tetapi yang dilihatNya adalah hatimu. 

Yaitu hati mereka yang beriman kepada Allah, kepada hari akhirat, kepada para malaikat, kitab-kitab Allah serta beriman kepada para Nabi-Rosul Allah yang terdahulu, tanpa membeda-bedakan mereka, baik yang dikisahkan ataupun yang tidak dikisahkan di dalam Al Qur’an, disertai rasa ikhlas dan ridho, sabar dan tawakal, patuh dan ta’at dalam melaksanakan perintah Allah, tidak memikirkan ada tidaknya pahala,  betul-betul lillahi ta’ala, tidak ada dosa sirik tersembunyi, dihatinya tidak ada yang lain selain Allah semata. 

Ikhlas kepada Allah ( semata ) dan tidak mempersekutukkan-Nya
( AL HAJJ 22 : 31 )
Sebab itu sembahlah Allah dengan memurnikan ( mukhlis-tulus ) ketaatan kepadanya dalam agama ( AZ-ZUMAR 39 : 2, 11, 14 )
Mereka tidaklah diperintahkan melainkan agar beribadah kepada Allah dengan memurnikan ( mukhlis-tulus ) ketaatan kepada-Nya dalam agama
( AL BAYYINAH 98 : 5 )

Maka dirikanlah sholat karena Tuhanmu dan berkurbanlah ( AL KAUTSAR 108 : 2 )
Sesungguhnya sholatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta Alam ( AL AN’AM 6 : 162 )

Bagi setiap umat ada Rosulnya, mereka diutus dengan bahasa kaumnya.  Para Nabi-Rosul Allah ada yang dikisahkan dan ada yang tidak dikisahkan di dalam Al Qur’an.  Para Nabi yang riwayatnya tidak dikisahkan di dalam Al Qur’an mungkin saja dia berasal dari bangsa lain yang bukan bangsa Arab dan bukan pula Bani Israil, dan merekapun mengajarkan agama kepada kaumnya dengan bahasa kaumnya, bukan bahasa arab,  seperti di Cina, di Tibet atau di Indonesia.  

Bagi setiap umat ada Rosul, maka bila datang Rosul mereka, antara mereka diberikan keputusan dengan adil dan mereka tiada teraniaya ( YUNUS 10 : 47 ).
Kami tidak mengutus seorang Rosulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia dapat memberikan penjelasan dengan terang kepada mereka
( IBRAHIM 14 : 4 ).

Hai orang yang beriman !!! Berimanlah kepada Allah dan Rosul-Nya, kepada kitab yang diturunkan-Nya, kepada Rosul dan kitab yang diturunkan sebelumnya
( AN NISA 4 : 136 )
Tidak ada hak bagi seorang rosul mendatangkan suatu ayat, melainkan atas izin Allah.  Bagi tiap-tiap masa ada kitab  ( AR RAD 13 : 38 )
Tentang beberapa Rosul telah Kami kisahkan kepadamu sebelumnya, tentang beberapa Rosul tiada Kami kisahkan kepadamu ( AN NISA 4 : 164 )

Dan sesungguhnya Al Qur’an (Kitab Allah) benar-benar dalam kitab-kitab orang-orang terdahulu ( ASY SYUARA 26 : 196 )
Dan kalau Al Qur’an ( Kitab Allah ) itu kami turunkan kepada salah seorang dari golongan bukan Arab lalu dibacakan kepada mereka niscaya mereka tidak akan percaya kepadanya ( ASY SYUARA 26 : 198-199 )

Berarti KITAB ALLAH itu banyak, tidak hanya Jabur, Taurat, Injil dan Al Qur’an saja, tapi banyak, dan tidak harus berbahasa Arab tapi sesuai dengan bahasa kaumnya.

Seperti hasil dari penelitian Santos dan Oppenheimer, walaupun berbeda cara, namun mereka menyimpulkan bahwa Benua Atlantis yang hilang adalah Paparan Sundaland Indonesia, pusat peradaban dunia dan sudah ada agama…!!!  Kita tidak tahu dan tidak perlu untuk diperdebatkan.   Sebagian ilmu pengetahuan dari Allah sudah ada di dalam kitab “QUR’AN” mereka yang bukan golongan Arab dan tidak berbahasa Arab…  Berarti kitab Allah itu sesungguhnya banyak sekali, tidak hanya sekedar di wilayah Arab, tidak hanya sekedar Jabur, Taurat, Injil dan Qur’an saja… tetapi di Tibet, di Cina bahkan di TATAR SUNDA Jawa Barat Indonesia juga mungkin ada Kitab Allah...

Allah pun memerintahkan kepada Nabi Muhammad, kepada kita semua, agar percaya kepada rasul-rasul dan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya.
Allah Maha Mengetahui apa yang terjadi di Arab saat jaman jahiliyah. Allah Maha Mengetahui aturan-aturan yang bagaimana yang Cocok bagi bangsa Arab saat itu, sehingga Allah menurunkan seorang Rosul dan Al Qur’an di wilayah Arab.  Di dalam Al Qur’an ada tata cara beribadah kepada Allah, disertai juga aturan-aturan untuk urusan duniawi yang sangat cocok untuk kultur Bangsa Arab Jahiliyah saat itu.

Nabi Muhammad adalah orang yang pertama kali menjabarkan dan menerapkan ajaran Al Quran wahyu Allah menjadi pedoman hidup yang mudah untuk diamalkan, sehingga bisa merubah masyarakat Arab jahiliyah menjadi suatu masyarakat yang madani.
Rosulullah pun bersabda :
  • Berikan kemudahan dan jangan menyulitkan orang.
  • Urusan dunia engkau lebih tahu, tata cara beribadah ikutilah cara-ku.   

Berarti aturan-aturan untuk urusan dunia bisa dirubah, disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat, disesuaikan dengan kultur setempat, disesuaikan dengan kearifan lokal, namun Ruh Islami tetap hidup di dalamnya. 
Urusan dunia itu apa…???  Yaitu urusan sandang-baju, pangan, papan dan pasangan, urusan mulut-janggut, perut dan dibawah perut… Aturannya tidak mutlak harus mengikuti aturan yang sesuai budaya Arab . 

Oleh karena itu kita harus memahami kandungan Al Qur’an agar kita bisa membedakan mana tata cara beribadah ajaran Rosulullah SAW dan mana budaya Arab.  Masalah tata cara beribadah harus tetap mengikuti tata cara yang diajarkan Rosulullah..  Oleh karena itu, dalam kurun waktu yang sangat singkat agama Islam  berkembang pesat sampai mencapai daratan Eropa bahkan daratan Himalaya.  Para cendikiawan muslim membaur, berasimilasi dan bersinergi dengan kearifan lokal, serta membangun peradaban baru, namun Ruh Islami tetap hidup di dalamnya…

Sesungguhnya Kami turunkan Al Qur’an dengan bahasa Arab agar kamu memahaminya ( YUSUF 12 :  2 )
Kami tidak menurunkan Al Qur’an ini kepadamu agar menjadi susah
( THOHA 20 : 2 )
Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu
 ( AL BAQARAH 2 : 185 ).

Sesungguhnya telah kami mudahkan Al Aqur’an dalam bahasa-mu…
( MARYAM 19 : 97 dan  AD-DUKHAN 44 : 58 )
Sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang-orang yang mau mengambil pelajaran ( AL QOMAR 54 : 17,22,32,40 ).
Al Qur’an ini adalah bukti-bukti yang nyata dari Tuhanmu, petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman ( AL A’RAF 7 : 203 )

Seiring dengan perkembangan zaman dan perkembangan Islam ke luar wilayah Arab yang kulturnya berbeda maka penjabaran dan penerapan ajaran Al Qur’an pun berkembang juga, terutama aturan-aturan yang berhubungan dengan masalah duniawi, disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat,  disesuaikan dengan kearifan lokal, sesuai bahasa kaumnya.  Umat Islam membuka era peradaban baru, di Spanyol dan Turki, Persia, India, Pakistan, Nusantara dll. namun Ruh Islami tetap hidup di dalamnya. Tidak heran bila kemudian bermunculan madzhab-madzhab, karena dalam Islam perbedaan pendapat adalah hikmah.  Itu terjadi satu abad setelah Rosulullah wafat.  

Dari kalangan Ahli Sunah muncul 4 madzhab besar dari : Imam Hanafi, Maliki, Hambali dan Syafi’i.  Misalnya Imam Syafi’i menerapkan hukum-hukum Syariat yang berbeda ketika beliau di Bagdad dan ketika beliau di Mesir, namun walaupun demikian bila ditinjau dari segi essensinya sama.  Contoh lainnya adalah kebiasaan mengkhitan anak perempuan sebagai tradisi masyarakat di Afrika Utara, ada sebagian pengikut madzhab Maliki tidak melarang tradisi tersebut karena kebetulan mereka bermukim di daerah Afrika Utara sedangkan madzhab Hanafi, Hambali dan Syafi’i tidak menganjurkan.  Tradisi ini pernah ada di Indonesia.

Golongan Syi’ah juga mempunyai tata cara syariat sendiri dan terpecah menjadi beberapa madzhab yang kemudian berkembang sendiri-sendiri.   Demikian juga di kalangan ahli Ilmu Kalam ada aliran Muta’zilah dan Asy’ariah.  

Berarti hukum-hukum syariat yang ada sekarang ini adalah hasil pemikiran para ulama besar saat itu yang disesuaikan dengan perkembangan situasi dan kondisi masyarakat setempat dimana beliau-beliau itu berada. 

Tampaknya para ulama besar saat itu sangat lues dalam merealisasikan ajaran Islam , tidak kaku, tidak dogmatis yang hanya terpaku pada teks, tidak terkesan memaksa, sehingga masyarakat melaksanakannya secara suka rela dengan hati yang tulus.  Ajaran Islam sangat menghargai hak-hak pribadi, tidak ada paksaan dalam ajaran Islam.
Hal ini mungkin sesuai dengan sabda Rosulullah :
  • Berikan kemudahan dan jangan menyulitkan orang. 
  • Urusan dunia engkau lebih tahu, namun tata cara beribadah ikutilah cara-ku. 

Bila kita perhatikan  ayat-ayat Al Quran di atas, Tuhan pun tidak menghendaki umatnya susah.  Dalam Surat Ibrahim 14 : 4 mengenai pengertian bahasa kaumnya tidak hanya sekedar bahasa lisan namun bisa berarti kearifan lokal sesuai budaya yang sedang berkembang di masyarakat dimana para utusan, para ulama, para wali Allah itu berada.  

Rosulullah Muhammad saw adalah Nabi terakhir.  Agama Islam ajaran Rosulullah saw adalah agama terakhir sebagai WAY OF LIFE bagi seluruh umat manusia,  Rahmmatan lil alamin..  yang berlaku untuk sepanjang masa..

Muncul pertanyaan dalam hati penulis APAKAH PEMAHAMANNYA SUDAH BERAKHIR…???  Menurut GUS DUR : TIDAK…!!!  Menurut Gus Dur : Ilmu Fiqih sebagai teori hukum merupakan proses kreatif yang dapat mempertemukan antara kebutuhan zaman dan norma agama … Ilmu Fiqih bukan alat seleksi yang sangat normative.  Ilmu Fiqih harus fleksible, lues agar tidak mematikan kreativitas,  tidak mematikan semangat jiwa transformatif, tidak mengkerdilkan pola pikir umat Islam sehingga tidak MEMASUNG pola pikir umat Islam…!!!  CAPE DEH…!!!

Dalam menghadapi situasi Bangsa Indonesia yang sedang terpuruk saat ini, adakah keberanian para ulama di Indonesia untuk membuat terobosan-terobosan yang mendasar dan menyeluruh, seperti para ulama besar pada zaman Imam Syafi’i, tidak hanya sekedar merubah Undang-Undang Perkawinan, dan mengharamkan rokok saja.  Misalnya tentang Zakat 2,5%  yang tidak tercantum di dalam Al Quran dan Hadits, mungkin bisa menjadi 1/5 bagian atau 20% .   

Hal ini mungkin bisa dijabarkan sesuai Firman Allah :
Ketahuilah, sesungguhnya apa yang kamu peroleh sebagai rampasan perang, maka sesungguhnya 1/5 adalah untuk Allah dan Rosulnya, untuk kerabat dan anak yatim, orang miskin, orang dalam perjalanan. Ta’atilah ketentuan itu jika kamu beriman kepada Allah…. ( AL ANFAL 8 : 41 )…           

Ingatlah, kamu ini orang-orang yang diajak untuk menafkahkan hartamu di jalan Allah, maka di antara kamu ada orang yang kikir, dan siapa yang kikir, sesungguhnya dia kikir terhadap dirinya sendiri, Allahlah yang Maha Kaya, sedangkan kamulah yang membutuhkan-Nya, dan jika kamu berpaling ( kikir ), niscaya Allah akan mengganti kamu dengan kaum yang lain dan mereka tidak akan seperti kamu ( MUHAMMAD 47 : 38 )

Kata Rosulullah, perang yang paling hebat adalah perang melawan hawa nafsu…!!!  Karena umat Islam kikir, zakatnya hanya 2,5% sedangkan umat lain besarannya 10% maka wajar bila Allah mengganti umat Islam dengan umat yang lain. Wajar bila umat Islam tertinggal.

Bagaimana dengan pajak???  Agaknya harus dimusyawarahkan bersama, antara DEPAG dan pihak pemerintah, kemudian dibuat Peraturan Pemerintah, agar bila sudah membayar zakat maka pajaknya bisa dikurangi, sehingga tidak memberatkan umat Islam.  

Kemudian tentang kurban pada saat Idul Adha bahwa : 
Ikhlas kepada Allah ( semata ) dan tiada mempersekutukan-Nya ( AL HAJJ 22 : 31 )
Bukan daging dan bukan darah yang sampai kepada Allah adalah ketakwaan kamu
( AL HAJJ 22 : 37 ).

Bila kita simak essensi dan substansi ayat tersebut adalah keikhlasan semua orang pasti akan mengatakan iya, namun kalau penerapannya dirubah tidak seperti yang sudah baku saat ini, mungkin tidak ikhlas.  Misalnya, pada saat terjadi bencana alam Tsunami, salah seorang pejabat atau mantan pejabat, beliau juga seorang pakar dalam agama Islam mengatakan bahwa uang yang diniatkan untuk kurban Idul Adha boleh dikirimkan untuk kurban Tsunami.  Atau yang kita lihat dongeng di TV tentang seorang yang tidak jadi pergi untuk menunaikan ibadah haji karena uangnya disumbangkan kepada orang lain yang sangat memerlukan untuk biaya  pengobatan.  Pada akhir cerita, menurut Rosulullah dialah orang yang menjadi haji mabrur.   Dia tidak ke MekahHaji mabrur melalui keikhlasan.

Pada awalnya Allah memerintahkan Ibrahim untuk mengurbankan Ismail, sebagai ujian bagi mereka.  Setelah mereka lulus maka Allah pun mengganti kurbannya menjadi seekor kambing jantan.  Sekarang boleh unta atau sapi jantan bahkan kita bisa membeli daging kornet kalengan untuk kurban.  Itulah perubahan
Lalu apakah kita yakin bahan kornet itu daging sapi jantan yang disembelih secara halal dengan mengucapkan Asma Allah??? 

Saat musim haji, sebagian besar jemaah haji dari Indonesia tidak bisa datang sendiri ke tempat pemotongan hewan di Mekah untuk membeli hewan kurban.  Biasanya mereka menitipkan uangnya untuk keperluan tersebut kepada seseorang yang dipercaya, baik secara pribadi ataupun secara berkelompok.   Apakah uang amanah itu disampaikan atau tidak ??? kita tidak tahu.  Ingat tidak semua orang jujur, mungkin lebih banyak yang tidak amanah…

Lalu seorang ibu berkata : waktu di Mekah uang untuk kurban saya setorkan ke bank itu bagaimana ???  Terus terang saya tidak tahu apakah bank di Mekah kemudian membelikan hewan kurban sesuai jadwal atau tidak ???.   Sepengetahuan saya bank di Indonesia hanya mengurus masalah kredit perumahan, mobil dan motor, tidak mengurusi pembelian hewan kurban. Jadi bagaimana ??? Ya ikhlaskan saja…

Seorang bapak berkata : Alhamdulillah sebelum saya berangkat haji, uang untuk beli hewan kurban sudah saya titipkan di kampung agar dagingnya dibagi-bagikan kepada masyarakat di kampung saya…dan saya yakin amanat itu pasti akan dilaksanakan…

Konon kabarnya, pada zaman baheula hewan kurban yang disembelih di Mekah itu teramat sangat banyak, sehingga tidak tertangani dan akhirnya membusuk.  Namun sekarang ini dengan adanya perkembangan teknologi, konon kabarnya hewan kurban itu diproses menjadi kornet kalengan yang kemudian dikirimkan ke negara-negara miskin di wilayah Afrika… Apakah benar demikian …!!!???  Bila benar, kenapa hak jemaah Indonesia dan para jemaah lainnya diabaikan …!!!???  Apakah mungkin dijadikan komoditas eksport oleh Arab …!!!???   Who know gitu loh …???

Apakah kita ikhlas bila uang untuk kurban itu dikelola dengan benar menjadi “bankmodal” bagi fakir miskin??? Atau takut bid’ah??? Bagi rakyat miskin di Indonesia justru kurban yang mereka berikan sangat besar,  karena yang mereka kurbankan adalah “kurban perasaan”.  Insya Allah mereka menjadi haji mabrur..
Setiap musim haji tidak kurang dari 200.000 jemaah berasal dari Indonesia setelah mereka berhemat melalui tabungan haji yang disebut Tabah, serta menunggu antrian yang cukup lama sekitar 5 – 7 tahun.  

Konon kabarnya jika kita ikut Tabah dengan setoran awal  Rp 3.500.000 ke bank, kemudian kita mendaftarkan diri ke DEPAG sambil membawa bukti setoran dari Bank sebagai peserta TABAH.. Selanjutnya setelah kita resmi terdaftar di DEPAG untuk diberangkatkan ke Mekah lima tahun mendatang, maka kita akan dapat dana talangan dari bank yang langsung dibukukan atas nama DEPAG.  Berarti sampai 5 tahun mendatang sudah ada calon jemaah haji sekitar 1.000.000. ( satu juta ) orang yang sudah lunas dananya di Bank atas nama DEPAG.   

Tabah ini biasanya katanya tanpa bunga, karena bunga bank dianggap riba, jadi hukumnya haram, walaupun bunga Bank besarnya hanya 0,4 persen perbulan.  Bila kita bandingkan dengan para pedagang yang mengambil keuntungan berkisar antara 5 – 30 persen, sesungguhnya bunga bank jauh lebih kecil dari keuntungan yang diperoleh para pedagang.   Bank Syariah tidak ada bunga tapi namanya bagi hasil..  Antara bagi hasil dan bunga bank isinya tetap DUIT… gitu loh…!!!
Apakah benar setiap Bank di Indonesia tidak memperhitungkan bunga atau bagi hasil bagi nasabah TABAH…???  HHHAAARRRAAAMMM GITU LOH…!!!

Seandainya bunga bank itu ada 0,4% per bulan, dan hal ini telah berlangsung sejak puluhan tahun yang lalu, betapa besar dana yang sudah terhimpun.  Jangankan puluhan tahun, satu bulanpun heboh. Bila dana untuk naik haji, menurut ketentuan DEPAG saat itu sebesar 25 juta rupia per orang : 1000.000 x 25.000.000 x 0,4% = Rp 100.000.000.000  ( seratus milyar ), tiap bulan, bayangin…wawww…
Siapa yang berhak mencairkannya…??? Ini luarrr biasa…!!! Apakah kita tidak berpikir…??? Pake otak Bro…!!!  Apakah bunga bank itu haram ataukah hanya akal-akalan dari para oknum DEPAG RI ...???  Su’udzon ni ye…!!!  
Bunga bank kan manis, semanis Bunga Citra Letari gitu lho…!!!   
Kalo mau jadi haji kan harus ikhlas… Ikhlas apa bego… atau dibego-begoin… Masalah uang adalah urusan dunia jadi harus pake otak tau …!!!???  Almarhum Gus Dur pun konon kabarnya tidak mengharamkan bunga bank…

Kata Rosulullah : Mengenai urusan dunia engkau lebih tahu, akan tetapi mengenai urusan beribadah kepada Allah ikutilah cara-ku.
Berarti untuk urusan duniawi umat Islam masih bisa membuat hukum-hukum sekunder, istilah sekarang adalah  Amandemen Undang-Undang Dasar. 
Ayat-ayat Al Qur’an tidak boleh dirubah, harus dipertahankan sesuai aslinya, namun implementasinya atau penjabaran dan penerapan ajaran Al Qur’an bisa disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada, disesuaikan dengan perkembangan zaman. Namun masalah tata-cara beribadah, tata-cara penyembahan kepada Allah, tata cara shalat, ikutilah tata-cara yang telah dicontohkan oleh Rosulullah. 

Berarti untuk masalah perbankkan, masalah Teknologi Informatika serta masalah SDM untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi sosial ekonomi masyarakat diserahkan sepenuhnya kepada ahlinya yang lebih tahu.  Kita harus mengikuti perkembanagn zaman.   Menurut bahasa Al Qur’annya disesuaikan dengan bahasa kaumnya… GITU LOH…!!! Tapi ya terserah lo bro…!!!

Misalnya tentang masalah Undang Undang Perkawinan, apakah Al qur’an memperbolehkan perkawinan dari pasangan yang berbeda agama ??? Apakah pernikahan mereka yang berbeda agama tidak syah,  sehingga dianggap zinah ???  Terutama bagaimana status umat penganut aliran kepercayaan, walaupun mereka minoritas namun mereka tersebar diseluruh kepulauan Indonesia dari Sabang sampai Meraoke. Aliran kepercayaan dianggap bukan agama, sehingga konon kabarnya status mereka berada dibawah DEPDIKBUD bukan dibawah DEPAG.  Status perkawinan mereka tidak bisa memiliki Akte Surat Nikah dari DEPAG. 

Melalui Catatan Sipil pun agamanya harus di cantumkan sesuai agama yang diakui oleh pemerintah, sehingga anak-anak mereka sulit untuk mendapatkan Akte Kelahiran. Apakah penganut aliran kepercayaan harus dipaksakan masuk agama tertentu agar perkawinan mereka bisa melalui Catatan Sipil ??? Apakah mereka juga dianggap zinah ???  Apakah Allah pilih kasih terhadap umatNya… 

Lalu bagaimana nasib para TKW yang hamil tanpa nikah di Arab Saudi…???
Mari kita perhatikan Surat AL MAIDAH 5 : 5 dan Surat AL MU’MINUN 23 : 6 berikut ini, selanjutnya mengenai pernikahan pasangan yang berbeda agama dan masalah TKW yang hamil tanpa nikah di Arab silahkan pikirin aja sendiri …!!!???

Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik.  Makanan orang-orang yang diberi Al Kitab itu halal bagimu dan makanan kamu halal pula bagi mereka. ( Dan dihalalkan mengawini ) wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara wanita-wanita yang beriman dan wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara orang-orang yang diberi Al Kitab sebelum kamu, bila kamu telah membayar mas kawin mereka dengan maksud menikahinya, tidak dengan maksud berzina dan tidak ( pula ) menjadikannya gundik-gundik.  Barang siapa yang kafir sesudah beriman maka hapuslah amalannya dan ia di hari akhirat termasuk orang-orang yang merugi
( AL MA’IDAH 5 : 5 ).

Sungguh beruntung orang-orang yang beriman …. Yang menjaga kemaluannya kecuali terhadap istri-istri mereka atau terhadap hamba-hamba wanita yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tidak tercela
( AL MU’MINUN 23 : 6 )   

Istri-istri jelas ada suratnya..  Hamba-hamba wanitanya..???  Tanpa surat tapi pake urat bro…!!!  Maaf … punten pisan … sori menyori, ayem seuri, konon kabarnya TKW dari Indonesia di Arab Saudi banyak yang hamil di luar nikah karena ulah majikannya.   Euleuh-euleuh kalo gitu mah betul kata Kang Kabayan, di sana mah  babi haram, tapi babu harum hehehe … Kasihan nasib para pahlawan devisa tanpa pembela.  Kita hanya bisa ngusap dada.  Istigfar ...kang.  Tanggung jawab siapa ???

Apakah karena terjadinya di tanah Arab sehingga tidak dianggap zinah ...???
Apakah budaya Arab ini patut ditiru…???  Namun demikian kita harus bersyukur, karena konon kabarnya di Perumnas Cirebon ada seorang ibu yang bersedia menampung anak-anak dari TKW hasil mereka di Arab Saudi.  Untuk sementara secara fisik anak-anak tersebut mendapat perlindungan walaupun secara psikologis perkembangan mereka di masa yang akan datang kita tidak tahu… Apalagi tanpa disertai pendidikan keagamaan yang memadai, semoga nantinya tidak ada stigma psikologis pada anak-anak tersebut. 

Bukan suatu hal yang mustahil bila di Bandara kemudian terjadi juga perdagangan bayi …!!!???   Ketika TKW yang malang itu tiba di Bandara Sukarno-Hata, dari pada pulang kampung membawa aib, yah lebih baik bayinya “dititipkan” saja … kepada siapa saja yang mau…!!!???  Wajar rasa malunya mengalahkan hati nurani … beruntung dia tidak mati.   
Bila TKW ingin pulang ke Indonesia, pihak agensi di Arab Saudi tidak mau memberikan tiket pesawat yang lewat Singapore tapi harus lewat Hongkong, karena sudah ada kerja sama antara pihak agensi dengan maskapai penerbangan. Biayanya luarrr biasa…Di bandara Sukarno-Hata para TKW diperlakukan secara “khusus” melalui pintu keluar yang khusus untuk para TKW, dengan dalih untuk ketertiban, keamanan dan kenyamanan mereka.  Luarrr biasa… Dari bandara disediakan transportasi khusus yang sudah disiapkan agensi.   Inipun Luarrr biasa...  Sehingga uang yang tersisapun luarrr biasa kecilnya …

Demikianlah obrolan dari salah seorang TKW kepada teman sejawat saya Dr. SpOG yang kebetulan mereka berada dalam satu pesawat dari Hongkong.  
Hanya satu dari seribu TKW yang bernasib baik.   Pada umumnya TKW dianggap budak belian yang bisa diperlakukan semau gue, terutama di salah satu negara penghasil minyak di wilayah Arab.  Pada era Sukarno bila orang Arab melihat orang Indonesia, dia akan menyapa : Ente Indonesia, Sukarno.   Namun sekarang mereka mengatakan : Ente TKW, “Siti Khomsin”, artinya Siti Limapuluh, karena konon kabarnya bisa dibeli dengan uang 50 real… Subhanallah …

Demikian kabar burung dari salah seorang yang pernah menyelesaikan pendidikannya di sana dan sekarang dia bekerja di salah satu Yayasan Pendidikan yang cukup beken di Cirebon.  Masalah-masalah TKW seperti ini agaknya terluput dari perhatian pemerintah.   Hari ginie ngurusin TKW, banyak kerjaan tauu…  Kasih aja handpon, puas lu !!!

Mungkin benar bila ada yang mengatakan bahwa bangsa kita sedang mengalami krisis di segala bidang, termasuk krisis moral. Kepedulian sosial, hati nurani dan rasa malu sudah terkikis habis dari bangsa ini.  Semoga saja para pemimpin kita sadar bahwa harga diri bangsa ini sedang terinjak-injak… Entah kapan munculnya negarawan-negarawan yang religius di negeri ini, bukan sekedar poli - tikus…!!!

Agama juga harus pakai akal, bukan akal-akalan, sekalipun itu tercantum di dalam Al Qur’an namun TKW bukan hamba sahaya.  Kita harus memahami mana budaya Arab dan mana essensi Islam sebagai fitrah manusia.  Sekali lagi menjadi orang Islam bukan berarti harus merubah kepribadian jadi arab atau kearab-araban. 
Urusan dunia engkau lebih tahu, demikian kata Rosulullah …
Untuk urusan dunia, Al Qur’an itu ibarat beras yang bisa diolah jadi nasi kebuli bagi yang sehat atau jadi bubur ayam bagi yang sakit.  Bagi yang mau berpikir, bagi yang punya otak…tidak dogmatis…yang hanya terpaku pada teks saja…

Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum, kecuali kaum itu sendiri yang berusaha melakukan perubahan (AR RA’D 13 : 11 ) 
Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya ( YUNUS 10 : 100 )

Jadi jelas Islam itu dinamis tauuu …!!!
Ada sekitar 100 ayat di dalam Al Qur’an sebagai perintah berpikir, perintah penelitian.  Apakah engkau tidak berpikir.  Apakah engkau tidak memperhatikan.. Kemudian perintah untuk study banding : Bertanyalah kepada ahlinya..
Bukan kepada INUL yang bergoyang..  hehehe…

KATA GUS DUR :
Pengambilan hukum agama oleh Imam Syafei tidak sekedar ngunduh dari Al Qur’an dan sunah tapi juga mengacu kepada sejumlah kaidah metodologis tertentu.
Ilmu Fiqih sebagai teori hukum sebenarnya merupakan proses kreatif yang dapat mempertemukan antara kebutuhan zaman dan norma agama.  Bila ilmu Fiqih tidak dipergunakan secara kreatif maka akan berubah fungsi menjadi alat seleksi yang sangat normatif, mematikan kreativitas, mematikan semangat jiwa transformatif …
Umat Islam saat kini berpandangan sempit dan sangat ekslusif, sehingga tidak mampu mengambil bagian dalam kebangkitan peradaban pada masa perkembangan IPTEK pasca era industri… Dogmatis dan tidak kreatif karena terpaku pada hukum fiqih.  Pada akhirnya umat Islam hanya akan menjadi objek perkembangan sejarah, bukan sebagai pelaku yang bermartabat … Perlu dikembangkan agenda baru yang menampilkan universalisme dan kosmopolitanisme baru dalam ajaran Islam …
Demikian Prolog Gus Dur dalam buku Nurcholish Madjid dkk : Islam Universal… Apakah keinginan Gus Dur ini bisa terwujud… !!!???     

Pola pikir Gus Dur ini sangat bertolak belakang dengan golongan yang menghendaki Islam Azas Tunggal, dengan alasan untuk memurnikan ajaran Islam.  Dibuat aturan yang harus diikuti oleh semua umat Islam di seluruh dunia.  Bila tidak seragam seperti itu hukumnya haram… 
Masalah Islam Azas Tunggal ini sejak awal sudah ditentang oleh para sesepuh pendiri NU.  Disadari atau tidak, paham ini telah memasung pola pikir umat islam di seluruh dunia.  Suatu ambisi yang sangat egois… Tanpa kita sadari ini adalah IMPERIALISME – PENJAJAHAN GAYA BARU yang mengatas namakan agama.  
Apakah hal ini merupakan kemajuan atau kemunduran …??? 
Kita bandingkan dengan kejayaan Islam di Spanyol, di Turki,  kejayaan Islam zaman Ibn Arabi, Jalaluddin Rumi, Al Ghazali, Wali Sanga dll… Apakah mereka dogmatis…???  Ajaran Islam membaur, berasimilasi dan bersinergi dengan kultur setempat, membentuk peradaban baru, namun Ruh Islami tetap hidup di dalamnya … tidak terpasung …!!!

Semoga pemerintah mampu membuat Undang-Undang Perkawinan yang bisa mengantisipasi dan mengatasi masalah perkawinan setiap umat yang ada di Indonesia, baik untuk kelompok mayoritas maupun untuk kelompok minoritas, sehingga setiap umat merasa nyaman menjadi warga negara Indonesia …
Mari kita tunggu terobosan-terobosan dari para pakar, para imam di Indonesia… untuk membuat aturan main yang mendasar dan menyeluruh.  
Seandainya Gus Dur masih hidup, mungkin beliau akan berkata :
  • Madzhab ala Indonesia…Fiqih ala Indonesia…Siapa takut…!!!
  • Gitu aja kok repot … WELCOME aja lagi…!!!